UMKM Belum Siap Hadapi Risiko Bisnis Akibat Pemadaman Listrik

Marketingcoid –  Pemerintah menargetkan Indonesia menjadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia berdasarkan PDB pada 2030. Untuk mencapai target tersebut, pemberdayaan UMKM menjadi satu dari 10 prioritas nasional pemerintah dalam inisiatif “Making Indonesia 4.0” yang difokuskan pada meningkatkan akses UMKM terhadap akuisisi teknologi, dan memberikan dukungan mentoring guna mendorong inovasi dan transformasi digital.

Ekonomi digital sendiri sangat bergantung pada listrik yang stabil karena konektivitas dan akses data sangatlah penting dalam menunjang operasional bisnis. Insiden gangguan listrik seperti pemadaman dan tegangan listrik yang tidak stabil dapat memengaruhi jalannya bisnis mulai dari layanan pelanggan hingga proses operasional.

Banyak perusahaan kecil menengah (UMKM) yang belum siap menghadapi risiko bisnis akibat pemadaman listrik, dan sering tidak menyadari biaya serta dampak aktual yang terjadi pada operasional mereka. Padahal, dampak keuangan dari pemadaman listrik sebentar saja dapat menjadi bencana besar.

Hasil studi ITIC’s 2017 Reliability and Hourly Cost of Downtime Trends Survey, untuk UMKM dengan 150 karyawan, 1 jam saja terjadi pemadaman listrik sama dengan kehilangan pendapatan dan produktivitas senilai $100K.

Astri R Dharmawan, IT Division Vice President for Indonesia, Malaysia and Brunei, Schneider Electric IT mengatakan, pemadaman listrik adalah salah satu penyebab utama downtime yang tidak terencana. Data Dell EMC Global Study menyebutkan, hampir 90% organisasi mengalami downtime dalam operasionalnya karena kegagalan daya. Untuk itu, penting bagi UMKM melakukan perencanaan proteksi listrik yang lebih baik.

Semakin besar ketergantungan suatu usaha terhadap akses listrik, semakin besar pula kebutuhan usaha tersebut membuat rencana cadangan agar bisnis dapat tetap berjalan meskipun terjadi gangguan listrik.

Untuk membantu UMKM mengatasi masalah ini, Schneider Electric mengenalkan inovasi terbarunya, yakni Easy UPS 1 Ph On-Line dan UPS 3 series. Lini produk Easy UPS ini merupakan kategori baru yang didesain untuk memenuhi kebutuhan proteksi listrik dengan kondisi listrik yang tidak stabil sekalipun.

Astri menjelaskan, seri Easy UPS hadir untuk menjawab kebutuhan pasar akan solusi yang menawarkan ketersediaan, keandalan dan pengelolaan daya listrik yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing usaha. Produk ini cocok digunakan UMKM, pusat data, fasilitas manufaktur hingga pemilik rumahan. “Pemanfaatan teknologi UPS sangat membantu pelaku UMKM agar lebih kompetitif dan memiliki tingkat resistensi yang lebih tinggi dalam kegiatan bisnis mereka,” kata Astri.

Untuk melindungi UMKM dari kerusakan akibat pemadaman dan tegangan listrik yang tidak stabil, Schneider Electric memperluas portofolio UPS-nya, yakni Easy UPS 3S dan Easy UPS 1 Ph On-Line.

Seri Easy UPS 3S diklaim memberikan efisiensi hingga 96% dalam mode konversi ganda dan efisiensi hingga 99% dalam Mode Hemat Energi (ECO Mode). Sementara itu, inovasi Easy UPS 1 Ph On-Line adalah waktu pengisian baterai lebih cepat mencapai 90% dalam waktu 4 jam.

 Selain UMKM yang bergerak di bidang manufaktur dan ritel, lanjut Astri, sektor residential, kafe dan resto juga merupakan target prioritas untuk produk ini. “Ritel, kafe dan resto merupakan sektor bisnis yang sangat rentan terhadap gangguan listrik karena kegiatan operasional sehari-hari yang langsung berinteraksi dengan end customer. Gangguan listrik yang tidak direncanakan tidak hanya berdampak terhadap finansial namunnya juga keluhan pelanggan hingga potensi kerusakan pada merek dan reputasi,” tutup Astri.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.