Dengan lonjakan pengguna dalam 5 tahun dan pertumbuhan pesat TikTok Ads, merek global kini menjadikan TikTok sebagai pilar utama strategi digital marketing.
Marketing.co.id – Berita Digital | TikTok terus membuktikan dirinya sebagai kekuatan besar dalam dunia pemasaran digital. Meskipun telah dikenal luas dengan lebih dari 1 miliar pengguna aktif, platform ini masih mengalami pertumbuhan signifikan.
Data terbaru menunjukkan bahwa pencarian untuk kata “TikTok” melonjak 1.825% dalam lima tahun terakhir, dan hanya dalam kuartal keempat 2023, TikTok berhasil menambah 200 juta pengguna baru di seluruh dunia.
Fakta ini menunjukkan bahwa TikTok belum mencapai puncak popularitasnya. Justru sebaliknya, platform ini semakin matang dan siap menjadi mesin utama bagi strategi pemasaran digital.
Marketer Mulai Serius di TikTok
Awalnya, banyak pemasar awalnya menganggap TikTok hanya milik Gen Z dengan tantangan utama pada pembuatan konten video pendek yang cepat dan autentik. Namun, persepsi itu kini berubah drastis.
Audiens TikTok kini jauh lebih beragam, mencakup milenial dan bahkan pengguna usia 35 tahun ke atas. Hasilnya, semakin banyak brand yang mulai “go all-in” dengan TikTok, dan menjadikannya bagian penting dari marketing mix mereka.
Baca Juga: Tren Belanja Akhir Tahun: TikTok, BNPL, AI dan Fenomena “Dupe” di Kalangan Gen Z
Dengan tingkat user engagement yang sangat tinggi, TikTok menjadi tempat yang efektif untuk membangun hubungan emosional dan autentik antara brand dan audiens. Salah satu contoh sukses datang dari Petco yang meluncurkan kampanye user-generated content (UGC) berskala nasional dan berhasil menjangkau 67 juta pengguna. Kampanye seperti ini membuktikan bahwa kreativitas dan partisipasi pengguna adalah kunci untuk menembus algoritma TikTok.
TikTok Ads Tantang Dominasi Google dan Meta
TikTok kini bukan sekadar tempat membuat video viral, tetapi juga platform iklan digital berdaya saing tinggi. Dalam lima tahun terakhir, pencarian untuk “TikTok ads” meningkat 8.100%, menandakan tingginya minat dunia bisnis untuk memanfaatkan potensi iklan TikTok.
Seperti raksasa iklan digital lainnya, TikTok kini menawarkan berbagai opsi penargetan audiens yang presisi, mencakup usia, jenis kelamin, Lokasi, minat, dan purchase intent.
Fitur-fitur ini menjadikan TikTok pesaing langsung dengan Google Ads dan Meta Ads, terutama karena kemampuannya menjangkau pengguna dengan konten yang menghibur namun tetap relevan secara komersial.
Baca Juga: TikTok dan Pinterest Siap Pimpin Tren Social Commerce Berbasis AI
Di tengah pertumbuhan pesatnya, TikTok menghadapi tantangan regulasi, terutama di pasar Amerika Serikat. Ancaman pelarangan yang digulirkan pemerintahan Trump masih menjadi isu yang belum tuntas. Walau tenggat waktu pelarangan telah diperpanjang, ketidakpastian ini membuat sebagian pengguna mulai mencari alternatif seperti RedNote.
Jika larangan ini benar-benar diberlakukan, maka ekosistem digital marketing akan mengalami pergeseran besar, khususnya bagi brand yang telah berinvestasi besar di platform ini.
Baca Juga: Menakar Ukuran Sukses dalam Pemasaran TikTok
Dengan pertumbuhan pengguna yang eksplosif, tingkat engagement yang tinggi, dan kapabilitas iklan yang terus berkembang, TikTok telah menjadi kanal strategis bagi pemasar modern. Tren ini menunjukkan bahwa merek yang ingin tetap relevan dan dekat dengan konsumen, terutama Gen Z dan milenial tidak bisa lagi mengabaikan TikTok.
Dari hiburan hingga penjualan, dari UGC hingga targeted ads, TikTok kini bukan sekadar tempat menari dan bernyanyi. TikTok adalah panggung besar pemasaran digital, tempat brand harus hadir, beradaptasi, dan berkreasi.


