

Studi SiteMinder Ungkap Hotel di Indonesia Masih Lambat Menyesuaikan Harga dan Permintaan Pasar
Marketing.co.id – Berita Digital | Hampir setengah hotelier di Indonesia (47%) mengaku kehilangan peluang pendapatan setidaknya sekali setiap minggu karena kurang cepat merespons perubahan pasar. Fakta ini terungkap dalam riset terbaru SiteMinder yang menyoroti urgensi transformasi digital dalam industri perhotelan nasional.
Survei yang dilakukan pada Agustus 2025 terhadap 700 hotelier di berbaai negara—termasuk 59 dari Indonesia—menunjukkan bahwa 92% responden di Tanah Air menganggap kecepatan merespons pasar (speed-to-market) semakin penting dalam satu tahun terakhir. Namun, hanya sebagian kecil hotel yang mampu bergerak cepat. Sebanyak 46% hotelier Indonesia masih memperbarui tarif kamar sebulan sekali atau lebih jarang, sementara 42% lainnya baru menyesuaikan harga seminggu sekali, padahal kondisi pasar dapat berubah berkali-kali dalam sehari.
Peluang Hilang di Tengah Lonjakan Permintaan
Temuan ini mengindikasikan adanya kesenjangan antara potensi pasar dan kemampuan operasional hotel dalam menyesuaikan strategi harga. Padahal, momentum ekonomi dari berbagai event nasional dan internasional tengah membuka peluang besar.
SiteMinder mencatat, selama ajang Pertamina Grand Prix of Indonesia di Mandalika, Lombok, dan Bali Selatan pada Oktober 2025, tarif kamar rata-rata naik hingga 19% year-on-year, dengan harga harian rata-rata mencapai Rp3,01 juta dan total pemesanan meningkat hampir 10%. “Hotel yang mampu bereaksi cepat terhadap lonjakan permintaan event semacam ini jelas lebih diuntungkan,” tulis laporan SiteMinder.
Ketergantungan pada Proses Manual
Sebagian besar hotel di Indonesia masih mengandalkan sistem manual yang membuat pengambilan keputusan lambat dan tidak akurat. Dalam banyak kasus, perubahan harga atau inventori masih dilakukan secara manual melalui lembar kerja atau input individual di kanal distribusi yang memakan waktu dan meningkatkan risiko kehilangan peluang pendapatan.
“Banyak hotel di Indonesia belum memiliki tim khusus manajemen pendapatan, sementara dinamika pasar semakin kompleks—mulai dari event olahraga besar hingga perubahan cepat dalam pola perjalanan wisatawan,” jelas Bradley Haines, Market Vice President untuk Asia Pasifik di SiteMinder.
Teknologi Baru untuk Respons Lebih Cepat
Menjawab tantangan tersebut, SiteMinder meluncurkan Dynamic Revenue Plus, solusi manajemen pendapatan berbasis mobile yang dikembangkan bersama IDeaS, perusahaan global di bidang revenue management. Solusi ini memungkinkan hotel mengakses intelijen pasar real-time, serta menyesuaikan harga, inventori, dan strategi distribusi secara langsung melalui rekomendasi berbasis AI.
Platform ini menggabungkan data pergerakan kompetitor, tren permintaan, serta kalender event lokal untuk memberikan rekomendasi harga harian yang bisa langsung diimplementasikan. Pendekatan ini diharapkan dapat membantu hotelier Indonesia beralih dari sistem manual ke model operasional dinamis yang lebih adaptif terhadap perubahan pasar.
“Dynamic Revenue Plus mendorong hotel di Indonesia untuk bertransformasi dari praktik manual menuju sistem mobile-first yang cepat dan berbasis data. Baik hotel butik di Ubud maupun resor di Lombok kini bisa memiliki kecepatan setara dengan pasar,” tambah Haines.
Pasar dengan Adopsi Teknologi Tinggi
Menariknya, minat hotelier Indonesia terhadap teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) ternyata jauh di atas rata-rata global. SiteMinder mencatat, 68% hotelier Indonesia secara aktif mencari solusi berbasis AI, sementara 25% lainnya terbuka terhadap rekomendasi berbasis AI—angka yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata global sebesar 49%.
Dynamic Revenue Plus didukung oleh SiteMinder iQ, mesin AI milik perusahaan yang memproses lebih dari 130 juta reservasi hotel setiap tahun. Dengan memanfaatkan data dalam jumlah besar, platform ini mampu menghasilkan insight yang dapat ditindaklanjuti, membantu hotel mengambil keputusan lebih cerdas di seluruh aspek manajemen pendapatan.
Riset SiteMinder menjadi pengingat bahwa dalam industri perhotelan yang semakin kompetitif, kecepatan kini menjadi kunci utama keberhasilan. Ketika pasar bergerak dalam hitungan jam, ketidakmampuan merespons cepat bukan lagi sekadar kelemahan operasional—tetapi risiko bisnis yang nyata.
Dengan meningkatnya adopsi teknologi dan solusi berbasis AI, masa depan industri perhotelan Indonesia tampak bergeser menuju model yang lebih cerdas, dinamis, dan tanggap pasar. Namun, seperti ditegaskan SiteMinder, transformasi hanya akan terjadi bila para pelaku industri siap melepaskan ketergantungan pada cara lama dan berani melangkah ke era otomatisasi penuh.

