2 Kunci Peningkatan Keuangan Digital di Indonesia

Keuangan digital dapat membantu pemerintah mencapai target inklusi keuangan 90% di 2024

Marketing.co.id – Berita Digital |  Tersedianya infrastruktur yang memadai hingga ke pelosok daerah serta sinergi antara pemangku kepentingan menjadi kunci bagi perkembangan inklusi keuangan di era digital.

Selain itu, kepercayaan masyarakat terhadap faktor keamanan, kemudahan dan kenyamanan bertransaksi digital juga berperan terhadap peningkatan inklusi keuangan yang ditargetkan mencapai 90% di 2024.

Pandangan tersebut disampaikan Vince Iswara, CEO dan Co-Founder DANA pada diskusi webinar bertajuk “Peran Pos Indonesia dalam Inklusi Keuangan di Era Digital” yang diselenggarakan Katadata.

“Pandemi Covid-19 telah meningkatkan dan memperluas pemanfaatan teknologi digital yang disebabkan tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk menghindari kontak dalam beraktivitas, termasuk dalam bertransaksi.  Ini bisa dilihat baik dari segi jumlah pembayaran digital maupun pengguna dompet digital. Contohnya di DANA, pada April 2020, jumlah pengguna DANA berkisar 40 juta. Sedangkan akhir 2020, sudah mencapai 50 juta. Artinya, terjadi peningkatan yang cukup besar,” papar Vince.

Menurut Vince, peningkatan tersebut terjadi karena DANA bisa menghadirkan fitur-fitur maupun layanan yang memang dibutuhkan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari seperti pembayaran transaksi, kirim uang antar pengguna (P2P Transfer), dan Bill Payment.

Selain tiga fitur tersebut, ada juga fitur yang terus dikampanyekan agar makin luas penggunaannya, yaitu DANA Bisnis. Fitur ini khusus dikembangkan untuk membantu pelaku usaha, terutama UMKM, sehingga bisa bertransformasi digital dan mengembangkan usahanya. Sejak diluncurkan pada 2019, sudah lebih dari 200.000 pemilik usaha yang memanfaatkan DANA Bisnis untuk mengembangkan bisnisnya.

“Saat ini ada sekitar 60 juta UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia dan baru 13% yang sudah melakukan transformasi digital. Sebagai sahabat UMKM, DANA terus berkomitmen mendukung digitalisasi UMKM baik dengan menghadirkan fitur-fitur yang bisa menjawab kebutuhan maupun melalui inisiatif dan sinergi dengan para stakeholders, termasuk swasta dan pemerintah. Sejak tahun lalu, kami tiada henti melakukan roadshow ke sejumlah daerah untuk membantu percepatan transformasi digital di daerah-daerah setempat,” papar Vince.

Berdasarkan pengalaman melakukan roadshow, Vince mendapati bahwa digitalisasi UMKM dan inklusi keuangan digital masih menghadapi beberapa tantangan, di antaranya adalah infrastrukur. “Untuk meningkatkan inklusi keuangan digital, peningkatan pembangunan infrastruktur menjadi kunci. Selain terbangunnya infrastruktur yang mampu mendukung adanya sinyal atau jaringan internet berkualitas hingga mencapai daerah-daerah pelosok, juga dibutuhkan infrastruktur yang mampu mendukung ketersediaan listrik yang memadai,” ungkap Vince.

Di samping infrastruktur, Vince menyebut kerja sama dan sinergi antar semua pihak sangat penting guna meningkatkan literasi dan inklusi keuangan digital. Karena itu, dia berharap DANA bisa terus bersinergi dengan berbagai pihak, mulai institusi keuangan, swasta, pemerintah pusat maupun daerah hingga dunia pendidikan guna memperluas inklusi keuangan digital hingga ke daerah-daerah.

Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi belum lama ini menerbitkan Perpres Nomor 114 Tahun 2020 untuk mempercepat inklusi keuangan Indonesia hingga mencapai 90% pada 2024. Saat ini, inklusi keuangan sudah mencapai 76,19%, yang artinya 76,19% dari seluruh penduduk dewasa di Indonesia telah menggunakan layanan keuangan formal. Pemerintah berharap target tersebut tercapai dengan semakin luasnya penggunaan keuangan digital di masyarakat.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.