Marketing.co.id – Berita Digital | Dalam rangka kampanye Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan kegiatan Festival Literasi Digital di Parking Lot Mall Phinisi Point, Makassar. Dalam rangkaian acara ini terdapat aktivitas bersama komunitas, music performance, dan talk show ini mengusung tema ”Melek Literasi Digital: Menjadi Viral Tanpa Hilang Moral” dan dihadiri kurang lebih 30.000 peserta luring.
Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan, bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3,49 dari 5,00. Dalam merespon hal tersebut, Kemenkominfo membuat program literasi digital yang berisi berbagai kegiatan edukatif baik secara daring maupun luring dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Dalam talk show ”Melek Literasi Digital: Menjadi Viral Tanpa Hilang Moral” para narasumber mengajak masyarakat Makassar untuk melek literasi digital agar mampu memanfaatkan teknologi dan media sosial sebaik-baiknya serta tidak hanya asal mengejar bisa viral.
Menurut Rizki Ameliah, perlu mengingat bahwa menjadi viral tidak semuanya mengenai hal positif saja. Salah satu langkah paling nyata dalam mengedukasi masyarakat terkait viral disertai moral yaitu dengan mengadakan talkshow selama 30-60 menit, metode ini dinilai sangat mampu memberikan pemahaman yang baik kepada audiens. Bisa saja dari sekian banyak audiens yang hadir saat talkshow nantinya akan menjadi influencer yang dapat membuat konten-konten positif.
“Moral bisa disamakan dengan etika, ketika memasuki rumah orang lain maka sebaiknya memberi salam ataupun permisi. Sama halnya dengan membuat konten ataupun masuk ke konten orang lain, sebaiknya tidak langsung berkomentar negatif atau semacamnya. Maka dari itu, etika yang ditanam di dunia nyata seharusnya juga diterapkan di dalam dunia maya,” tambahnya.
Di kesempatan yang sama, Ketua PMI Kota Makassar, Syamsu Rizal mengajak masyarakat menanamkan budaya Makassar pada literasi digital yaitu Sipakatau, Sipakainge’ dan Sipakalebbi. Sipakatau yang berarti saling memanusiakan dalam kondisi apapun, sipakainge’ yang berarti saling mengingatkan dan sipakalebbi yang artinya saling menghargai satu sama lain.
Sebagai content creator, Podkesmas (Omesh, Angga Nggok, Surya Insomnia, dan Imam Darto) memberikan tips dan trik membuat konten yang menghibur tanpa menghilangkan moral. “Dibalik konten yang menghibur, Podkesmas selalu menyelipkan pesan moral yang ingin selalu disampaikan kepada pendengarnya. Konten yang menghibur tetap harus mempunyai border atau batasan, bukan hanya berisi candaan yang tidak mempunyai edukasi. Seringkali ditemui beberapa orang yang membuat konten diluar nalar yang hanya mengincar viral saja tanpa mementingkan pesan positifnya.” jelas Angga Nggok.
“Lebih baik membuat konten yang original dan mempunyai branding tersendiri atau be your self,” tambah Imam Darto.
Kepala Dinas Kominfo Kota Makassar, Mahyuddin, menyampaikan bahwa dunia digital merupakan dunia yang faktanya ada. “Mulutmu, Harimaumu” adalah peribahasa yang sesuai untuk menggambarkan situasi di media sosial. Konten yang dibuat bisa menjadi teman atau bahkan harimau yang dapat menerkam diri kita sendiri, sehingga harus bijak dalam membuat konten.
Selain talk show, kegiatan ini juga diisi dengan aktivitas bersama komunitas, yaitu lomba motor lambat, live mural bersama Ritus street, workshop penulisan bersama Blogger Makassar, dan live sketching bersama Indonesia’s Sketcher Makassar. Ada pula hiburan yang diisi oleh artis lokal dan nasional yaitu Armada band (Band Nasional), Stars and Rabbit (Band Nasional), Adhitia Sofyan (Penyanyi Nasional), Indra Frimawan (Komika), dan Kapal Udara (Band Lokal).