Kolaborasikan Sekolah dan Toko Alat Musik

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

shutterstock_59277883Bagi Nuansa Musik, diferensiasi bukanlah memberikan sesuatu yang lebih baik, tetapi menyajikan sesuatu yang memang berbeda. Implementasi yang dilakukan adalah menggabungkan sekolah musik dan toko alat musik agar berbeda dengan ritel lainnya.

Sektor ritel adalah salah satu segmen dengan tingkat pertumbuhan paling cepat di banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. Beragam jenis bisnis ritel tumbuh di negeri ini, mulai dari makanan, fashion, elektronik, hingga alat musik.

Kendati pasarnya tidak terlalu besar, bisnis ritel alat musik cukup menarik untuk digeluti. Pasalnya, musik adalah suatu hal yang sudah melekat dan tidak bisa lepas dari masyarakat. Bahkan musik sudah menjadi seperti kebutuhan primer di masyarakat.

Menariknya, para peritel tak hanya menjalankan bisnis jual alat musik, ada pula yang mengolaborasikan dengan industri musiknya sendiri. Salah satunya adalah Nuansa Musik. Perusahaan yang berdiri pada tahun 1987 ini menggabungkan pengelola sekolah musik dengan ritel alat-alat musik.

“Awalnya Nuansa Musik dikenal sebagai lembaga pendidikan bagi mereka yang ingin berkecimpung di dunia musik. Bermodalkan jaringan luas yang sudah lama dibentuk, pengalaman di belantika musik, dan kualitas layanan yang prima, kami mencoba merambah bisnis ritel penjualan alat-alat musik pada tahun 2007,” kata Irvyn Wongso, Direktur Nuansa Musik.

Dasar pemikiran penggabungan ini sederhana, sebab semua orang berhak untuk menikmati dan belajar musik. Bukan orang-orang atau anak-anak berbakat saja, tetapi semua orang yang ingin mengembangkan kreativitas diri. Tentu saja, mereka pun membutuhkan alat-alat musik berkualitas untuk membantu mengekspresikannya.

Namun, tantangannya, tidak terlalu banyak orang tua di Indonesia yang tertarik menyekolahkan anak-anaknya untuk belajar alat musik. Mereka lebih mempersiapkan buah hatinya untuk belajar secara formal ataupun membekali dengan kursus-kursus yang edukatif. Padahal, anak-anak sedang mengalami perkembangan otak karenanya dibutuhkan hal-hal yang menenangkan untuk menaikkan tingkat intelegensi mereka.

Target Nuansa Musik, menurut Irvyn, bukan menjual alat musik saja, tapi memberikan nilai lebih dengan menggabungkan pengetahuan, seni, dan emosional. Alat musik hanya berfungsi sebagai media mencapai visi misi. Dengan belajar musik, anak-anak Indonesia diharapkan dapat menjaga sisi emosional dan berprestasi di keluarga, sekolah, maupun lingkungan.

“Musik adalah media mengekspresikan diri, menenangkan, dan membahagiakan bagi hampir kebanyakan orang. Jadi, Nuansa Musik menjual produk dan kebahagiaan,” imbuhnya.

Gerai Nuansa Musik menyediakan beragam jenis alat musik, seperti gitar, drum dan perkusi, piano, keyboard, hingga bass. Tidak hanya alat musik, tersedia pula berbagai peranti pendukung seperti pro audio, wireless, mixers, PA speaker, dan signal processor dari berbagai merek ternama di dunia. Nuansa Musik pun menyiapkan tenaga ahli untuk mereparasi alat-alat musik dan menyediakan spare part-nya.

“Pertama kali beroperasi, ritel Nuansa Musik hanya menjual 100% merek Yamaha, tapi sekarang sudah tinggal sekitar 30% karena dalam perkembangannya kami menjual beragam merek, seperti Ibanez, Premier, FGN, Korg, Elizer. Produk yang dijual harganya bervariasi dimulai dari Rp5.000-an, sampai yang termahal Rp5 miliar untuk grand piano ataupun produk sound system yang dibanderol hingga Rp50 miliar,” ungkap dia.

Nuansa Musik, diklaim Irvyn, memiliki konsumen dari berbagai kalangan, mulai yang muda sampai dewasa, dari masyarakat umum sampai para pejabat dan artis yang ikut kursus musik maupun membeli alat musik. Hal ini menandakan bisnis sekolah musik dan ritel penjualan alat-alat musik memiliki potensi dan prospek yang sayang untuk dilewatkan.

“Konsumen yang dibidik sekolah musik dari usia 3,5 tahun sampai dewasa. Malahan ada nenek-nenek dan kakek-kakek usia 80 tahun belajar di Nuansa Musik. Sedangkan toko alat musik menyasar para musisi, penghobi, dan kolektor alat musik. Boleh dibilang kami sudah menjadi solution provider untuk semua segmen di bidang musik,” ujar Irvyn mempertegas.

Saat ini Nuansa Musik memiliki 13 gerai di seluruh Jabodetabek, seperti di Bintaro Jaya Exchange Mall, Pondok Indah, Pondok Pinang, Bumi Serpong Damai (BSD), Cibubur, Cikarang, Sunter, Kelapa Gading.

Konsep di setiap gerai dibuat berbeda, menyesuaikan target dan segmen pasarnya. Apalagi sekarang banyak konsumen yang mengerti sekali akan kualitas suatu produk alat musik. Hanya saja belum ada ritel alat musik yang menyediakannya, karena keterbatasan jaringan. Kalaupun ada dapat memakan waktu yang lama.

Guna memenuhi kebutuhan tersebut, pihak Nuansa Musik terus melebarkan sayapnya mengembangkan divisi distribusi alat musik lewat kerja sama dengan jaringan lebih dari 30 dealer di dunia. Hal tersebut juga dilakukan untuk memberikan layanan yang lebih baik, pilihan produk, dan kepuasan pelanggan. Terkadang Irvyn pun harus bepergian ke luar negeri, berburu alat-alat musik terbaru dan teknologi terkini untuk menghadirkan produk dengan kualitas terbaik di Nuansa Musik.

“Hal ini sangat membantu penjualan di tiap gerai. Penjualan kami bisa mencapai Rp5 miliar hingga Rp10 miliar per bulan. Bisnis di bidang musik akan terus berkembang dan memiliki prospek yang cerah seiring dengan perkembangan industri musik Tanah Air. Kami tidak akan berhenti berinovasi dalam memasarkan alat musik dan membagikan kebahagiaan bagi banyak orang,” kata Irvyn mengakhiri pembicaraan.

Moh. Agus Mahribi, Isaiah Christian

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here