Kebaikan Susu Yang Tak Terbantahkan

Jakarta – “Takdir setiap bangsa bergantung dari apa yang mereka asup”, demikian pernyataan Jean Anthelme Brilat Savarin, Gastronom Perancis dalam karyanya ‘Physiologie du gout’, 1825. Setiap bangsa memang tidak boleh meremehkan asupan bagi rakyatnya. Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat harus peduli tentang asupan yang baik untuk kesehatan dan pertumbuhan seluruh rakyat, terlebih bagi anak-anak dan remaja.

Jika bicara asupan untuk anak-anak dan remaja, susu memegang peran sangat penting. Begitu pentingnya susu, sampai-sampai pemerintah di masa lampau melancarkan kampanye pola makan 4 sehat 5 sempurna, dimana susu merupakan salah satu di dalamnya.

Jika menengok ke belakang, kebiasaan minum susu bukanlah tradisi kemarin sore. Dosen Sejarah Universitas Padjajaran, Peneliti, dan Sejarawan Kuliner Fadly Rahman, mengatakan adanya lukisan orang memerah susu di sebuah makan Mesir Kuno, tahun 2371 – 2351 SM. Dia mengatakan konsumsi susu terkait dengan erat dengan tradisi gembala suatu kebudayaan dan masyarakat.

Lebih jauh Fadly  mengatakan periode ca. 9000 – 8000 SM susu telah dikonsumsi di Timur Tengah dan masa ca. 3300 – 1000 SM susu dikonsumsi di Eropa. “Tradisi minum susu lebih dulu muncul di Timur Tengah dibandingkan Eropa,” tutur Fadly saat acara Frisian Flag – Milkversation, di Jakarta, Kamis (3/5).

Frisian Flag Indonesia menggelar MilkVersation yang membahas kebaikan susu dari empat sudut pandang: sejarah, peternakan sapi, nutrisi dan teknologi, dengan melibatkan sejumlah narasumber yang berkompeten di bidangnya. Tampak pada gambar (ki-ka) Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro, Ahli gizi dan juga Dosen di Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta 2, sekaligus Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Bidang Penelitian dan Pengembangan Gizi, Dr. Marudut, B.Sc. MPS, Dosen Jurusan Sejarah Universitas Padjajaran, Peneliti sekaligus Sejarawan Kuliner, Fadly Rahman, Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPB), Epi Taufik, S.Pt, MVPH, M. Si, Ph.D. dan Corporate Research and Development Manager PT Frisian Flag Indonesia, Aryono Bambang Ardhyo

Masyarakat Indonesia mengenal susu setelah datangnya Belanda ke Indonesia. Pada masa kolonialisme Belanda, susu hanya diminum oleh orang Belanda. Penyair Melayu Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi (1838) mengkritik masyarakat pribumi saat itu yang tidak gemar minum susu dan sumber makanan hewani lainnya.

Abdullah menulis “ ….maka tiadalah sahaya lihat makanan yang mulia, seperti daging dan minyak sapi dan telur, mentega dan susu….orang tiada suka minum atau makanan daging di sini; terlebih baik sepuluh kali ikan,”.

Hingga awal kemerdekaan, tradisi minum susu belum begitu mengakar di masyarakat Indonesia. Ketika itu,  susu masih dianggap makanan elit yang hanya dikonsumsi oleh segilintir orang. “Beda dengan sekarang, semua kalangan bisa minum susu,” tuturnya.

Manfaat Susu

Manfaatnya susu untuk kesehatan dan pertumbuhan memang sudah tak terbantahkan lagi. Sayangnya di zaman sekarang masih ada yang memiliki persepsi keliru tentang manfaat dan kandungan gizi susu. Parahnya ini dilontarkan oleh mereka yang mengaku ahli gizi. Demikian disampaikan Marudut, ahli gizi dan dosen di Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta 2.

