Kas Bersih Positif, Penerimaan Pelanggan WSBP Melonjak 19,62% di 2024

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Marketing.co.id – Berita Marketing | PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) berhasil mencatatkan kinerja operasional yang solid sepanjang tahun 2024. Emiten berkode saham WSBP ini membukukan kas bersih positif dari aktivitas operasinya, sebuah indikator fundamental bisnis yang sehat. Tak hanya itu, perseroan juga mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam penerimaan dari pelanggan, mencapai 19,62% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Capaian gemilang ini merupakan buah dari strategi manajemen yang diterapkan secara cermat dan selektif dalam mengikuti tender proyek. WSBP mengambil langkah-langkah strategis yang terukur, mulai dari identifikasi potensi risiko proyek, evaluasi mendalam terhadap kredibilitas pelanggan, memastikan ketersediaan pendanaan yang memadai, hingga pembentukan tim khusus untuk penagihan piutang. Upaya proaktif ini memungkinkan perusahaan untuk lebih tepat sasaran dalam memilih proyek yang menguntungkan dan berkontribusi positif terhadap stabilitas keuangan secara keseluruhan.

Kepala Divisi Corporate Secretary WSBP, Fandy Dewanto, mengungkapkan bahwa fokus utama perusahaan adalah pada keberlanjutan dan mitigasi risiko sejak tahap awal tender. “Dengan selektif memilih proyek yang sehat secara finansial dan operasional, kami mampu menjaga arus kas tetap positif serta membangun fundamental bisnis yang lebih kuat,” ujarnya.

Kas bersih yang berhasil dihimpun oleh WSBP kemudian dialokasikan secara optimal untuk mendukung kebutuhan modal kerja perusahaan serta memenuhi kewajiban pembayaran kepada para kreditur. Langkah ini terutama ditujukan untuk menyelesaikan tahapan Cash Flow Available for Debt Service (CFADS) tahap 3, 4, dan 5. Komitmen ini menegaskan keseriusan WSBP dalam menjaga integritas keuangan dan meningkatkan kepercayaan para pemangku kepentingan.

Sepanjang tahun 2024, WSBP juga berhasil membukukan Nilai Kontrak Baru (NKB) sebesar Rp2,37 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari lini bisnis precast sebesar Rp860,85 miliar, disusul oleh lini Readymix & Quarry sebesar Rp913,16 miliar, Jasa Konstruksi & Instalasi sebesar Rp574,5 miliar, serta lini Sewa Alat sebesar Rp20,23 miliar.

Menariknya, perolehan kontrak baru ini didominasi oleh kontribusi eksternal sebesar 62,65%, sementara kontribusi internal dari Waskita Group tercatat sebesar 37,35%. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan pasar terhadap WSBP di luar entitas induk semakin meningkat. Dominasi nilai kontrak eksternal menjadi indikator positif atas daya saing WSBP yang semakin kuat di industri konstruksi dan infrastruktur.

“Keberhasilan WSBP meraih kontrak eksternal yang lebih tinggi dibanding internal menjadi indikator positif atas meningkatnya daya saing perusahaan di industri konstruksi dan infrastruktur. Hal ini membuktikan bahwa WSBP tidak hanya mampu mempertahankan kepercayaan dari Waskita Group sebagai induk usaha, tetapi juga berhasil memperluas portofolio pelanggan di pasar eksternal,” jelas Fandy Dewanto.

Beberapa proyek signifikan di luar Waskita Group yang berhasil diamankan oleh WSBP antara lain adalah Proyek Jalan Tol Palembang-Betung Seksi 3 Pangkalan Balai Betung (PT Hutama Karya), Proyek Pembangunan Bagian Junction Palembang Pada Jalan Tol Trans Sumatera Ruas Simpang Indralaya – Muara Enim (PT Hakaaston), Proyek Pembangunan Pengaman Pantai NCICD Fase A Lokasi 1 Paket 2 (PT Trico Wana), Proyek Nusantara International Convention and Exhibition District 18 PIK 2 (PT Industri Pameran Nusantara), dan Sumbawa LNG/Liquefied Natural Gas Terminal and Regasification Project (PT JGC Indonesia), serta berbagai proyek lainnya.

“Kepercayaan pasar eksternal menjadi sinyal positif bagi keberlanjutan bisnis WSBP. Hal ini menunjukkan bahwa strategi selektif yang kami terapkan tidak hanya efektif, tetapi juga memperkuat posisi WSBP sebagai mitra konstruksi yang andal dan kredibel,” imbuh Fandy Dewanto.

WSBP menegaskan komitmennya untuk terus menjalankan operasional bisnis dengan mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan manajemen risiko yang terukur. Seluruh kebijakan perusahaan diambil secara transparan, akuntabel, serta patuh terhadap regulasi yang berlaku, demi mendukung pertumbuhan berkelanjutan yang berlandaskan prinsip kehati-hatian.