Tips Mengelola Pedagang Kaki Lima

Pengembang Apartemen Green Pramuka berhasil mengelola Pedagang Kaki Lima (PKL) di Green Pramuka Square melalui upaya dialog sehingga tercipta komunitas pedagang di dalam lingkungan hunian.

Dalam kesempatan ini, Green Pramuka menyatakan siap menyumbangkan pengalaman mereka dalam pengelolaan Pedagang Kaki Lima dengan prinsip win-win solution bagi Pemerintah Provinsi DKI.

 “Selama ini para pengelola mal dan apartemen di Jakarta cenderung enggan berbagi tempat dengan PKL dengan berbagai alasan. Jika kemudian menyediakan tempat, dilakukan dengan menetapkan tarif yang tinggi. Kami justru sebaliknya, para PKL kami ajak untuk masuk ke lingkungan hunian,” ujar Marketing Director Green Pramuka City Jeffry Yamin.

Upaya yang dilakukan Green Pramuka City juga menjadi wujud nyata kepatuhan mereka terhadap Peraturan Gubernur No 10 Tahun 2015 tentang Penataan dan Pemberdayaan PKL, penataan PKL dan UKM dapat menggunakan lahan swasta, termasuk pusat perbelanjaan dan perkantoran.

Sementara itu, General Manager Green Pramuka Square Liza Monalisa dalam kesempatan yang sama menuturkan dengan adanya integrasi tersebut sajian kuliner di lingkungan Green Pramuka Square dapat dilakukan sepanjang hari mulai pukul 06.00 sampai malam jam 24.00.

Pada pagi jam 06.00-10.00 sebelum gerai makanan Green Pramuka Square buka, para PKL menyediakan beragam sajian sarapan pagi mulai dari sejumah kudapan ringan hingga yang agak berat seperti nasi pecel, nasi uduk, lontong sayur, bubur Manado, soto ayam hingga mie ayam.

Ketika mal mulai buka pada jam 10.00 hingga jam 22.00 tersedia beragam makanan yang ditawarkan tenant (penyewa) mal dan food court. Kemudian ketika mal tutup, street food kembali hadir dengan sajian seperti sate Padang, angkringan, hingga nasi goreng kepiting.

Untuk menjaga ketertiban dan kebersihan kuliner jalanan yang dijajakan PKL yang berada di dalam lingkungan hunian wajib mematuhi kesepakatan bersama yang telah dirumuskan para pedagang dan pengembang.  

Dengan sistem win-win solution ini, menurut Jeffry Yamin justru menjawab kebutuhan para penghuni apartemen yang ingin mencari selingan bagi kuliner di dalam mal. Pada sisi lain, dengan PKL yang tertata, lingkungan apartemen lebih semarak.

Pada sisi lain melalui integrasi dapat menjadi solusi nyata terhadap keluhan sepinya sejumlah mal di Jakarta yang terlambat membaca perubahan gaya hidup masyarakat kota besar yang mengurangi perjalanan ke mal hanya untuk berbelanja.

Dalam skala yang lebih luas konsep integrasi pengelolaan hunian-pusat perbelanjaan dengan PKL sesuai dengan konsep one stop living yang menjadi perhatian pemerintah Presiden Joko Widodo dalam pengembangan infrastruktur kawasan terpadu tempat tinggal, pusat bisnis yang terintegrasi dengan titik-titik transportasi massal.

“Jangan sampai ketika kawasan terpadu yang nanti dibangun di banyak titik berjalan ke arah yang salah di mana bukan lingkungan modern yang diharapkan justru menjadi lingkungan yang padat dan kumuh,” pungkas Yamin.    

Dengan adanya sajian kuliner hampir 24 jam, membuat para penghuni Green Pramuka City merasa nyaman tinggal di sana. Para penghuni tidak perlu lagi pergi jauh untuk mencari makanan. Berbagai macam makanan tersedia di tempat ini, dari mulai sarapan pagi, makan siang sampai jajanan malam. Bahkan bisa dikatakan bahwa kuliner Green Pramuka City menjadi salah satu pusat kuliner di Jakarta Pusat.

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.