Keluarga dalam Dunia Radio

www.marketing.co.id – Marketingcoid sudah lebih dari setengah tahun ini menjalin kerja sama dengan Heartline FM 100.6. Bentuk kerja sama kami salah satunya adalah Marketingcoid secara rutin mengisi acara #Bissik Bisnis Asik setiap hari Rabu jam 17:00 s.d. 18:00.

Melalui kerja sama Marketingcoid – Heartline FM 100.6, saya juga menjadi kenal lebih dekat dengan Bapak Jimriance Efraim, Finance and Marketing Director Heartline FM. Melalui artikel Keluarga dalam Dunia Radio, saya akan menceritakan kisah mengenai beliau dan dunia radio.

Pak Jimriance, biasa dipanggil Pak Jimri mulai bekerja di Heartline FM pada akhir 2002 sebagai staf akunting pajak. Pria asal Medan, Pematangsiantar sebenarnya memiliki keinginan untuk memiliki radio. Namun karena belum mampu terwujud, hal tersebut beliau tunjukkan dengan rasa memiliki radio Heartline FM. Karena rasa memiliki yang kuat tersebut, Pak Jimri berkeyakinan bahwa setiap apa yang kita kerjakan, pasti orang lain akan melihat hasilnya.

Filosofi lain yang dipegang Pak Jimri adalah beresnya kerjaan rumah, secara otomatis akan berdampak positif terhadap beresnya kerjaan kantor. Mungkin saja, karena dengan berpegang terhadap filosofi-filosofi tersebut, di samping faktor tekun bekerja, pak Jimri berhasil mendaki tangga karier dengan stabil hingga memegang jabatan direktur pada 2012, atau pada tahun kesepuluh beliau bekerja di Heartline FM.

Sebagai Direktur Pemasaran dan Direktur Keuangan, Pak Jimri mencoba memperluas cakupan Heartline FM hingga ke pulau-pulau di luar Jawa, salah satunya Kalimantan. Saat meluaskan cakupan siaran Heartline FM, beliau tetap menjalankan visi perusahaan, yaitu memperkokoh Indonesia melalui keluarga, Karenanya, setiap membuka jaringan radio di wilayah baru, Heartline mampu memberikan hal-hal positif bagi daerah tersebut.

Demi mencapai hal-hal positif tersebut, Pak Jimri menjalankan strategi bekerja sama dan berkolaborasi dengan pemerintah, masyarakat, dan komunitas-komunitas. Hal ini dilandasi pengertian bahwa radio adalah milik masyarakat dan bukan sekedar milik investor atau pemberi modal.

Selama menjalankan tugasnya, kesulitan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah satu kendala utama. SDM yang dicari adalah SDM yang mampu mengikuti sistem di dalam radio, antara lain airing personality serta mengoptimalkan peralatan yang tersedia dan sayangnya, SDM dengan kemampuan-kemampuan tersebut tidak mudah untuk ditemukan.

Hal ini juga menyadarkan Pak Jimri bahwa menjalankan radio itu susah-susah gampang. Contoh lainnya dari pengertian susah-susah gampang adalah sepanjang punya modal uang yang kuat, radio bisa dibuka di mana pun di Indonesia, namun hal itu tidak berlaku untuk Jakarta karena keterbatasan frekuensi.

Kemudian, saat berbicara spesifik mengenai menjaga keberlangsungan hidup radio, tentunya diperlukan pemasukan rutin, antara lain dari iklan. Dalam konteks keberlangsungan hidup radio, hal paling menarik yang ditemukan Pak Jimri adalah salahnya anggapan bahwa radio sedang mengalami masa “terjun payung”. Kenyataannya adalah, radio tetap memiliki basis konsumen setia meski dibombardir oleh media baru, yaitu internet.

Bagaimana caranya agar tetap memiliki basis konsumen setia? Kata kuncinya adalah berkolaborasi dengan dunia digital dan langkah tersebut terwujud melalui aplikasi Heartline FM, heartline.co.id, heartlineradio.com dan tentunya kerja sama dengan Marketing.co.id. (Andika Priyandana – Chief Editor Marketing.co.id)

 

This article powered by eXo Digital Agency. eXo is a digital media agency serving local and international brands ranging from SME (small and medium enterprises) to multinational companies from various industries. We are an all-round agency with tremendous experience in digital activation, social media, search engine marketing, interactive game, web and software development.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.