SwissCham Dukung Program S4C untuk Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja Indonesia

Kolaborasi SwissCham dan Kemenperin untuk Mengembangkan Pendidikan Vokasi dan Mencetak SDM Siap Kerja Marketing.co.id – Berita Marketing | Kamar Dagang Swiss-Indonesia (SwissCham Indonesia) hari ini menandatangani Surat Pernyataan Minat (Letter of Intent) dengan Program Keterampilan untuk Daya Saing atau Skills for Competitiveness (S4C).

S4C merupakan program konsorsium yang diselenggarakan Pemerintah Swiss melalui SECO (Sekretariat Negara Swiss untuk Ekonomi) sebagai lembaga donornya dengan Swisscontact sebagai pelaksana utamanya, dan bermitra dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Masih dalam payung program yang sama, SwissCham juga memfasilitasi penandatanganan Nota Kesepakatan antara perusahaan-perusahaan anggotanya dan tiga (3) politeknik mitra S4C. Tujuan kesepakatan ini adalah meningkatkan pengalaman dan penguasaan keterampilan bagi sumber daya manusia Indonesia. Program ini telah berjalan sejak penandatanganan Nota Kesepakatan antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Swiss pada 26 Januari 2018 lalu di Davos, Swiss.

Swiss merupakan negara dengan reputasi yang kuat dalam sistem pendidikan vokasi ganda (dual Vocational Education Training/dVET system) berbasis industri. Perekonomian Swiss selalu mengutamakan keunggulan operasional yang diwarnai keterlibatan peran sektor swasta dalam pengembangan tenaga kerja yang kompeten dan berdaya saing tinggi.

Penandatanganan Nota Kesepakatan ini terjadi antara lima (5) perusahaan anggota SwissCham yaitu Buehler, Endress+Hauser, Givaudan, Indesso Primata, dan Sicpa Peruri Securink dengan tiga (3) Institusi Politeknik Nasional, yakni Politeknik Negeri Jember, Politeknik Industri Logam Morowali, dan Akademi Komunitas Industri Manufaktur Bantaeng. Berbekal pengalaman dan rekam jejak yang panjang, Pemerintah Swiss dan perusahaan-perusahaan asal Swiss berkomitmen untuk  terus memperkuat kualitas dan relevansi sistem politeknik di Indonesia.

Program S4C lahir dari inisiasi pemerintah Indonesia yang membutuhkan dukungan dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja melalui sinergi antara sistim pendidikan dan industri lokal. Hal ini dilakukan untuk menjawab dua tantangan utama sektor industri, yaitu jumlah tenaga kerja yang melebihi ketersediaan lapangan kerja serta tingkat keterampilan umum tenaga kerja yang berada di bawah standar industri. Secara garis besar, program ini bertujuan  meningkatkan daya saing beberapa sektor industri terpilih di Indonesia, terutama pada lima (5) institusi pendidikan vokasi, melalui kerjasama berkesinambungan dengan sektor swasta.

Program ini memiliki dua (2) pilar utama, yaitu pengembangan sekolah dan penguatan sistem. Termasuk diantaranya penguatan kapasitas sekolah yang berfokus pada hubungan industrial, pengembangan teaching factories (TEFA) di beberapa politeknik, pengembangan pendekatan pengajaran berbasis pelatihan ganda, dan peningkatan serta penguatan kapasitas pengajaran.

Henry Chia, Kepala Human Capital Sectoral Group dan Wakil Ketua SwissCham Indonesia mengatakan, di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat, kita tidak hanya perlu mencetak sejumlah besar tenaga kerja muda untuk mengisi lapangan pekerjaan di sektor industri, melainkan memastikan kualitas dari pelatihan tenaga kerja itu sendiri, mulai dari fungsi produksi hingga fungsi administrasi dan manajemen. Kebutuhan ini telah digemakan dengan sangat lantang dalam skema Making Indonesia 4.0.

