Laporan dari Indonesia Banking Expo 2015 : Digital Banking Sudah Jadi Tuntutan

Suasana IBEX di Jakarta Convention Center (foto: Tony Burhanudin)
Suasana IBEX di Jakarta Convention Center
(foto: Tony Burhanudin)

Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Sigit Pramono ketika membuka “Indonesia Banking Expo” (IBEX) mengatakan, saat ini penetrasi perbankan baru mencapai 54 persen di masyarakat Indonesia. Ini menjadi tantangan bagi industri perbankan di Indonesia untuk meningkatkan penetrasinya.

Ada satu strategi yang bisa diambil perbankan untuk meningkatkan penetrasinya yakni dengan menerapkan digital banking. Kelebihan digital banking bisa mengurangi biaya operasional bank dan meningkatkan kenyamanan nasabah. Dengan digital banking perbankan tidak perlu membuka kantor cabang sampai ke pelosok, karena bisa memanfaatkan infrastuktur yang sudah ada seperti ponsel dan perangkat berbasis internet. Digital banking sendiri menjadi tema utama IBEX tahun ini.

Dalam seminar “The New Wave of Banking Phenomenon” Pungky Wibowo, Director Financial Acces and SME Development Bank Indonesia mengatakan, digital banking sudah menjadi tuntutan zaman. Faktor pendorong digital banking antara lain tingginya penetrasi ponsel cerdas, perubahan perilaku masyarakat, dan kebutuhanlayanan pembayaran yang beraneka ragam. Di sisi lain, dengan mengadopsi digital banking, industri perbankan bisa menjadi lebih efisien.

Dalam paparannya dia mengatakan, dibandingkan kantor cabang fisik, ATM, call center, dan internet, digital banking melalui perangkat mobile phone menghasilkan value paling tinggi namun berbiaya paling rendah.

Menurut dia, infrastruktur di Indonesia sudah memadai untuk menggelar digital banking, namun mesti diselaraskan dengan manajemen risiko. “Permasalahannya adalah bagaimana kita menciptakan ekosistem digital banking di Indonesia,” tuturnya. Namun dia mengakui saat ini baru-baru bank besar yang bisa mengikuti aturan BI terkait penerapakan digital banking.

Di sisi lain Aditya Gupta, Vice Presiden & Head, E-Business Singapore, OCBC Bank mengatakan, digital banking sudah menjadi kewajiban bukan lagi pilihan. “Prinsip digital banking adalah mobilitas, sederhana, relevan dan bersifat personal, dan agility (cekatan),” katanya.

Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA yang dijumpai usai seminar mengatakan, digital banking membutuhkan investasi yang besar dan critical mass nya harus tercapai yang ditandai dengan volume transaksi yang tinggi. Ini tentunya menjadi tantangan bagi bank kecil yang ingin mengadopsi digital banking. “Kalau transaksinya sedikit tidak akan sebanding dengan investasi yang dikeluarkan,” tutur Jahja.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.