Marketing.co.id – Berita Financial Services | Menjelang Hari Perempuan Internasional, OCBC meluncurkan kampanye #BaiknyaBarengBareng untuk menekankan pentingnya prinsip meritokrasi dalam membangun lingkungan yang lebih inklusif. Kampanye ini bertujuan mendorong kesetaraan kesempatan di berbagai sektor, termasuk lingkungan pribadi, perusahaan, dan masyarakat.
Aleta Hanafi, Brand and Communication OCBC, menekankan bahwa kampanye ini mengajak semua pihak untuk mengedepankan kontribusi berdasarkan kompetensi tanpa bias gender. “Gerakan ini merupakan bagian dari aspirasi kami untuk memberikan inspirasi bahwa untuk dapat maju, perlu adanya kesempatan bagi semua untuk dapat saling berkontribusi tanpa terpengaruh bias apapun, termasuk gender. Namun, fokus pada kapabilitas masing-masing dan bagaimana saling berkolaborasi untuk dapat meraih tujuan yang diinginkan,” ujarnya.
Data dari laporan tahunan McKinsey and Company, ‘Women in the Workplace,’ menunjukkan bahwa selama satu dekade terakhir, jumlah perempuan di posisi C-level meningkat dari 17% pada 2015 menjadi 29% pada 2025. Namun, promosi dari level entry ke manajerial masih timpang. Dari setiap 100 laki-laki yang dipromosikan, hanya 81 perempuan mendapatkan kesempatan yang sama.
Denny Sumargo, aktor sekaligus content creator, turut menyuarakan pandangannya tentang pentingnya meritokrasi dan peran pemerintah dalam mendukung kesetaraan. “Dari diri sendiri itu penting banget, tapi dari induk, dari semuanya, pemerintah juga harus bisa mensupport ke arah sana. Kalau aturan mainnya sendiri masih abu-abu dan masih bias, kita akan sulit dan bisa menimbulkan banyak celah,” ungkapnya.
Kesetaraan bukan lagi wilayah perempuan, tapi perjuangan bersama. Oleh karena, gerakan ini diharapkan untuk dapat membuka wawasan dan memberikan dorongan kepada semua pihak untuk dapat bersama-sama membangun sebuah lingkungan yang inklusif bagi semua. Foto: marketing.co.id/lialily.
OCBC melalui kampanye ini ingin menjangkau berbagai institusi dan komunitas, dan berharap dapat membuka wawasan lebih luas tentang pentingnya kesetaraan peluang dan bagaimana kolaborasi dapat mendorong kemajuan bersama.
“Kadang-kadang mengkotak-kotakan itu yang membuat kita jadi mundur. Maju selangkah, mundurnya beberapa langkah. Kita tidak mau mengkotak-kotakan orang, melihat orang sebagai individu, bukan berdasarkan usia atau gender, tapi sebagai individu yang berpotensi.” tutup Aleta.
