“IoT Hackathon 2019”, Inisiasi Bosch Dukung IoT di Indonesia

Marketing – Dengan lebih dari 140 juta pengguna internet, pasar Internet of Things (IoT) di Indonesia diperkirakan bernilai USD 30 miliar (Rp 444 triliun) pada 2022 mendatang. IoT sendiri merupakan salah satu kemajuan teknologi kunci guna mendukung implementasi industri 4.0 di Indonesia; sebuah inisiatif untuk membantu mewujudkan visi negara dalam menjadi salah satu dari sepuluh besar ekonomi di tingkat global.

Melihat kebutuhan IoT tersebut, Bosch – perusahaan penyedia teknologi dan layanan global, pun menggelar Internet of Things (IoT) di Indonesia. Bertajuk ‘Bosch IoT Hackathon 2019’ kompetisi ini bertujuan untuk menumbuhkan, mempromosikan dan mendukung inovasi anak-anak muda yang cerdas digital dengan menantang mereka untuk mengembangkan solusi IoT menggunakan Bosch XDK.

Andrew Powell, Managing Director Bosch di Indonesia mengatakan, “Bosch berupaya menemukan solusi IoT lokal baru di bidang smart manufacturing, smart mobility, smart cities, smart agriculture atau aquaculture, serta solusi yang membawa dampak positif bagi lingkungan dan sosial. Selain itu, agar para kalangan muda dan mahasiswa mendapatkan wawasan tentang tantangan yang saat ini dihadapi Indonesia dalam bidang IoT,” papar dia.

Ya, sejak Mei hingga Agustus 2019, Bosch menjalankan rangkaian ‘Road to Hackathon’ di Surabaya, Jakarta, dan Bandung untuk membahas berbagai topik, seperti smart manufacturing, smart mobility, dan smart city. Selanjutnya, bulan September lalu, sepuluh tim finalis telah dipilih dari sekian banyak ajuan proposal yang terdaftar. Untuk menguatkan dan memvalidasi ide-ide awal mereka, seluruh tim ditugaskan melakukan wawancara dengan calon pelanggan.

Puncak IoT Hackathon 2019
Puncak kompetisi hackathon yang berhasil digelar pada 16-17 Oktober 2019 di Surabaya, sepuluh tim pun beradu mempresentasikan ide mereka. Beragam gagasan mereka antara lain sistem untuk memonitor pengolahan biji kopi, alat pakan ikan otomatis, sensor pendeteksi vibrasi dan suhu mesin pabrik, dan sistem pemetaan polusi udara perkotaan.

Para finalis memiliki waktu 24 jam untuk bekerja dengan para pakar industri dari Bosch untuk secara lebih lanjut mengembangkan model bisnis mereka sebelum sesi pemilihan pemenang. Tim pemenang berhak menerima anggaran proyek serta bekerja secara kolaboratif dengan Bosch guna mengevaluasi komersialisasi dan potensi pasar dari ide-ide mereka.

“Adapun kriteria penilaian yang dilihat Bosch, salah satunya adalah pemanfaatan IoT yang digunakan, kontribusi terhadap masyarakat terhadap permasalahan yang ingin dipecahkan, termasuk juga nilai bisnis yang bisa dihasilkan dari proyek tersebut. Akhirnya, kami memutuskan Unafeed dan Ceritech sebagai pemenang di ajang IoT Hackathon 2019,” ungkap Andrew.

Selanjutnya, kedua tim akan diundang menghadiri dan mempresentasikan proyek mereka di ajang Bosch Connected World 2020 di Berlin, Jerman. Dia menambahkan, langkah Bosch ini dapat mendorong anak-anak muda Indonesia yang kreatif dan inovatif untuk mengeksplorasi solusi Indonesia yang unik, dan yang terpenting, mengubah ide-ide mereka menjadi solusi yang terhubung untuk masa depan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.