Hidupkan Perekonomian dan Tradisi Tenun, UGM Juarai DYSE 2015

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Salah satu tim Juri DYSE 2015 saat melakukan penilaian terhadap salah satu tim pesertaDanone kembali menggelar Danone Young Social Entrepreneur (DYSE), suatu kompetisi untuk menumbuhkan semangat social entrepreneurship mahasiswa di Indonesia dengan misi Empowering Youth to Empower People.

Kompetisi yang diadakan sejak 2013 ini merupakan bentuk komitmen Danone dalam mendorong anak muda menciptakan perubahan sosial yang memberikan dampak positif dan berkelanjutan untuk perekonomian masyarakat.

Penyelenggaraan DYSE tahun ini bekerja sama dengan Kitabisa.com, sebuah situs crowdfunding buatan dalam negeri yang telah memfasilitasi pendanaan lebih dari 125 inisiatif sosial yang bertempat, dimiliki, atau memberi kontribusi untuk Indonesia.

Melalui Kitabisa.com, peserta DYSE menggalang dana dari publik yang dananya digunakan untuk membuat prototipe ataupun pengembangan bisnis. Publik yang berdonasi dapat melihat dana yang terkumpul secara transparan dan laporan penggunaannya melalui website Kitabisa.com.

Berdasarkan hasil seleksi dan penjurian hingga mencapai babak final, para juri telah memilih kelompok Dreamdelion sebagai pemenang pertama dari Universitas Gajah Mada. Mereka berinovasi dengan membuat barang-barang kerajinan seperti tas dan dompet dari bahan stagen berwarna-warni.

Foto Produk Pemenang Dreamdelion DYSE 2015Melalui project ini, mereka memberdayakan masyarakat Desa Sejatidesa, Yogyakarta dan menghidupkan kembali tradisi menenun yang hampir hilang di sana.

“Melalui kegiatan ini kami berharap pemenang dapat melanjutkan proyek sosial mereka sehingga mampu meningkatkan status ekonomi masyarakat sekitar,” kata Poerbaningrat, HR Development Director Danone Group Indonesia.

DYSE 2015 merupakan kompetisi yang diadakan untuk kali ketiga. Pada kompetisi DYSE, setiap tim peserta yang beranggotakan lima orang mahasiswa berperan sebagai Board of Director dari sebuah unit bisnis sosial yang mereka rancang sendiri.

Para mahasiswa ini diharuskan melakukan SWOT analysis, menentukan strategic direction, action plan, serta financial estimate untuk ide bisnis sosial yang mereka ajukan.

Selain itu, 12 tim peserta ini juga dapat membuat prototipe bisnis atau produknya dengan menggunakan dana yang digalang melalui Kitabisa.com.

Dengan cara ini, mereka dapat mengetahui bagaimana respon masyarakat terhadap produk atau ide mereka.

Menurut Alfatih Timur, founder Kitabisa.com, “Situs Kitabisa.com sangat mendukung inisiatif sosial yang dijalankan oleh siapa saja selama itu bermanfaat untuk Indonesia. Oleh karena itu, kami sangat bangga dapat bekerja sama dengan Danone dalam mendukung tumbuhnya social entrepreneurship di Indonesia.”

Tahun ini, panitia DYSE telah menerima lebih dari 100 kelompok pendaftar yang berasal dari berbagai universitas terkemuka di Indonesia. Proposal yang mereka buat memiliki tema beragam, mulai dari pengelolaan sampah, pertanian, akses air bersih, sanitasi dan kebersihan, pemberdayaan wanita dan anak, hingga perbaikan gizi.

Setelah melalui proses seleksi ketat, dipilih 12 kelompok finalis. “Dua belas tim finalis inilah yang berkompetisi di tahap final untuk memperebutkan lima gelar juara. Pemenang mendapatkan kesempatan untuk mewujudkan ide bisnis sosial mereka melalui bantuan permodalan dan beasiswa,” kata Evan Indrawijaya, Human Resources Director, Danone ELN Indonesia, salah satu anggota tim juri.

Hadiah yang diperebutkan dalam kompetisi ini adalah perjalanan studi ke Thailand, beasiswa selama satu tahun, dan modal investasi bisnis masing-masing senilai Rp. 15.000.000 untuk lima kelompok pemenang.

“Bisnis sosial yang diajukan untuk dinilai tidak hanya bertujuan untuk menghasilkan keuntungan semata, tetapi juga yang dapat memecahkan masalah sosial melalui pemberdayaan masyarakat sekitar,” katanya.

Tim juri dalam kompetisi ini terdiri dari para direktur Danone serta praktisi bisnis sosial terkemuka di Indonesia, seperti Alfatih Timur (Kitabisa), Goris Mustaqim (Asgar Foundation), Nadya Saib (Wangsa Jelita), dan Yuri Pratama (Urchindonesia).

Dalam menentukan pemenang, tim juri menilai beberapa hal penting seperti orisinalitas ide, kekuatan perencanaan, dan besarnya dampak ide terhadap kondisi sosial dan ekonomi sekitar.

Editor: Putri Sekar

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here