www.marketing.co.id – Dibalik sejumlah keluhan pengguna akan ‘cacat produk’ iPhone 5, termasuk diantaranya masalah akurasi Apple Maps dan chasing iPhone 5 yang diklaim lebih mudah tergores , Apple masih menyisakan kedigdayaan di tengah ketatnya persaingan dunia industri global.
Betapa tidak, saat ini Forbes menempatkan Apple sebagai merek terkuat di dunia, dengan brand value sebesar 87,1 miliar dolar.
Perusahaan teknologi besutan Steve Jobs tersebut, bahkan mengalahkan beberapa merek dunia lainnya, termasuk Microsoft, Coca Cola, dan IBM yang tahun ini masing duduk di peringkat kedua, ketiga dan keempat. Sedangkan untuk posisi kelima ditempati oleh Google dengan brand value sebesar 37.6 miliar dolar .
Bagaimanakah Apple melalakukan hal tersebut? Berikut ini beberapa rahasia kesuksesan Apple untuk menjadi merek terkuat di muka bumi
1. Fokus pada Merek
Sejak tahun 1999, Al Ries telah mengingatkan bahwa jika perusahaan menginginkan merek yang kokoh di benak konsumen, perusahaan harus mempersempit merek, bukan memperluasnya. Menurut penulis buku The 22 Immutable Laws of Branding tersebut, perluasan merek akan meningkatkan penjualan dalam jangka pendek, akan tetapi perluasan merek dapat berpengaruh kontraproduktif bagi upaya branding perusahaan.
Bila dibandingkan dengan pesaing Apple dari negeri gingseng, Samsung, yang dikenal selalu menawarkan varian produk yang lebih melimpah, Apple justru dikenal sebagai perusahaan yang relatif sedikit dalam mengeluarkan varian merek untuk tiap produknya. Hal inilah yang menjadikan Apple tetap bisa fokus, dan mampu mempertahankan loyalitas pelanggannya.
2. Produk revolusioner yang mudah digunakan
Sejak kemunculan iPhone generasi pertama, Steve Jobs sudah meyakini bahwa suatu produk yang revolusioner seharusnya dibuat untuk memudahkan konsumen, bukan untuk mempersulit. Kesederhanaan itulah yang kemudian menjadi filosofi bagi setiap produknya.
Produk yang digagas oleh Steve Jobs itu, hingga kini begitu digemari, karena tidak hanya berhasil membuat produk yang begitu canggih mendahului masanya, tapi dalam waktu yang bersamaan mampu menawarkan konsep simplicity, sehingga pada setiap produknya begitu nyaman dan sangat mudah untuk digunakan oleh pengguna awam sekalipun.
3. Menekan Biaya Produksi
Sudah merupakan rahasia umum, bahwa untuk menekan biaya produksi, apple menggandeng perusahaan yang bermarkas di Taiwan, Foxconn, untuk membuat pabrik pembuatan Ipad dan iPhone 5 di Cina.
Tidak hanya pada biaya produksi produk, untuk biaya iklan pun perusahaan yang bermarkas besar di Silicon Valley, California tersebut, ‘hanya’ mengeluarkan 933 juta dolar, hampir separuh dari biaya iklan Microsoft yang mencapai 1.600 juta dolar, bahkan tidak sampai sepertiga biaya iklan dari Coca Cola yang mencapai 3.256 juta dolar.
4. Komunitas dan Gaya Hidup
Keberadaan para fans fanatik yang rela antri hingga berhari – hari untuk mendapatkan produk terbaru dari Apple, tidak bisa dipungkiri ikut mendongkrak popularitas perusahaan ini. Belum lagi keuntungan publikasi lewat word of mouth yang semakin cepat melalui sejumlah media sosial seperti twitter dan facebook.
Dengan popularitas yang tinggi, menunjukkan perusahaan ini mampu menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat, bukan saja bagi penggemar teknologi, tapi juga orang awam yang ingin mendapat produk yang dinilai mampu mengekspresikan kepribadian mereka.
5. Steve Jobs
Bahkan hingga kini orang masih saja mengkaitkan Apple dengan mendiang Steve Jobs. Kejeniusannya dalam membuat produk yang revolusioner, membuatnya selalu dikenang. Sejak meninggalnya Jobs, sejumlah kalangan meragukan, apakah Apple akan mampu bertahan ditengah ketatnya persaingan, mengingat hingga kini sejumlah fans tidak melihat munculnya produk yang menggebrak pasar dengan inovasi.
Kesukesan Apple saat ini, juga seringkali dianggap sebagai keberhasilan produk yang merupakan warisan inovasi sang pendiri, Steve Jobs, bukan inovasi para penerusnya (Bayu Bagas Hapsoro @bbhapsoro).