Indonesia Akan Pimpin Pasar IoT di Asia Tenggara

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara meyakini potensi bisnis IoT (Internet of Things) di kawasan Asia Pasifik, termasuk Asia Tenggara sangat besar. Rudiantara mengutip data IDC yang menyebutkan IoT di Asia Pasifik (tidak termasuk Jepang) diproyeksikan akan bertambah dari 1,3 miliar perangakat menjadi 8,6 miliar perangkat. Hal tersebut akan diiringi dengan pertumbuhan pasar dari US$ 250 miliar menjadi US$ 583 miliar pada periode 2010 – 2020.

Para pembicara mampir di salah satu booth pameran IoT
Para pembicara mampir di salah satu booth pameran IoT

Rudiantara mengatakan, khusus Indonesia yang berpenduduk lebih dari 235 juta jiwa dan 297 juta pelanggan selular, fakta ini menempatkan Indonesia sebagai negara terbesar ke-4 di dunia. Ini belum termasuk perkembangan industri di Indonesia, dimana pada tahun 2030, sektor otomotif diperkirakan akan ada 46 juta kendaraan di Indonesia. Sementara itu, di sektor layanan umum akan tersedia 83 juta rumah untuk 300 juta penduduk. Di sisi lain, sektor keuangan, akan ada 4,8 juta UKM yang akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

“Dengan kondisi seperti itu, Indonesia diharapkan akan menjadi pemeran utama dalam pertumbuhan IoT terbesar di Asia Tenggara. Indonesia menawarkan peluang yang luar biasa dalam hal skala penggunaan solusi IoT/M2M, serta memanfaatkan teknologi melalui perusahaan-perusahaan besar dan pengambil kebijakan, dan memimpin transformasi di seluruh wilayah Asean,” kata Rudiantara dalam sambutannya pada Asia IoT Business Forum ke-9 yang dibacakan perwakilan dari Kominfo.

“Asia IoT Business Forum” dihelat selama dua hari 15 – 16 Agustus 2016, di Hotel JW Marriot, Jakarta. Konferensi ini membahas berbagai peluang dan tantangan adopsi IoT dan membahas studi kasus implementasi solusi IoT di beberapa sektor di Indonesia dan Asia Tenggara.

Sesi pertama konferensi menampilkan Hendra Sumiarsa (Head of M2M Indosat Ooredoo), Arifa Febriyanti (Head of IoT XL Axiata), Marina Kacaribu (Vice President Enterprise Digital Services Telkomsel), Muhammad Neil El Hilman (Direktur Infrastruktur TIK Bekraf). Diskusi dimoderatori oleh Vivek Malhan, General Manager, Communications, Media, and Entertainment, APJ Hawlett Packard Enterprise.

Muhammad Neil El Hilman mengatakan IoT bisa dimanfaatkan untuk mendukung program pemerintah. Penerapannya bisa diaplikasikan di berbagai sektor seperti, perikanan, pertanian dan kesehatan. Di bidang kesehatan IoT bisa menjadi solusi Tele Health untuk mengatasi kekurangan tenaga medis di berbagai daerah. “Di pertanian bisa digunakan untuk meningkatkan produktivitas dan memprediksi cuaca,” tuturnya.

Hendra mengatakan, bicara IoT bukan sekadar teknologi atau potensi pasar, namun juga butuh ekosistem pendukungnya. Dia mengatakan sektor-sektor yang membutuhkan IoT antara lain transportasi dan consumer electronic. Solusi IoT yang ditawarkan provider telekomunikasi antara lain big data, data analytic, dan M2M.

Arifa melihat yang paling menikmati IoT perusahaan-perusahaan consumer seperti peritel. Namun dia mengatakan adopsi IoT bukan semata bicara solusi apa yang bisa ditawarkan operator kepada pasar, namun sejauhmana pasar bisa menerimanya. “Masalah IoT bukan di operator, namun apakah masyarakat sudah membutuhkan dan sustainability layanan tersebut,” tandas dia.

Sementara itu, Marina menegaskan, permintaan akan IoT sifatnya masih latent demand, karena itu masyarakat masih perlu diberi edukasi tentang manfaat IoT. Adapun sektor-sektor yang membutuhkan solusi IoT antara lain otomotif, manufaktur, dan ritel.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.