Pesatnya perkembangan internet di Indonesia menciptakan kesempatan yang lebih besar kepada para pemasar di negara ini, terlebih bagi mereka yang bergerak di industri e-commerce, untuk menjangkau target/calon pelanggan.
Iklan online menjadi kanal penting yang memungkinkan para pemasar ini untuk berinteraksi secara langsung dengan audiensi mereka.
Dengan memanfaatkan media ini, diharapkan pemasar dapat meningkatkan brand awareness dan, dari sisi finansial, mengharapkan terjadinya konversi.
Saat ini, di tengah ketatnya persaingan pasar, para pemasar didesak untuk mampu memanfaatkan kanal iklan online secara lebih efektif dan efisien agar mampu memenangkan persaingan.
Untuk bisa melakukan hal tersebut, berikut 3 tantangan utama yang mereka hadapi dan bagaimana inovasi teknologi pemasaran mampu membantu mereka menjawab tantangan tersebut.
Tantangan #1: Menargetkan Orang yang Tepat
Akurasi dalam hal memetakan target pasar artinya pemasar mampu menampilkan iklan yang relevan bagi setiap individu. Untuk mengatasi tantangan ini, teknologi personalized retargeting dikembangkan.
Teknologi ini mampu memetakan pola kebiasaan dari setiap individu di internet melalui data-data yang tersedia secara umum untuk kemudian diproses lebih lanjut dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung aktivitas bisnis. Hasilnya, seluruh tampilan di dalam iklan online telah dipilih sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan dari setiap individu.
Ambil contoh seseorang yang tertarik untuk membeli radio dan melakukan pencarian di internet. Dalam beberapa hari ke depan, orang tersebut akan melihat iklan online yang menampilkan berbagai perangkat radio yang ia cari dan berbagai alternatif lainnya yang dijual melalui sebuah situs web. Personalized retargeting membantu memberikan kemampuan bagi pemasar untuk menargetkan audiensi mereka secara lebih spesifik.
Walaupun teknologi yang disebutkan di atas sangat membantu pelanggan serta situs e-commerce, namun faktor kunci lainnya adalah memastikan bahwa iklan tersebut terlihat oleh calon pelanggan.
Untuk melakukan itu dibutuhkan teknologi yang disebut dengan RTB (real-time bidding), sebuah teknologi yang mampu melakukan pembelian ruang iklan di suatu situs web secara real-time.
Teknologi ini secara efisien dan efektif memungkinkan iklan online muncul di berbagai situs web yang dikunjungi calon pelanggan. Di balik layar, sebuah proses lelang dan kompetisi secara real-time dalam waktu sekitar 70 milidetik (ketika proses loading situs) terjadi untuk mendapatkan ruang iklan. Dengan teknologi ini, pemasar mampu melakukan otomatisasi proses pelelangan tersebut dan juga mengatur anggaran biaya yang dapat dikeluarkan.
RTB dengan personalized retargeting merupakan pasangan yang sempurna untuk membantu pemasar memilah target pasar secara tepat yang memiliki kemungkinan konversi lebih tinggi. Kombinasi kedua teknologi ini membantu pemasar mengatasi tantangan pertama.
Tantangan #2: Menyeimbangkan Kebutuhan Pelanggan dengan Tujuan Bisnis
Setelah pemasar mampu memetakan target secara akurat, tantangan berikutnya adalah mendapatkan perhatian dan mendorong calon pelanggan untuk melakukan suatu aksi yang diharapkan. Dalam tahap inilah peran algoritma dari setiap teknologi (dan juga penyedia layanan) berperan vital menciptakan hasil yang efektif dan juga efisien di pasar.
Kemampuan untuk mencapai tujuan bisnis sama pentingnya dengan memahami target pasar. Semakin relevan tampilan iklan di mata calon pelanggan, maka semakin besar kemungkinan ikan tersebut bisa menghasilkan konversi.
Setiap bentuk tampilan di dalam iklan online harus diposisikan untuk membantu pemasar mencapai berbagai tujuan bisnis, dan setiap tujuan harus didampingi strategi retargeting yang dapat mengoptimalkan model pembayaran yang digunakan untuk mewujudkannya.
Sebagai contoh, ketika klien memiliki tujuan semata-mata untuk meningkatkan volume trafik situs web, model terbaik untuk mengoptimalkannya adalah mendorong terjadinya klik. Setiap klik pada banner menunjukkan keberhasilan bisnis dalam mencapai tujuan mereka.
