Kombinasikan Curcuma & Piperin, SOHO Luncurkan Curcuma Force

Marketing.co.id – Berita Consumer Goods I Berkomitmen untuk mengembangkan terapi alami/herbal untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, SOHO Global Health kembali meluncurkan inovasi produk Curcuma Force. Selain inovasi pertama di Indonesia, Curcuma Force ini merupakan upgraded formula dari Curcuma FCT. Yakni mengkombinasikan sinergis Ekstrak Curcumae xanthorrhizae Rhizoma dan piperin dengan bioavailabilitas yang lebih tinggi sehingga menghasilkan efek yang lebih maksimal.

Curcuma Force

VP Researceh and Development SOHO Global Health DR. Raphael Aswin Susilowidodo, M.Si mengatakan, “Kandungan utama Curcuma Force yakni ekstrak curcuma xanthorrhiza atau biasa disebut temulawak untuk membantu memperbaiki nafsu makan dan membantu memelihara kesehatan fungsi hati, serta ekstrak piperine untuk membantu meningkatkan bioavailabilitas cucurminoid.”

Baca juga: Curcuma Plus Temani Anak Tumbuh Hebat Dan Jaga Daya Tahan Tubuh

Dalam peluncuran yang dilakukan secara daring ini, dia melanjutkan, bahwa Curcuma Force sendiri menargetkan segmen market pasien dengan gangguan hati, gangguan saluran pencernaan, dan untuk menjaga daya tahan tubuh sehari-hari. Dimana dalam satu tablet Curcuma Force mengandung ekstrak curcuma xanthorrhiza 20mg setara dengan 7500 mg temulawak segar dan 2,5 mg piperin.

“Kami berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan menghadirkan produk herbal dengan efek samping yang lebih rendah dilengkapi dengan studi klinis dan bukti-bukti pendukung yang kuat. Perkebunan Curcuma dan fasilitas penelitian kami – SOHO Center of Excellence in Herbal Research (SCEHR) menunjukkan komitmen kami untuk fokus pada penelitian dan budidaya herbal untuk menghasilkan nilai tambah bagi pelanggan dan masyarakat,” papar dia.

Aswin menambahkan, Curcuma Force menggunakan bahan baku curcuma organik, yang dihasilkan dari perkebunan SOHO yang memiliki kualitas yang terbaik. Dimana bibit yang digunakan merupakan varietas unggul yang memiliki kandungan bahan aktif terbaik, tersertifikasi organik dan juga terkontrol kualitasnya karena diproses dengan konsep seed to patient.

Selain strategi inovasi produk curcuma, Aswin menambahkan, dalam memasarkan Curcuma Force, dia menegaskan akan menerapkan strategi kolaborasi ABGC, yakni dengan menggandeng berbagai pihak mulai dari academia, business, goverment, dan community. Tak hanya itu, untuk memperluas jangkauan pemasaran, Curcuma Force akan merambah jaringan rumah sakit, apotek, hingga farmasi di seluruh Indonesia – bahkan tak menutup kemungkinan menggandeng digital health platform.

Baca juga: Pentingnya Tingkatkan Daya Tahan Tubuh di Masa New Normal

Tentunya, inovasi yang diluncurkan SOHO pun tak lepas dari latar belakang adanya laporan hasil riset kesehatan dasa (Riskesdas) menyebutkan prevalensi hepatitis berdasarkan riwayat diagnosis dokter menurut provinsi tahun 2018 total 1.017.290 orang terdiagnosa hepatitis per tahun, jika dipersentasekan sebanyak 0,39% populasi masyarakat Indonesia.

Sementara Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Mei 2018, menyebutkan, hepatitis merupakan penyumbang terbesar yang menyebabkan 1,34 juta kematian di tahun 2015. Jumlah yang melebihi kasus human immunodeficiency virus (HIV) dan hampir menyamakan kasus tuberkulosis (TBC). Asia Pasific merupakan wilayah memiliki pangsa virus hepatitis B  (HBV) dan virus hepatitis C (HCV) terbesar di dunia. Sebanyak 74 persen dari global kematian akibat kanker hati terjadi di Asia, termasuk Indonesia.

Dokter spesialis penyakit dalam Prof. Dr. dr  I Dewa Nyoman Wibawa, Sp.PD – KGEH mengatakan penderita hepatitis akan mengalami perjalanan dari hati sehat, hepatitis akut, hepatitis kronik, kemudian sirosis hati dengan progres sekitar 1/3 penderita hepatitis akan mengalami sirosis. Dari sirosis 10-15 persen akan menjadi kanker, 23 persen dalam 5 tahun pengidap sirosis akan mengalami gagal hati yang berujung pada kematian.

Untuk itu, upaya pencegahan perlu dilakukan agar hati tetap sehat.Temulawak adalah salah tanaman asli Indonesia dengan nama latin Curcuma Xanthorrhiza. Tanaman herbal ini mengandung zat aktif berupa curcumin, yaitu senyawa berwarna kuning yang terkandung dalam temulawak dan kunyit yang sudah dipercaya oleh masyarakat Indonesia akan manfaatnya.

Ditambahkan DR (Cand) dr Inggrid Tania, M.Si,  Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) mengatakan, aktivitas  curcumin  bersifat antioksidan, anti peradangan, imunomodulator atau meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara meregulasi respon imun. Kemudian khasiat terkenal lainnya juga bersifat hepatoprotektor atau melindungi fungsi hati, melalui mekanisme kerjanya sebagai antioksidan yang dapat menangkal proses oksidasi oleh radikal bebas.

Hal senada juga diungkapkan Prof Wibawa, karena memiliki efek antiinflamasi dan antioksidan, kombinasi curcumin dan piperin bisa digunakan sebagai preventif (pencegahan) yang dapat dikonsumsi oleh pasien dengan risiko penyakit hati seperti pasien diabetes mellitus tipe 2 dan pasien dengan riwayat hepatitis agar kesehatan hatinya tetap terjaga.

“Untuk preventif (pencegahan) boleh saja digunakan, jadi tidak perlu menunggu terjadi inflamasi hati, terutama pada pasien dengan risiko gangguan hati seperti pasien dengan riwayat hepatitis, diabetes mellitus tipe 2, atau pasien dengan kolesterol tinggi, karena konsumsi curcumin bisa menjaga fungsi hati. Begitupun dengan pasien yang sudah mengalami gangguan hati seperti inflamasi, fatty liver ataupun fibrosis. Perlu konsumsi hepatoprotektor agar memperbaiki fungsi hati dan melindungi sel hati yang masih sehat agar tidak rusak,” jelas Prof. Wibawa.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing dan Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.