Marketing.co.id – Berita Otomotif | Adopsi mobil listrik di dunia terus meningkat. Bahkan, perbincangan tentang mobil listrik semakin nyaring dan telah mengambil alih berita utama di Amerika dalam beberapa tahun terakhir.
Di Indonesia, potensi pasar mobil listrik cukup menggiurkan karena perlahan-lahan masyarakat sudah mulai sadar akan kendaraan ramah lingkungan. Hal ini dibuktikan dari laris manisnya mobil listrik ini. Hanya dalam tempo 5 hari, mobil ini sudah habis dibeli konsumen. Bukan itu saja, konsumen juga rela iku masuk dalam waiting list untuk membeli mobil listrik bergenre compact SUV ini.
Tingginya minat masyarakat ini tentunya membuat produsen berlomba-lomba menghadirkan mobil listrik terbaiknya, salah satunya Wuling. Brand & Marketing Director Wuling Motors Dian Asmahani dalam Tech Conference 2022 menyampaikan, perkembangan mobil listrik di Indonesia sudah cukup cepat. Namun, akan lebih baik lagi jika pemerintah menambah lagi insentif-insentif lainnya untuk mendukung percepatan elektrifikasi ini.
Infrastruktur untuk mobil listrik di era publik pun sudah banyak disediakan oleh pemerintah. Wuling sendiri sudah bekerja sama dengan PLN, dimana setiap pembelian mobil listrik Wuling gratis penambahan daya dan power soket.
“Kami mengikuti roadmap pemerintah dimana tahun ini meminta TKDN 40% untuk menikmati PPnBM 0%. Kami yakin apa yang dicanangkan pemerintah ini bagus untuk mendukung percepatan elektrifikasi. Kami juga akan terus bersinergi dengan pemerintah untuk percepatan elektrifikasi di Indonesia ini bisa berjalan dengan lancar,” ujarnya.
Ditanya soal persaingan, Dian mengatakan, saat ini belum banyak pemainnya. Padahal, konsumen cukup welcome dengan mobil listrik. Terbukti, permintaan mobil listrik di luar brand Wuling cukup tinggi.
Untuk Wuling sendiri, saat ini permintaannya sudah 3000-4000 unit dan inden sampai 2 bulan. Bahkan, Presiden mengimbau beberapa lembaga negara untuk beralih ke mobil listrik. Ini juga sebuah peluang untuk Wuling yang memang memiliki produk mobil listrik.
“Saat ini sebagian masyarakat sudah cukup aware dan mau berkontribusi terhadap greener Indonesia. Karena pemainnya belum banyak tentunya ini menjadi kesempatan yang bagus bagi Wuling untuk menggarap pasar mobil listrik ini,” ujar Dian.
Tahun 2023, banyak yang meramalkan kondisinya akan kurang bagus. Wuling akan menghadapinya dengan inovasi. Bagi Dian, dengan inovasi kita akan melihat sebuah tantangan sebagai opportunity.
“Tentunya kita semua tahu, ketika ada pandemi tahun 2020, industri otomotif cukup terhantam. Namun di tahun 2021, khususnya bagi Wuling, kami berhasil bangkit dengan membukukan penjualan hingga 25.000 unit. Artinya, kami bisa pulih lebih cepat pada saat itu.”
“Kita pun tahu bahwa tahun 2023, banyak yang meramalkan kondisinya akan lebih buruk lagi. Dan, kami saat ini sedang riset untuk mengetahui apa yang bisa dilakukan untuk menghadapi tahun 2023. Inovasi apa yang bisa dilakukan agar bisa mengatasi masa-masa itu dengan baik,” lanjutnya.
Untuk mengantisipasi melemahnya daya beli masyarakat karena inflasi, strategi yang akan dilakukan Wuling adalah dengan mengeluarkan produk yang secara harga value for money agar bisa diserap konsumen, dan melakukan pelayanan terbaik di after sales dan dealer.
Meskipun tahun depan ada ramalan yang kurang baik, Dian mengatakan rencana Wuling untuk ekspansi dealer tetap on-going. Saat ini ada 140 dealer yang kemungkinan tahun depan akan bertambah menjadi 160 dealer. Sementara, untuk penjualan Wuling menargetkan lebih dari 25.000 unit tahun ini.
“Tahun ini Wuling menargetkan penjualan lebih dari 25.000 unit. Lebih penting dari itu, adalah tercapainya target kepuasan pelanggan kami,” pungkasnya.