Dalam hal konversi, algoritma dari RTB dengan personalized retargeting juga mampu membantu pemasar untuk bisa “mengikuti” para calon pelanggan yang memiliki tingkat kemungkinan konversi yang tinggi, ketika nilai konversi menjadi tujuan utama bisnis.
Algoritma yang unik tersebut seharusnya mampu memilah serta menargetkan calon pelanggan yang memiliki kemungkinan besar untuk melakukan konversi (seperti contoh melakukan pembelanjaan).
Dengan bantuan algoritma ini, pemasar dapat meningkatkan efektivitas dari setiap anggaran iklan. Iklan online yang ditampilkan harus mampu mendukung tujuan bisnis dan juga bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan calon pelanggan tanpa membuat iklan tersebut menjadi pengganggu.
Tantangan #3: Asumsi vs Kenyataan
Setelah memetakan pelanggan secara akurat, mengetahui konten apa yang memiliki tingkat relevansi tinggi dengan target mereka, dan mampu menyelaraskan iklan online dengan tujuan bisnis, pemasar kini dihadapkan pada tantangan untuk menjalankan kampanye secara online dan mengoptimalkan aktivitas tersebut.
Harapan terhadap hasil yang akan didapatkan oleh para pengiklan telah berubah secara signifikan pada dua tahun terakhir ini, karena tidak semua bisnis memiliki anggaran yang cukup untuk melakukan kampanye dengan skala besar hanya untuk klik dan kunjungan ke situs web.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan di kalangan para pelaku industri tentang: Apakah setimpal jika mereka menanamkan investasi di luar dari investasi ke kanal yang berbasis kinerja?
Pada kenyataannya ketika pemasar menjalankan kampanye sekarang ini, para pengiklan yang pintar mengonsolidasi pendekatan mereka untuk aktivitas yang berorientasi pada kinerja, memanfaatkan model pembayaran berbasis kinerja untuk mendapatkan trafik dan juga RoI (Return of Investment) yang lebih optimal.
Untuk menentukan efektivitas dari sebuah kampanye, para pemasar mengandalkan analitik. Caranya dengan mengukur efektivitas dari biaya untuk konversi yang dihasilkan oleh setiap penyedia layanan dan membandingkannya hasil dari satu dengan lainnya, dengan memanfaatkan alat-alat analitik seperti contoh Google Analytics. Dengan melakukan hal tersebut, para pemasar akan mampu mendapatkan bekal untuk bisa meningkatkan efisiensi dari biaya setiap konversi pada kampanye berikutnya.
Ketika pemasar lebih memahami tentang aktivitas berbasis kinerja yang optimal, mereka memiliki kecenderungan untuk fokus pada target yang masuk dalam kategori prioritas tinggi.
Kesimpulannya, proses dibalik iklan online tidak sesederhana yang dibayangkan. Perjalanan ini dimulai ketika calon pelanggan mengunjungi situs web dan dalam waktu milidetik, algoritma dari teknologi retargeting akan menganalisis pola kebiasaan serta karakteristik dari orang tersebut berdasarkan data-data yang tersedia secara publik.
Hasil analisis tersebut akan diproses lebih lanjut sehingga memungkinkan pemasar untuk menampilkan iklan yang relevan dengan orang tersebut dan juga selaras dengan tujuan bisnis.
Setelah itu, teknologi RTB memiliki peran kunci untuk membantu pemasar memenangkan persaingan untuk mendapatkan ruang iklan terbaik di situs web yang dikunjungi oleh calon pelanggan, yang pada akhirnya mendorong terjadinya hasil yang diharapkan oleh pemasar – dari brand awareness hingga konversi untuk mengoptimalkan anggaran iklan.
Untuk mendapatkan hasil terbaik, para pemasar harus memilih mitra yang memiliki teknologi retargeting advertising dan RTB yang dikembangkan khusus dengan algoritma terbaru – yang sesuai dengan kondisi dan situasi dari pasar modern saat ini.
Mitra yang dipilih harus memiliki rekam jejak dari efektivitas mereka dalam hal membantu pemasar untuk menghadapi berbagai kondisi dan situasi di berbagai negara. Tidak lupa, faktor kunci yang patut menjadi salah satu pertimbangan utama yaitu mencari mitra yang berani membuktikan efektivitas dari teknologi mereka.
Pemain dunia seperti RTB House menyediakan solusi dan teknologi yang canggih, dan juga pengetahuan serta pengalaman untuk mengatasi berbagai tantangan pasar di dunia.
Oleh Jakub Ratajczak, Managing Director APAC at RTB House
