Komitmen pada Proses

PEMBERDAYAAN itulah ”kata kunci” di setiap perusahaan yang ingin meningkatkan produktivitasnya. Namun pemberdayaan membutuhkan suatu rencana, ketelitian, kesabaran, kepercayaan yang tinggi, dan waktu yang cukup. Dengan kata lain, keberhasilan dari sasaran yang ingin dicapai melalui pemberdayaan adalah sebuah proses yang  tidak dapat diperoleh dalam tempo semalam.

7 Prinsip Pemberdayaan

Dalam menggapai mimpi menjadi kenyataan, maka semua bagian dan individu  di setiap fungsi organisasi profesi, bisnis, keagamaan, kesehatan,  pendidikan maupun sosial pada dasarnya harus membuat daftar panjang  mata rantai komitmen. Dan untuk menerjemahkan itu semua diperlukan  sistem serta investasi yang berorientasi pada pendekatan logis optimis dan  pasti! Jadi, menjalankan organisasi tidaklah bisa hanya berlindung di balik kebaikan pimpinan atau karena kelemahan tidak adanya sistem, apalagi karena alasan tertentu sering terdengar statement klasik yang kurang bertanggung jawab: ”Ini kan kerjaan sosial, jadi jangan pakai aturan macam-macamlah.”

Jadi, kalau saat ini masih saja ada pribadi-pribadi seperti itu, rasanya keterpurukan dan kemunduran sudah pasti di ambang neraka suatu organisasi. Nah, agar “pintu  neraka” organisasi penjualan tidak sampai terbuka, maka diperlukan 7 (tujuh) komitmen bagi organisasi penjualan yang solid.

1. Fungsikan  dan  Berdayakan

Sebelum pemberdayaan dilaksanakan, waspadalah! Apakah kompetensi  yang dimiliki sudah sepadan dengan tuntutan tugas? Jika tidak, tentunya diperlukan persiapan awal yang matang dengan memberikan pelatihan yang tepat sasaran, diberikan oleh pelatih yang kompeten, dan juga bagi para karyawan yang mempunyai harapan akan menjadi lebih baik.

2. Waktu  yang  Memadai.

Kelangsungan organisasi disebabkan oleh proses, sehingga setiap unsur yang ada di dalam organisasi— beserta setiap fungsinya—merupakan  keterkaitan satu sama lain dan membutuhkan waktu pengenalan, penerimaan, pemahaman, pendalaman hingga penguasaan. Maka untuk mencapai penguasaan tersebut, diperlukan waktu yang cukup agar kesenjangan tadi dapat teratasi.

3. Perlunya  Kewenangan  yang  Cukup.

Organisasi yang baik adalah mengetahui batas-batas yang boleh dilakukan oleh setiap pemegang jabatan dan tanpa perlu minta persetujuan atasan—ada pula dalam hal-hal tertentu perlu mendapat persetujuan dari atasan. Hal ini berguna bukan hanya sebagai batasan pengendalian, namun makna yang lebih jauh adalah agar unsur yang ada di dalam organisasi tersebut (baik atasan maupun pihak terkait) menjadi peduli dan tahu tentang aktivitas operasional.

4. Berorientasi  pada  Sasaran  Utama: Pelanggan

Organisasi memerlukan paramater kinerja komprehensif dan dengan visi dan misi yang sama, yaitu ”pelanggan”.  Dengan demikian, setiap pemegang jabatan perlu merencanakan, bernegosiasi, memecahkan masalah dan—kebutuhan yang hakiki—dapat mengaktualisasikan kemampuan yang dimiliki dalam pekerjaan, serta melibatkan setiap jajaran penjual untuk menentukan  sasaran tersebut dengan penuh optimisme.

5. Jadilah  Manajer Penjualan  yang  Open Mind

Karena menjadi pimpinan adalah suatu seni, diperlukan  pendistribusian wewenang yang dimilikinya kepada para jajaran penjual di garda terdepan. Sadarilah juga bahwa peran jajaran garda depan merupakan sesuatu yang vital dan mempunyai nilai lebih.

6. Berpikir  Out  of  The  Box

Inovasi bisa dilaksanakan, kalau saja setiap pimpinan yang ada selalu memberi panutan di dalam mencari solusi terbaik dengan berpikir kreatif—BUKAN berpikir logis. Untuk menjawab hal tersebut, pola berpikir out of the box merupakan jamu mujarab yang perlu kita  konsumsi setiap saat dalam menghadapi setiap masalah. Biarkan setiap individu mencari solusi masing-masing selama tidak keluar dari pakem  utamanya, yaitu pelanggan.

7. Roh  Budaya  Menjual  dan  Melayani.

Keenam hal di atas perlu diikat dengan budaya perusahaan yang kuat serta pentingnya penjualan dan pelayanan yang berlandaskan stabilitas perusahaan. Dengan begitu, pemberdayaan dapat terwujud dan membuat organisasi penjualan menjadi solid seperti yang dicita-citakan. (www.marketing.co.id)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.