Rencana pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dinilai sangat positif bagi pertumbuhan sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Salah satunya bisa tercermin dengan semakin tumbuhnya usaha yang berkaitan dengan kuliner di wilayah Bandung.
”Waktu tempuh yang jauh lebih singkat tentunya akan meningkatkan gairah warga dari Jakarta berkunjung ke Bandung atau sebaliknya, baik untuk kepentingan bisnis ataupun rekreasi. Imbasnya industri hotel, restoran, dan kafe yang banyak dikelola perusahaan UKM akan semakin bergairah,” kata William Henley, founder dari Indosterling Capital, di Jakarta, Kamis (28/1).
William menyatakan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini menjadi hal sangat strategis untuk mendorong terjadinya pemerataan pertumbuhan ekonomi, khususnya yang tersebar di wilayah Jawa Barat. Dengan hadirnya kereta api cepat ini, kata dia, konsumen tentunya bisa menikmati harga yang lebih kompetitif dan pengusaha bisa lebih cepat dalam mengirimkan barang.
”Dampak posiitif lainnya, tumbuhnya sentra-sentra ekonomi baru di sepanjang jalur yang dilalui,” jelasnya.
Seperti diketahui Kereta api cepat Jakarta-Bandung ini nantinya menghubungkan empat stasiun yakni Halim, Karawang, Walini, Tegalluar. Provinsi Jawa Barat akan memiliki zona-zona pertumbuhan baru di kawasan Karawang, Walini, dan Tegalluar. ”Sektor properti pastinya paling sigap menangkap peluang tersebut.”
William meyakini dampak pertumbuhan ekonomi dari kehadiran kereta api cepat ini tentunya bukan semata-mata kalkulasi yang ada di atas kertas saja. Pengalaman dari Tiongkok membuktikan, kata dia, kereta cepat turut berkontribusi pada perekonomian negeri tirai bambu tersebut. Studi Bank Dunia tahun 2013 menunjukkan, kehadiran kereta api cepat di Tiongkok meningkatkan 59% potensi ekonomi dari kota-kota yang dihubungan oleh kereta api tersebut.
Fakta lainnya, kata William, setiap peningkatan 10% potensi ekonomi di kota-kota yang dilalui kereta api cepat di Tiongkok, akan memberi kontribusi terhadap peningkatan harga real estate sebesar 4,5% di kota-kota tersebut.
”Studi Bank Dunia di Tiongkok juga membuktikan kereta cepat menciptakan integrasi ekonomi antar kawasan yang dilalui, membuka lapangan kerja baru, dan menumbuhkan kawasan-kawasan ekonomi baru, sehingga mengurangi beban ekonomi dan beban kependudukan di kota-kota besar di Tiongkok,” paparnya.