Marketing.co.id – Bagi cosplayer, kostum merupakan hal penting. Kesulitan dalam pembuatan, nyatanya menjadi peluang bisnis bagi Adi Sulistyo. Bergelut sejak tahun 2011, Deimaru Shop pun menjadi pembuat kostum cosplay yang patut diperhitungkan.
Berbicara mengenai cosplay memang sudah ramai diperbincangkan di Indonesia sejak beberapa tahun belakangan. Kehadiran cosplayer pun tak hanya di suatu event khusus bertemakan Jepang, tapi juga merambah ke berbagai acara pameran lain, seperti toys fair misalnya. Bagi cosplayer, kostum menjadi kunci penting dalam menarik perhatian pengunjung. Tak hanya menyalurkan hobi dan minat terhadap cosplay tertentu, mereka juga konsisten terhadap tampilan dan detail kostum secara keseluruhan.
Peluang inilah yang dilirik Adi Sulistyo, Owner Deimaru Shop, yang tertarik menggeluti bisnis pembuatan kostum cosplay sejak tahun 2011. Pria berkacamata ini membuka bisnis pembuatan kostum di bilangan Pondok Ungu Permai, Bekasi Utara, yang dikelola secara online. “Sebelum membuka bisnis ini, awalnya saya pun cosplayer. Saya kerap mendesain dan membuat kostum cosplay sendiri. Beberapa teman pun tertarik dan minta dibuatkan, dari itu saya pun menerima beberapa tawaran membuat kostum cosplay,” kata Adi.
Ya, sejak dulu Adi memang menyukai komik dan animasi Jepang. Tak ayal, kegemaran ini menjadikannya serius menekuni bisnis pembuatan kostum. Meski terbilang sulit dan banyak tantangan, nyatanya dia tak pernah patah arang dalam memajukan Deimaru—brand yang diusungnya. Melalui strategi penjualan online, Deimaru berhasil memasarkan kostum hingga ke luar kota bahkan mancanegara.
Dalam sebulan, Adi mengungkapkan, ada sekitar 50 order yang masuk untuk pembuatan kostum cosplay. Maka dapat dibayangkan kisaran omzet yang didapat jika rata-rata kostum bernilai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. “Biasanya, sistem order dilakukan melalui diskusi dengan konsumen setelah desain ada. Kami pun akan melihat jenis bahan, tingkat kesulitan pembuatan, dan hal teknis lainnya,” jelas dia.
Dalam membuat kostum, Adi selalu berpegang teguh pada kualitas bahan dan hasil akhir yang akan dikirim ke konsumen. Intinya, semakin langka bahan baku dan rumit pengerjaannya, maka harga yang dibanderol pun akan tinggi. Tapi, sejauh ini dia mengklaim harga yang ditawarkan terbilang kompetitif dan terjangkau.
Ketika disinggung mengenai tantangan yang dihadapi, dia mengatakan hal paling menarik adalah ketika menuangkan satu karakter anime ke dalam desain baju dan membuatnya nyaman dipakai. Belum lagi, desain dan aksesori pun menjadi poin penting bagi cosplayer. Untuk itu butuh kejelian dalam proses pengaplikasiannya. Tak hanya itu, tantangan dalam pengiriman produk juga menjadi prioritasnya. “Beberapa kostum cosplay memang membutuhkan kemasan khusus dalam pengiriman. Sebisa mungkin kami meminimalisir terjadinya kerusakan selama proses pengiriman,” kata dia.
Mengenai prospek bisnis pembuatan kostum cosplay, Adi menegaskan bahwa bisnis ini memiliki peluang bagus dari tahun ke tahun. Faktor pendorongnya antara lain maraknya komunitas-komunitas cosplay di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, meski hanya hobi, nyatanya para cosplayer terbilang konsisten menekuni hobi tersebut. Fenomena ini pun secara tidak langsung berdampak pada perkembangan bisnis pembuatan kostum cosplay maupun aksesori di dalamnya.
“Dampak lainnya adalah beberapa pemain yang terjun ke bisnis pembuatan kostum cosplay semakin banyak. Namun, cakupan bisnis masih bersifat skala kecil dan menengah. Bisa dikatakan hanya ada beberapa pemain besar, dan itu pun belum skala perusahaan. Saya sendiri berharap bisa terus membesarkan Deimaru,” ujar Adi.
Untuk itu strategi bermain di ranah online pun menjadi keahlian Deimaru dalam memasarkan kostum cosplay. Melalui toko online dengan alamat www.deimarushop.com tak terbatas konsumen datang dari mana dan kapan saja. Peluang pemasaran terbuka lebar dan menjanjikan. “Memang toko fisik perlu untuk memberikan kepercayaan kepada konsumen bahwa Deimaru memang ada. Tapi untuk ekspansi membuka toko ke beberapa wilayah, masih dalam rencana,” ungkap dia.
Meski bermunculan pemain baru, Adi tak khawatir terjadi persaingan bisnis. Dilihat dari sisi positif, maraknya bisnis pembuatan kostum menjadikan porsi “kue” semakin besar. Konsumen pun semakin aware terhadap kostum-kostum anime dan berpotensi memakai beberapa desain sederhana dalam keseharian, misal jaket.
Fisamawati
MM092016/W