Kampanyekan #AIUntukSemua dan #AIUntukIndonesia, komunitas Indonesia AI hadir sebagai solusi atasi talent gap di bidang kecerdasan artifisial di Indonesia
Marketing.co.id – Berita Digital | Belakangan ini ramai di jagat maya pembicaraan seputar platform Chat GPT. Sistem chatbot berbasis Artificial Intelligence (AI) yang telah mencapai versi Chat GPT-4 besutan perusahaan kecerdasan buatan OpenAI asal Amerika Serikat itu memiliki kemampuan yang mengagumkan dibanding versi pendahulunya, Chat GPT-3.5, yang terlebih dahulu viral pada Desember 2022. Kecanggihan terbaru Chat GPT-4 meliputi kemampuan menganalisis gambar, kepribadian AI yang bisa diatur, memori ingatan lebih besar, dan kemampuan akurasi 27 bahasa.
Kemampuan Chat GPT-4 menunjukkan tren perkembangan AI di skala global yang terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya perusahaan multi industri yang menggunakannya untuk mempercepat inovasi dan meningkatkan efisiensi.
Investor swasta dan publik turut ramai mendukung perkembangan teknologi AI seperti Deep Learning, Computer Vision (CV), dan Natural Language Processing (NLP) untuk pengembangan algoritma guna meningkatkan kemampuan AI dalam menyelesaikan masalah yang lebih kompleks.
Sementara di Indonesia, perkembangan industri teknologi AI juga terus meningkat dengan dukungan pemerintah untuk mengembangkan ekosistem AI di Indonesia. Dukungan ini salah satunya ditunjukkan melalui peluncuran Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial 2020-2045 untuk mengembangkan ekosistem AI di Indonesia.
Meski begitu, saat ini masih ada beberapa tantangan yang masih perlu diatasi, seperti kurangnya talenta AI yang berkualitas, kurangnya infrastruktur pendukung, dan kebijakan yang mendukung perkembangan industri teknologi AI.
Menurut Co-Founder dan CEO Indonesia AI Muhammad Angga Muttaqien yang juga merupakan profesional dan penggiat teknologi AI di Indonesia, diperlukan kolaborasi pentahelix untuk mengatasi tantangan pengembangan AI di Indonesia.
“Sebagai pihak yang berawal dari komunitas penggiat dan penggemar yang memiliki concern terhadap pengembangan edukasi AI, Indonesia AI berkomitmen mengatasi talent gap di Indonesia. Kami hadir untuk membantu Indonesia dalam melakukan transformasi digital menuju Indonesia Generasi Emas dengan pemanfaatan teknologi AI. Tentunya diperlukan dukungan yang solid dari elemen lain dalam kolaborasi pentahelix sehingga Indonesia bisa mencapai target tersebut,” ujar Angga.
Strategi Indonesia AI dalam mendukung pengembangan kecerdasan artifisial di Indonesia
Berdasarkan riset McKinsey dan Bank Dunia, Indonesia membutuhkan sekitar sembilan juta talenta digital selama 2015 hingga 2030. Namun hanya 20 persen dari total 4.000 kampus di Indonesia yang memiliki program studi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), sehingga ada talent gap sekitar 400 ribu–500 ribu setiap tahunnnya.
Berawal dari sebuah komunitas yang didirikan pada 2020, Indonesia AI kemudian bertransformasi pada tahun 2021 menjadi perusahaan di bawah naungan PT Teknologi Artifisial Indonesia, yakni penyedia platform kursus yang bertujuan membantu mengatasi talent gap terutama di bidang AI melalui beberapa program unggulan.
Salah satunya adalah program AI Career Bootcamp, yaitu program pelatihan intensif untuk meningkatkan keterampilan peserta agar siap berkarir di bidang teknologi AI, CV, dan NLP melalui materi yang komprehensif dan mendalam. Edutech ini turut didukung sederet mentor berpengalaman di bidang teknologi AI dari berbagai perusahaan ataupun startup dan telah membantu pemerintah dan banyak perusahaan lintas industri, seperti Microsoft, IBM, AWS, LG Indonesia dan lainnya.
“Melalui kampanye #AIUntukSemua dan #AIUntukIndonesia, kami juga menghadirkan platform belajar daring teknologi AI berbasis Learning Management System (LMS) dan telah menghasilkan banyak lulusan talenta di bidang AI. Terdiri dari ragam kursus mulai dari AI Fundamental, AI for Smart City, AI for Agriculture, AI for Healthcare, AI for Education, AI for Disaster Management, dan AI for Natural Resources. Untuk mencapai Generasi Emas, kami juga menghadirkan AI for Kids untuk memperkenalkan teknologi AI sejak dini yang dimulai dari rentang usia 6 hingga 15 tahun,” jelas Angga.
Platform yang didukung Kode Creative Hub ini telah berhasil menarik minat banyak anak muda untuk belajar teknologi AI dan telah meluluskan lebih dari 2.000 talenta. Ragam penghargaan juga telah diraih Indonesia AI di antaranya adalah Runner Up Startup Pitching Competition oleh IndigoSpace Telkom Indonesia, terpilih sebagai Top 40 Potential Startup oleh program 1.000 Startup Digital pada 2022 oleh Kominfo, dan Startup for Incubation and Pitching Program oleh Founderplus dan FundEx. Sebagai pelopor program belajar teknologi AI di Indonesia, Indonesia AI menargetkan mencapai 1 juta lulusan hingga tahun 2045 untuk memenuhi Indonesia Generasi Emas.