“Perusahaan Swiss di Indonesia membutuhkan tenaga profesional terlatih dan karenanya sadar betul bahwa tanggung jawab untuk mewujudkan hal ini harus dipikul oleh pelaku industri dan bukan hanya pemerintah. Untuk itu, anggota SwissCham melihat adanya peluang untuk membentuk sinergi antara (1) sekolah vokasi sebagai penyedia siswa, (2) perusahaan dengan teknologi dan sumber dayanya, serta (3) sistem pendidikan vokasi yang diadopsi dari berbagai institusi di Swiss; dengan harapan membuka ruang kolaborasi efektif, memberi manfaat bagi semua pihak, serta mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia,” ujarnya.

Sejak tahun 1970an, Swiss telah menjalin kerja sama dengan Indonesia dalam meningkatkan keterampilan tenaga kerja dan membuahkan rekognisi dan apresiasi positif dari masyarakat dan pemerintah. Beberapa institusi yang telah didukung antara lain National Hotel Institute (NHI) Bandung – sekarang dikenal sebagai STP Bandung – , Politeknik Mekanik Swiss (PMS Bandung) – sekarang dikenal sebagai POLMAN Bandung – , Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik (PEDC) Bandung, Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi (VEDC) Malang, dan Sekolah Menengah Kejuruan Guru, serta Politeknik Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI) Solo.

Kepala BPSDMI Kemenperin, Arus Gunawan, melalui pernyataannya mengatakan, dalam rangka mengembangkan sumber daya manusia industri, Indonesia membutuhkan reformasi besar-besaran dalam institusi pendidikan dan vokasinya. “Peningkatan kualitas dan relevansi lulusan vokasi – baik dari SMK maupun politeknik yang  dapat memenuhi standar industri, telah menjadi faktor kesuksesan yang sangat penting guna meningkatkan daya saing global, mengurangi ketidaksesuaian keterampilan kerja , mengurangi angka pengangguran muda dan berkontribusi dalam perekonomian Indonesia yang lebih kompetitif. Kita telah belajar dari ahlinya dan karenannya sangat mengapresiasi kesediaan Pemerintah Swiss untuk membagikannya dengan kita,” tambahnya.

Masih banyak kesempatan kolaborasi yang bisa digali dari perspektif  sektor swasta. Termasuk diantaranya adalah Program Master Trainer yang melatih para pelatih di tempat kerja, sebagai bagian dari program link and match serta pelatihan ganda yang melibatkan perusahaan serta institusi pelatihan (Politeknik/SMK).

Dari program tersebut diharapkan peningkatan kompetensi pelatih di tempat kerja, mengingat pentingnya peranan mereka dalam membimbing para peserta guna mencapai kompetensi siap kerja. Selain itu, keterlibatan perusahaan juga penting sebagai bagian pengembangan kurikulum dan sebagai dosen tamu.

Tahun 2021 memiliki arti khusus bagi Swiss dan Indonesia, yang belum lama ini merayakan 70 tahun hubungan diplomatiknya. Swiss dan Indonesia terus mempererat kerja sama untuk meningkatkan pertumbuhan, yang ditandai dengan semakin menguatnya diplomasi, pemberlakukan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dengan negara-negara di Eropa (RI – EFTA CEPA) yang sudah lama dinantikan, serta perdagangan bilateral yang semakin kuat dari sebelumnya.

“SwissCham dan perusahaan-perusahan anggota SwisscCham berkomitmen penuh untuk mendukung segala upaya pemerintah dalam mengembangkan sumber daya manusia industri dan mewujudkan keunggulan operasional industri. Melalui keterlibatan pelaku industri, kami dapat berbagi pengetahuan dan keterampilan  yang dibutuhkan untuk mengembangkan pendidikan vokasi dan mencetak tenaga kerja terampil siap kerja dan meningkatkan daya saing perekonomian Indonesia,” tutup Henry.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.