Marudut menjelaskan susu mengandung banyak zat yang dibutuhkan oleh tubuh seperti lemak, protein, lactosa, vitamin, dan mineral, kalsium, dan fosfor. Kandungan kalsium dan fosfor sangat baik untuk pembentukan tulang dan gigi.

“Susu juga mengandung vitamin B12, vitamin B12 sangat jarang ditemukan dalam makanan lain,” tutur Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Bidang Penelitian dan Pengembangan Gizi.

Marudut menjelaskan, kandungan protein dalam susu dan telur merupakan yang terbaik. Sehingga dia kurang sependapat jika ada ahli gizi yang mengatakan protein dalam susu bisa digantikan dengan sumber makanan lain yang juga mengandung protein. Keunggulan lain susu, memiliki kandungan asam amino dengan skor mencapai 100. Di luar susu, hanya telur yang mencapai skor asam amino setinggi itu.

Karena melimpahnya manfaat susu untuk kesehatan dan pertumbuhan, Marudut menyarankan tradisi minum susu digencarkan sejak masa kanak-kanak hingga remaja. Hal ini katanya penting untuk membentuk kepadatan tulang, sehingga osteoporosis atau pengeroposan tulang bisa dihindari di usia tua. “Penyerapan kalsium di usia muda bisa mencapai 60%, sedangkan di usia tua hanya 10%,” tuturnya.

Konsumsi dan pasokan susu masih rendah

Konsumsi per kapita susu di Indonesia sekitar 16,7 kg per tahun. Angka ini menurut Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Epi Taufik merupakan yang terkecil di lingkup Asean.

Rendahnya konsumsi susu di Indonesia bukan hanya dikarenakan masih kurangnya pemahaman manfaat susu di sebagian kalangan, namun juga karena rendahnya pasokan susu. Sejak 2014 -2019 Indonesia mengalami ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan susu. Selisih antara permintaan dan pasokan trennya terus meningkat tiap tahun.

Tahun 2014 selisihnya 249 ton, tahun 2015 mencapai 637 ton, tahun 2016 mencapai 182.971 ton, tahun 2017 mencapai 208.029 ton, tahun 2018 diprediksi mencapai 228.806 ton, dan tahun 2019 diprediksi mencapai 250.697 ton.

Permasalah lain, sebagian pasokan bahan baku susu berasal dari peternakan rakyat yang kepemilikan sapinya terbatas. Mereka rata-ratanya memiliki sapi perah 3 ekor. “Jumlah sapi perah di Indonesia diperkirakan mencapai 500 ribu ekor. Bandingkan dengan Jepang yang memiliki sapi perah sekitar 5 juta ekor,” tutur Epi.

Epi mengatakan, sejak rejim orde baru berakhir, Indonesia tidak memiliki regulasi untuk mendorong perternakan sapi perah. Karena sesuai permintaan IMF, pemerintah kala itu diminta menghentikan subsidi kepada peternak kecil. Di sisi lain, beban peternak kecil sangat berat, karena biaya pakan ternak mencapai 70% dari total biaya pemeliharaan sapi perah.

Untuk memacu perternakan sapi perah di Indonesia, pemerintah melalui Menteri Pertanian telah mengeluarkan Permentan No.26/2017. Permentan ini mendorong Industri Pengelolaan Susu (IPS) dan Importir agar bermitra dengan kelompok peternak atau koperasi peternak.  Adapun tujuan Permentan untuk menyerap SSDN (Susu Sapi Dalam Negeri), meningkatkan kualitas dan kuantitas susu, pengembangan usaha, dan mengkampanyekan gerakan minum susu segar.

Aryono Bambang Ardhyo, Corporate Research and Development Manager PT Frisian Flag Indonesia, mengatakan Frisian Flag memproduksi beberapa kategori susu untuk memenuhi kebutuhan pasar. Jenis susu yang produksi mencakup UHT, susu kental manis, dan susu bubuk. “Proses produksi susu dipanaskan dalam waktu singkat dan segera didinginkan agar kandunganya gizinya tidak rusak,” tutur Aryono.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.