Kesalahan Dalam Mengajar Anak Mengelola Keuangan

mengelola_keuanganSering kali salah satu faktor terbesar seseorang mengelola keuangannya adalah ajaran dari orang tua. Orang tua kerap lalai bahkan cenderung acuh dalam mengajarkan anak-anaknya mengenai keuangan. Ada pula yang salah memberikan nasihat keuangan. Supaya anak Anda tidak terjebak dalam pola keuangan yang salah, baiknya jangan lakukan beberapa kesalahan di bawah ini.

Menjanjikan Hadiah

Setiap orang tua pasti menyayangi anak-anaknya. Namun, Anda jangan terlalu cepat menjanjikan pemberian hadiah dan membuatnya jadi suatu kebiasaan. Apalagi memberikan hadiah hanya karena ia melakukan hal-hal kecil yang memang sudah jadi tanggung jawabnya seperti membereskan tempat tidur sendiri, mengerjakan PR, membereskan pakaian dan makanan. Lebih baik berikan pujian positif untuk meningkatkan mental sang anak.

Suatu kesalahan besar jika Anda terlalu sering menjanjikan hadiah karena sang anak melakukan pekerjaan yang memang jadi tanggung jawabnya di rumah. Anda bisa memberikan hadiah pada momen-momen tertentu di saat sang anak melakukan pencapaian dan prestasi. Contoh, menjadi juara pertama di kelas, lalu Anda memberikan hadiah secara rahasia. Dengan demikian, anak Anda pun akan menganggap hadiah itu sebagai bonus karena menjadi juara kelas.

Memanjakan Dengan Produk Bermerek

Terlalu memanjakan anak dengan membelikan barang-barang bermerek termasuk kesalahan dalam mengajar anak soal keuangan. Memang ada kalanya Anda tergoda membelikannya pakaian, sepatu, tas, topi hingga perabotan lain dengan merek-merek mahal. Sekali-kali tidak apa-apa. Asal jangan terlalu sering melakukan hal tersebut karena mendidiknya menjadi anak yang manja. Dan nantinya ia selalu terbiasa memakai dan membeli barang-barang bermerek. Padahal sehelai pakaian dan sepasang sepatu yang bukan masuk dalam kategori merek mahal pun memiliki fungsi sama dengan yang bermerek. Daripada membelikan barang-barang yang mahal dan bermerek, lebih baik mengajari anak Anda rasa bersyukur karena bisa hidup sehat dan mencukupi, serta membandingkannya dengan anak-anak yang kurang mampu.

Tekanan Sosial

Tekanan sosial ini umumnya berasal dari faktor lingkungan. Ketika Anda sedang berbincang-bincang dengan rekan kerja, sanak famili atau teman-teman semasa SMA dan kuliah timbul topik perbincangan mengenai anak-anak. Tekanan itu akan muncul jika ada dari mereka yang mulai membicarakan soal liburan ke Eropa bersama keluarga untuk hadiah naik kelas sang anak, ada juga orang tua yang membelikan telepon genggam seri terbaru dan lainnya. Tekanan ini bisa saja memengaruhi Anda hingga akhirnya memicu untuk melakukan hal yang sama.

Sebagai orang tua, Anda harus mampu mengendalikan situasi tersebut agar tak terjebak pada pola pengajaran keuangan yang salah pada anak. Jika Anda memaksakan kondisi keuangan Anda malah Anda terjebak pada utang dan pengeluaran jadi tidak terkontrol. Anda tentu tidak ingin mengajarkan sifat konsumtif pada sang anak bukan? Dibanding melakukan hal tersebut lebih baik memberikan sesuatu yang lebih berguna dan bernilai untuk mereka, seperti kuliah di luar negeri.

Menyembunyikan Biaya Rumah Tangga

Kesalahan pengelolaan keuangan yang diajarkan pada anak Anda yang terakhir adalah menyembunyikan biaya rumah tangga. Ketika masih anak-anak, Anda mungkin tidak merasakan susahnya untuk mencari uang. Baru ketika sudah bekerja dan menanggung semua pengeluaran pribadi, Anda baru merasakan bagaimana susahnya mencari uang dan bagaimana orang tua Anda menghidupi anak-anaknya. Begitu pula yang dirasakan oleh anak-anak Anda saat ini.

Sejak mereka kecil tumbuhkan sikap menabung dan berhemat pada anak-anak Anda. Salah satu caranya adalah dengan memperlihatkan bon belanja atau tagihan rumah tangga. Dengan demikian, anak-anak Anda mengerti bahwa pengeluaran orang tua mereka cukup besar. Akan lebih baik lagi jika anak-anak Anda jadi mengerti untuk tidak merengek meminta dibelikan mainan.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.