Marketing.co.id – Berita Lifestyle | Akhirnya target Muryansyah melakukan solo Triathlon, dengan bersepeda, berenang dan berlari marathon sepanjang 1.293 kilometer dari Bali ke Jakarta selama 30 hari, berhasil dituntaskan. Ditemani tim pendamping kesehatan dan pengamanan, ia tiba di Jakarta sesuai jadwal. Muryansyah langsung bergabung dalam event Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bertema “The Rising Tide – A Grassroot Movement for Sustainability”.
The Rising Tide mengampanyekan kesadaran lingkungan, dengan menciptakan ekosistem pengelolaan sampah rumah tangga berkelanjutan. Misinya adalah menggugah kesadaran masyarakat dan para pihak, betapa masalah lingkungan — terutama sampah plastik perlu mendapatkan perhatian serius.
“Lebih dari 14.500 masyarakat teredukasi mengenai pentingnya memilah sampah sebagai bagian dari usaha daur ulang, dalam rangka mengurangi timbulan sampah nasional,” kata Muryansyah. Ia bersama organisasi yang dipimpinnya, Mulung Parahita, menjadi inisiator sekaligus pelaku dari gerakan The Rising Tide.
Saat mendapat kesempatan tatap muka dengan Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar, Muryansyah menyampaikan temuannya bersama tim Mulung Parahita. ”Selama perjalanan, kami mengumpulkan 77,9 ton sisa konsumsi rumah tangga, 78% adalah plastik, dan 40% di antaranya memiliki nilai daur ulang tinggi. Sedangkan di luar sisa konsumsi rumah tangga yang dikumpulkan, sepanjang jalan saya melihat banyak kemasan kecil mengotori jalan. Inilah masalah sampah yang sesungguhnya,” kata Muryansyah.
“Pada kesempatan ini, yang paling penting saya berterima kasih atas inisiatif ini. Kita telah melihat gambarannya sepanjang perjalanan dari Bali ke Jakarta,” kata Siti Nurbaya. Saya menerima catatan dari Muryansyah. Semacam energi baru sekaligus metode, teknik dan cara-cara menstimulir kampanye bersih sampah, bersih lingkungan, dan cara pilah sampah dari rumah. Ini merupakan langkah besar, yaitu edukasi.”
Sebagaimana diketahui, KLHK sejak awal mendukung kampanye The Rising Tide, dan secara konsisten mendorong produsen agar menyusun road map pengurangan sampah dengan target pengurangan 30% timbulan sampah per Desember 2029. Strategi pengurangan sampah plastik industri sudah diuraikan melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah. Produsen juga didorong untuk memproduksi kemasan plastik yang lebih besar (size up) — mengutamakan kemasan besar, untuk membantu pemerintah mengejar target pengurangan timbulan sampah plastik.
Dalam event yang sama, Corporate Sustainability Director Le Minerale, Ronald Atmadja mengatakan, bahwa sebagai perusahaan air mineral yang berkomitmen untuk ikut melestarikan lingkungan di Indonesia, perusahaannya akan terus bersinergi dengan banyak pihak untuk menggencarkan gerakan ekonomi sirkular nasional.
“Sebagai produsen, Le Minerale menyatakan dukungan dan komitmennya dalam gerakan ini. Kami dukung misi KLHK untuk mengurangi angka timbulan sampah. Karenanya, kami dengan terintegrasi terus menggerakan Ekonomi Sirkular sebagai bagian dari Extended Producers Responsibility (EPR) yang kini digaungkan oleh pemerintah. Kami juga mulai mengarah pada upsizing dan melakukan berbagai edukasi pilah sampah dari rumah,” kata Ronald.
Sebagai tindak lanjut dari Gerakan The Rising Tide, para stakeholders menyerukan komitmen bersama bertajuk: “Indonesia Stop Wariskan Sampah”. Komitmen ini melibatkan pemerintah yang diwakili KLHK, produsen diwakili Le Minerale, industri daur ulang diwakili oleh Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), dan komunitas penggerak lingkungan diwakili oleh Mulung Parahita.