Marketing – Indonesia adalah salah satu negara maritim yang hampir dua per tiga luasnya merupakan wilayah lautan. Maka sudah selayaknya, para petani garam bisa menjadi raja di negerinya sendiri. Untuk itu, Kementerian Koordinator Perekonomian Republik Indonesia pun melakukan terobosan baru agar petani garam mudah mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari bank-bank BUMN.
Acara simbolis sebagai tanda diluncurkannya Program Penyaluran KUR Garam Rakyat Perdana dilaksanakan di Lapangan Bunder, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, pada 13 April 2019. Acara ini dihadiri Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur; dan Baddrut Tamam, Bupati Pamekasan. Hadir pula Anggoro Eko Cahyo, Direktur Keuangan BNI, sebagai tuan rumah; perwakilan bank-bank Himbara, serta ratusan petani garam dari Pamekasan dan sekitarnya.
Aktivitas tersebut digelar dengan semangat memotivasi para petani garam agar tidak khawatir untuk terus mengelola dan mengembangkan tambak garamnya. Mereka tidak perlu takut akan kekurangan sumber pembiayaan untuk memperkuat pengelolaan tambaknya karena BNI dan perbankan nasional lain telah siap menyalurkan KUR dengan mekanisme yang lebih memudahkan para petani.
Menurut Darmin, kemudahan tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian No.8 tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat. Dalam praktiknya, kebijakan tersebut lebih memerhatikan kebutuhan pembiayaan untuk peternak, nelayan, dan petani garam, sehingga akses pendanaan jauh lebih mudah dan tepat sasaran. Dia menambahkan bahwa Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama Himbara melakukan gerakan ini sebagai salah satu bentuk sinergi dalam mengembangkan usaha garam rakyat. Petani garam layak menerima KUR sepanjang tergolong sebagai usaha kecil.
“Kini petani garam pun layak mendapatkan KUR model terbaru ini, yaitu KUR dengan bunga 7%,” ujarnya. Darmin lalu mengatakan bahwa bersama bank-bank Himbara, pemerintah juga mendorong adanya pendampingan budidaya serta peningkatan hasil produksi dengan dukungan KUR serta percepatan program berupa corporate social responsibility (CSR).
Khofifah Indar Parawansa menuturkan, ada 13 kabupaten dan kota di Jawa Timur yang punya lahan garam. Himbara diharapkan mengikutsertakan perguruan tinggi dalam menciptakan kebangkitan kembali intan dari laut (garam) di Jawa Timur. KUR dari Himbara diharapkan dapat menjadi pintu masuk kebangkitan garam Madura dan Jawa Timur.
Anggoro Eko Cahyo menuturkan, potensi KUR sektor garam sangat besar. Dengan adanya Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian No.8 Tahun 2018 diharapkan penyaluran KUR di sektor garam tidak hanya dijalankan di enam titik pada kegiatan ini saja, namun berlanjut dan ekspansif agar program pemerintah tersebut dapat bermanfaat bagi usaha kecil.
Portofolio penyaluran KUR Himbara di Sektor Garam hingga 11 April 2019 mencapai Rp68,6 miliar dengan total 2.358 debitur sektor garam. Portofolio penyaluran KUR garam BNI sendiri mencapai Rp25,73 miliar dengan total 742 debitur. Pada acara ini, BNI memberikan bantuan CSR berupa bantuan stimulant lahan tambak, kincir angin garam, dan rehabilitasi gudang garam rakyat kepada kelompok usaha garam rakyat di Kabupaten Pamekasan.