Marketing.co.id – Berita Consumer Goods | PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengumumkan kinerja keuangan untuk semester pertama tahun 2025, yang menunjukkan penjualan bersih sebesar Rp18,2 triliun dan laba bersih sebesar Rp2,2 triliun. Meskipun kinerja ini masih terkoreksi dari tahun sebelumnya, Perseroan melihat perbaikan bertahap jika dibandingkan dengan semester kedua tahun 2024. Penjualan bersih tumbuh 13,1% dan laba bersih melonjak 139% dibandingkan periode tersebut. Hal ini memberikan optimisme kuat bagi perusahaan untuk kembali mencapai pertumbuhan di kuartal ketiga.
Menurut Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap, fundamental bisnis perusahaan semakin solid. Merek-merek utama yang mewakili 55% portofolio telah mencatat pertumbuhan, menunjukkan penerimaan konsumen yang lebih baik. Inisiatif strategis dan langkah tegas yang diambil untuk mengatasi tantangan operasional mulai membuahkan hasil nyata, menjadi landasan kokoh untuk menjaga momentum dan kembali tumbuh pada Kuartal III tahun 2025.
Kemajuan yang dicapai Perseroan didukung oleh tiga pilar utama. Pertama, memaksimalkan potensi merek inti dengan memperkuat identitas dan proposisi nilai merek seperti Pepsodent, Lifebuoy, dan Royco. Merek-merek tersebut, termasuk Bango, Sunlight, Axe, dan Clear, mencatatkan pertumbuhan di paruh pertama tahun ini.
Kedua, menciptakan pasar dengan menjangkau segmen atas dan bawah. Segmen Beauty & Wellbeing (premium) membukukan pertumbuhan pesat sebesar 36%, sementara itu, produk dengan harga terjangkau seperti Sabun Batang Lifebuoy dan Bango Magic Rp1.000 diluncurkan untuk memperluas aksesibilitas.
Pilar ketiga adalah meningkatkan dampak bisnis melalui transformasi operasional Go-to-Market. Unilever berhasil memperkuat fundamental operasionalnya dengan menjaga stok pelanggan optimal, meningkatkan tingkat layanan, serta memperluas cakupan langsung ke lebih banyak gerai.
Langkah-langkah ini berkontribusi pada penjualan harian yang lebih kuat. Untuk meningkatkan nilai jangka panjang bagi pemegang saham, Perseroan juga berencana untuk membeli kembali saham dengan nilai maksimum Rp2 triliun.