Kutipan yang dibuat dalam siaran pers seolah menjadi perkataan dari petinggi perusahaan, entah itu direktur atau manager, tapi sebenarnya pentingkah itu?
Tanpa kutipan, rilis kita masih akan dapat tersebar. Jika isinya memang menarik, rilis juga masih bisa di-publish media dengan atau tanpa adanya tanda kutip (“). Kita tidak perlu membahas apakah kutipan pada siaran pers penting, pahami saja fungsi dari kutipan.
- Membedakan opini dan fakta
Tulisan pada siaran pers biasanya menampilkan beberapa fakta mengenai perusahaan atau apapun yang Anda ingin sebarkan. Di sisi lain, ada pula opini untuk membedakannya, dan biasanya berada dalam tanda kutip.
- Memperkuat cerita
Monoton rasanya jika di dalam siaran pers tidak ada kutipan dari perwakilan perusahaan. Pernyataan dalam kutipan di siaran pers inilah yang nantinya berfungsi untuk memperkuat cerita jurnalis.
- Kutipan terbaik datang dari orang luar
Meski kebanyakan kutipan digunakan untuk meletakkan kata-kata dewan direksi, namun ternyata kutipan terbaik justru datang dari luar perusahaan, misalnya pelanggan. Ya, mereka akan menguatkan pernyataan di rilis, sementara orang dalam, jelas akan pro pada perusahaan.
- Memberikan sudut pandang yang berbeda
Karena bersifat opini, sudut pandang yang dibuat dalam kutipan harus berbeda. Ini dilakukan untuk memperkuat cerita pada siaran pers Anda. Tidak hanya sudut pandang, tapi juga nada serta bahasa yang juga berbeda.
- Kutipan lemah tidak perlu ada di rilis
Sama halnya dengan isi rilis, jika lemah dan tidak mendukung isi siaran pers, kenapa masih harus ditampilkan. Jadi kuncinya, kutipan digunakan untuk menambahkan sesuatu yang belum ada/diutarakan.
Tidak hanya kutipan pada siaran pers, kelima hal di atas juga bisa digunakan pada saat wartawan mengajukan pertanyaan kepada Anda sewaktu launching produk, promo, atau gathering.
Ada hal lain yang harus Anda perhatikan jika ingin memberikan opini saat proses wawancara, yaitu jangan menjabarkan masalah terlalu rinci, tapi berikan satu-dua kalimat pendek yang bisa menjawab dengan tegas pertanyaan tersebut.
Sumber: PR Daily | Foto: Blogspot