Di usianya yang genap 50 tahun, Jakarta Fair Kemayoran terus berkembang hingga menjadi salah satu pameran modern terbesar dan terlama se-Asia Tenggara. Meski begitu, Jakarta Fair tidak lupa untuk tetap mempertahankan nilai-nilai budaya, dalam hal ini khususnya kebudayaan Betawi. Sebab sejak pertama kali digelar, Jakarta Fair merupakan salah satu bentuk perayaan Hari Ulang Tahun DKI Jakarta.  Tahun ini Jakarta Fair berlangsung selama 39 hari mulai 8 Juni hingga 16 Juli mendatang.
Untuk itu sejak 2014, event ini membuka satu spot bernama Kampung Betawi. Sejak tahun itu pula diadakanlah satu lomba ikonik yaitu Abang None Cilik. Di tahun yang keempat ini, Abang None Cilik akan diselenggarakan pada 7-8 Juli mendatang di panggung Kampung Betawi belakang Hall D JIExpo Kemayoran. Pendaftarannya sendiri sudah dibuka sejak Jakarta Fair dimulai hingga H-3 acara berlangsung.
Ada tiga kategori usia yang dilombakan, yaitu rentang usia 4-6 tahun, 6-9 tahun, dan 9-12 tahun. Salah satu aspek yang menjadi penilaian adalah dalam hal busana, di mana para peserta harus tetap menggunakan busana layaknya Abang None dewasa. Selain itu juga akan dinilai mengenai keberanian dan kreativitas peserta, misalnya menampilkan bakat menyanyi lagu-lagu khas Betawi, tarian Betawi, atau unjuk kebolehan lain seperti seni bela diri atau mengaji.
Juri yang akan menilai juga tidak sembarangan. Mereka adalah Yoyo Muchtar yang merupakan budayawan Betawi dan dosen Universitas Negeri Jakarta, Tuti Tarwiyah yang juga pemerhati budaya Betawi. Selain itu, diundang pula praktisi untuk menilai kreativitas peserta, seperti dari kalangan guru sanggar tari, deikian menurut keterangan pers-nya.
Nantinya di masing-masing kategori akan dipilih pemenang juara I, juara II, juara III, juara harapan I, dan juara harapan II. Sebagai bonus, akan dipilih juga peserta favorit. Hadiah yang diterima berupa uang pembinaan dengan total puluhan juta rupiah serta hadiah hiburan menarik lainnya.
Kampung Betawi sebelumnya juga dikenal menyediakan berbagai kuliner khas seperti kerak telor, toge goring, es putu mayang, dan dodol betawi. Namun tak hanya itu, terdapat pula hidangan lain yang tak kalah menggiurkan seperti ayam bakar, bebek bakar, nasi goreng, dan lain-lain.
Koordinator Kampung Betawi, Nurhasan berharap bergulirnya lomba Abang None Cilik ini dapat turut membantu mempertahankan eksistensi budaya Betawi dimulai sejak kecil. Sebab kini tantangan untuk menjaga tradisi dan budaya daerah seolah lebih berat karena terpaan budaya asing. (*)