Inovasi Teknologi: Antara Kemudahan dan Kerentanan

Berbagai inovasi teknologi di dunia ini selalu bagai pedang bermata dua. Tujuan inovasi sendiri memang untuk menciptakan kemudahan bagi kehidupan manusia. Tetapi di balik kemudahan itu, selalu ada kerentanan.

Inovasi Teknologi

Bagi Anda yang sering berselancar ke berbagai situs, melakukan belanja online, berinteraksi di media-media sosial, melakukan multi-tasking di internet, pasti merasakan bahwa berbagai hal yang Anda lakukan sebenarnya diawasi, dimonitor, bahkan dicatat.

Ketika berinteraksi di satu media sosial, tiba-tiba Anda bisa melihat ada berbagai iklan yang foto-fotonya nampak familier bagi Anda. Jika sedang membuka email, tiba-tiba bermunculan email promo atau penawaran yang belum pernah diterima sebelumnya. Saat sedang membaca berita online, tiba-tiba muncul pop up yang menawarkan suatu produk yang memang sedang dibutuhkan.

Semua yang Anda lihat tersebut bukanlah kebetulan, melainkan memang sudah dicatat, diproses, dan disesuaikan dengan segala aktivitas browsing yang Anda lakukan di internet. Orang yang sedang mencari-cari produk sepeda atau kamera di berbagai situs belanja atau lelang online, tiba-tiba bisa melihat berbagai iklan yang menawarkan kamera dan sepeda ketika mereka sedang melihat akun media sosialnya. Canggihnya lagi, foto produk sepeda atau kamera yang muncul bisa persis seperti yang sedang mereka minati.

Dalam era big data saat ini, tuntutan bagi perusahaan, pemilik merek, dan marketer untuk dapat menguasai segala hal tentang data menjadi semakin tinggi. Aktivitas monitoring pun tak terhindari lagi. Hampir segala aktivitas kita di internet jadi diawasi, bahkan dicatat. Setiap halaman yang kita buka, setiap “klik” yang kita lakukan, setiap informasi yang kita berikan pada suatu situs akan dihubungkan dengan berbagai hal lainnya.

Dengan demikian, maklum saja jika banyak orang yang merasa ruang privasinya jadi semakin sempit. Preferensi tiap orang pun berbeda mengenai hal ini. Ada orang yang bisa merelakan sebagian besar ruang privasi mereka, ada juga yang sangat kritis untuk menjaganya semaksimal mungkin.

Inovasi Teknologi

Sekali lagi bagai pedang bermata dua, segala kecanggihan tracking atau monitoring aktivitas pelanggan ini bisa memberikan kemudahan, sekaligus menciptakan berbagai kerentanan. Kerentanan ini tentu menciptakan risiko tersendiri. Jika kerentanan dirasakan terlalu besar dibanding dengan kemudahan yang bisa didapat, tentu saja akan banyak orang menolak segala hal yang dilakukan perusahaan.

Kemudahan yang bisa didapat oleh perusahaan adalah mereka semakin mengenal pelanggannya, baik secara demografis, geografis, perilaku, psikografis, dan lain-lain. Dengan demikian perusahaan bisa semakin menyesuaikan pesan, promo, atau apa pun yang hendak mereka sampaikan pada pelanggan.

Segala pesan yang disampaikan pada pelanggan tidak lagi bersifat spam karena sudah disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu yang disasar. Bisa jadi hal ini pun diharapkan pelanggan karena mereka jadi lebih mudah mendapatkan informasi untuk selanjutnya memutuskan melakukan pembelian.

Sebaliknya, banyak juga orang yang sangat concern terhadap kerentanan yang ada. Ini karena banyak data pribadi pelanggan yang rentan disalahgunakan. Selain itu, tidak semua orang menyukai perasaan bahwa mereka sedang diawasi ketika melakukan sesuatu. Jika salah satu gadget mereka jatuh ke tangan orang yang salah, segala aktivitas, rutinitas, bahkan karakter dari seseorang pun bisa diketahui.

inovasi teknologiSeperti pada fenomena baru-baru ini, Instagram dan Snapchat sebagai media sosial berbasis sharing foto meningkat pamornya karena menjadi pilihan bagi banyak orang untuk saling berbagi konten hiburan antar teman, rekan kerja, dan para influencer (orang-orang berpengaruh). Instagram pun terus menyempurnakan fiturnya seperti Filter dan Editing untuk kontennya.

Tren ini juga dimanfaatkan oleh berbagai brand untuk bisa membagikan konten yang semakin personal dan menarik di-share kembali dalam bentuk foto, video, dan cerita. Tantangannya adalah bagaimana memfokuskan konten yang sesuai untuk segmen pelanggan tertentu, pada platform dan momen yang pas. Intinya yaitu menyesuaikan pesan dengan target market sehingga pelanggan yang disasar tidak merasa bahwa itu adalah suatu gangguan, dan tidak menimbulkan kesan negatif.

Connected Life sebagai institusi studi global terkemuka, meneliti sikap dan perilaku 70 ribu pengguna internet di 57 negara. Mereka menggunakan analisis komprehensif untuk mencari tahu bagaimana tracking dan monitoring perusahaan bisa mengubah perilaku pasar, dan hal itu menjadi tantangan besar para marketer saat ini.

Lembaga TRUSTe/National Cyber Security Alliance U.S. Consumer Privacy Index juga mengungkap bahwa semakin banyak orang yang khawatir akan terancamnya privasi mereka. Mereka khawatir tidak tahu bagaimana informasi pribadi yang diambil dari mereka secara online bisa diambil, dan digunakan untuk keperluan tertentu. Studi menemukan bahwa persentase orang yang menghindari perusahaan karena ketidakpercayaan, relatif tinggi. Persentase konsumen yang tidak mau privasinya terlanggar juga tinggi, sehingga mereka membatasi aktivitas online karena kekhawatiran tersebut.

Ada juga data yang didapat dari sumber Punch Tab dan Marketing Land. Studi yang dilakukan dari ratusan pemilik smartphone ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak setuju aktivitas mobile mereka dilacak. Mereka juga menyatakan tidak akan bersikap terbuka walaupun perusahaan berusaha memberikan benefit tertentu.

Dengan demikian, adalah tugas dan tantangan berat bagi para marketer dan pemilik merek agar faktor kemudahan dan kerentanan bisa diseimbangkan, sehingga pasar dan konsumen dapat menerima segala macam bentuk pengumpulan dan pengolahan data yang kerap dilakukan saat ini. Tanpa ada jaminan keamanan yang jelas, mustahil konsumen mau menerima dan bersikap terbuka kepada perusahaan.

Ivan Mulyadi

MM.11.2016/W 

Bagaimana Konsumen Bisa Dilacak:

  • Memanfaatkan cookies (skrip yang ditambahkan pada URL): sebagai hasil dari aktivitas browsing konsumen di internet. Dari sini bisa diketahui bagaimana engagement individu tertentu pada suatu situs.
  • Menggunakan device ID: terutama digunakan dalam ranah mobile. Ini karena kebanyakan aktivitas mobile dilakukan lewat apps. Dan melalui apps tidak ada cookies.
  • IP mapping dan geolocation: para pengiklan banyak memanfaatkan “lubang” pada teknologi yang berbasis lokasi untuk mensegmentasi pelanggan mereka.
  • Plus masih ada beberapa metode dan tools pelacakan lain yang sedang dikembangkan. 

“Semua yang Anda lihat bukanlah kebetulan, melainkan memang sudah disesuaikan dengan segala aktivitas browsing yang Anda lakukan di internet.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.