Bergerak Melawan Arus, Hoffman Malah Ekspansi ke Thailand

0
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Majalah Marketing, Hoffman Agency, Thailand, Ekspansi, The Hoffman Agency, Thailand 4.0, komunikasi B2BPerkuat spesialisasi komunikasi teknologi di Asia Tenggara, Hoffman Agency ekspansi ke Thailand.

Marketing.co.id – Berita Marketing | Di tengah arus digitalisasi yang kian agresif di Asia Tenggara, The Hoffman Agency memperluas jangkauan layanannya dengan membuka kantor resmi di Bangkok, Thailand. Langkah ini bukan hanya menandai momentum pertumbuhan jaringan Hoffman secara global, tapi juga menyoroti urgensi akan pendekatan komunikasi yang lebih spesifik dan strategis di sektor teknologi.

Dengan basis utama di Silicon Valley dan spesialisasi pada teknologi serta B2B, Hoffman Agency membawa pendekatan berbeda yang menyasar kebutuhan nyata perusahaan teknologi seperti komunikasi yang relevan, terukur, dan mampu memengaruhi keputusan bisnis.

Thailand telah lama menjadi pasar yang dilirik banyak agensi, namun mayoritas komunikasi masih terjebak dalam gaya PR berbasis gaya hidup. “Di saat Thailand mengejar transformasi ekonomi digital, kebutuhan akan komunikasi teknologi yang tajam dan berbasis wawasan menjadi sangat nyata,” kata Maureen Tseng, Managing Director Southeast Asia, The Hoffman Agency.

Hoffman menjawab kebutuhan ini dengan pendekatan Integrated Marketing Communications (IMC) yang menyatukan strategi, konten, media, hingga pelatihan eksekutif dalam satu paket. Dengan layanan seperti Techplomacy (komunikasi untuk isu geopolitik dan regulasi), employer branding, serta strategi rekrutmen talenta digital, Hoffman hadir sebagai mitra bisnis yang bisa menyelesaikan masalah, bukan sekadar menyebar siaran pers.

Thailand saat ini tengah mengakselerasi agenda Thailand 4.0, menargetkan posisi sebagai pusat data dan AI di Asia Tenggara pada 2027. Inisiatif seperti Eastern Economic Corridor (EEC) dan program Digital Economy Promotion Agency (DEPA) membuka jalan bagi investasi asing di sektor teknologi, otomasi, hingga bioteknologi.

Dalam konteks ini, komunikasi bukan lagi urusan sekunder. Ia menjadi strategi utama untuk menarik investor, menjangkau audiens global, dan membangun kepercayaan pasar. Di sinilah posisi Hoffman menjadi krusial, mengisi celah antara visi nasional dan kebutuhan komunikasi yang presisi.

Menariknya, ekspansi Hoffman ke Thailand terjadi saat banyak agensi PR global justru mengecilkan operasional mereka dan mengurangi spesialisasi. Dalam lima tahun terakhir, Hoffman Agency mencatat pertumbuhan 84% di Asia-Pasifik dan 102% secara global. Pada Maret lalu, agensi ini juga mengakuisisi CCGroup, firma pemasaran teknologi asal London.

Dengan kantor barunya di Thailand, kini Hoffman memiliki 10 kantor di Asia-Pasifik. Tim Thailand sendiri menjadi bagian dari One SEA, divisi lintas negara yang membawahi operasi di Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Lebih dari 60% proyek Hoffman di Asia Tenggara bersifat lintas batas.

Dipimpin PJ (Prangthong) Jitcharoenkul, mantan jurnalis kebijakan luar negeri yang kini menjabat sebagai Associate Account Director, Hoffman Thailand sudah menangani klien besar seperti Tencent dan Western Digital Corporation. Fokus mereka adalah membangun narasi teknologi yang berdampak, relevan secara budaya, dan kuat secara bisnis.

“Pasar komunikasi di Asia Tenggara sedang bergerak ke arah spesialisasi. Perusahaan tidak hanya mencari agensi yang bisa ‘menarik perhatian’, tapi yang bisa membantu mereka memenangkan pasar,” pungkas Tseng.

Didirikan di Silicon Valley dan telah hadir di Asia sejak 1996, The Hoffman Agency dikenal sebagai salah satu agensi komunikasi teknologi independen terbaik dunia. Di Asia, Hoffman telah beberapa kali dinobatkan sebagai APAC Technology Agency of the Year oleh PRovoke Media dan terus tumbuh dengan pendekatan IMC berbasis strategi bisnis.