Akhir 2017 silam dalam suatu acara, Nadiem Makarim, Founder Go-Jek, sesumbar di hadapan awak media bahwa 2018 akan menjadi tahunnya Go-Pay. Kini, apa saja pergerakan dan inovasi yang sudah dilakukan Go-Pay?
Pernyataan dari bos Go-Jek tersebut kala itu bukanlah pepesan kosong belaka, namun berdasarkan fakta. Fakta kuat yang menunjukkan bahwa transaksi Go-Pay telah mencapai 30% dari transaksi uang elektronik nasional per Oktober 2017. Hal inilah yang membuat percaya dirinya tinggi akan pertumbuhan Go-Pay.
Bahkan dalam beberapa wawancara yang dilakukan di akhir 2017, secara garis besar dijelaskan kalau ia ingin membawa Go-Jek yang notabene adalah layanan transportasi online beralih menjadi perusahaan financial technology (fintech) melalui Go-Pay.
Kita bisa melihat keseriusan dari ucapan Nadiem dengan pergerakannya untuk Go-Pay. Bahkan Go-Pay sekarang bukan lagi sekadar alat pembayaran saja; dari pengisian melalui ATM, bahkan untuk transfer dan penarikan tunai juga bisa.
Go-Pay sudah melampaui fungsi awalnya, dan ini karena ambisi Nadiem untuk membesarkan Go-Pay menjadi fintech. Jika melihat Go-Pay di awal kemunculannya, layanan ini hanya merupakan pelengkap dari layanan utama yaitu transportasi (Go-Ride) dan juga logistik (Go-Food).
Diluncurkan pada akhir 2015 sebagai pengganti dari Go-Jek Credits, layanan ini hadir karena Nadiem melihat ada masalah yang terjadi di lapangan. Masalah itu adalah mengenai pembayaran. Konsumen bakal kerepotan jika harus selalu bayar tunai, menyiapkan uang terlebih dulu, juga kemungkinan tidak tersedianya kembalian dari driver. Go-Pay dihadirkan untuk simplifikasi pembayaran sehingga memudahkan konsumen melakukan transaksi nontunai tanpa kartu.
“Go-Pay muncul untuk mengatasi masalah tersebut dengan mempermudah berbagai transaksi. Sehingga, apabila hendak mengirim makanan tidak perlu menunggu orang di rumah menyiapkan uang tunai,” jelas Nadiem.
Untuk menarik penggunaan dompet digital ini, konsumen Go-Jek diberi rangsangan berupa promo-promo menarik seperti potongan harga ataupun bebas biaya antar makanan. Strategi tersebut memang cukup berhasil untuk ‘memaksa’ konsumen menggunakan Go-Pay, namun tidak untuk jangka panjang.
Agar layanannya digunakan secara berkelanjutan, pria lulusan Harvard University ini ingin Go-Pay bisa melakukan transaksi pembayaran untuk kebutuhan sehari-hari. Ia pun melakukan inovasi dengan menambah layanan pada platform Go-Jek. Sekarang Go-Pay sudah dapat digunakan untuk melakukan transaksi di luar Go-Ride dan Go-Food.
“Saat ini, layanan Go-Pay bisa digunakan untuk membeli pulsa, tiket bioskop, pertunjukan, mengirim barang, membayar listrik dan iuran kesehatan BPJS, serta layanan lain yang ada di dalam aplikasi Go-Jek,” ujarnya.
Dengan menghadirkan layanan yang bisa melakukan pembayaran beragam jenis kebutuhan, Go-Pay pun terus bertumbuh. Bahkan penggunanya telah mencapai angka lebih dari 60% dari pengguna aplikasi Go-Jek. Selain inovasi dan kerja sama lintas bisnis dengan berbagai perusahaan, pertumbuhan Go-Pay juga didorong oleh sisi legalitas. Go-Pay sudah mendapat restu dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melaksanakan kegiatan pembayaran elektronik.
Restu tersebut membuat kepercayaan publik kepada Go-Jek meningkat, sehingga pada Oktober 2017, Nadiem mengklaim jumlah pengguna Go-Jek sudah mencapai 20 juta pengguna aktif. Dari total pengguna aktif tersebut, 55% atau 11 juta pengguna telah menggunakan Go-Pay.
Melihat pertumbuhan itu Nadiem pun mulai serius untuk mengembangkan Go-Pay lebih besar lagi, bahkan bisa terpisah dari platform induknya Go-Jek. Keseriusan itu terlihat ketika mengakuisisi tiga start up fintech secara bersamaan yaitu Kartuku, Midtrans, dan Mapan pada Desember 2017. Akuisisi ini berimbas pada perubahan struktural perusahaan di mana Aldi Haryopratomo menjadi CEO Go-Pay.
“Go-Jek akan berkolaborasi dengan tiga perusahaan fintech nasional terdepan di Indonesia yang memiliki visi dan etos kerja sama dengan kami. Inisiatif ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat fondasi dan langkah kami di industri fintech Indonesia,” ujar Nadiem kala itu.
QR Code Menjadi Kunci
Setelah mendapat lampu hijau dari Bank Indonesia, gerakan Go-Jek tidak terkekang lagi dan Go-Pay menjadi fitur yang paling agresif melakukan inovasi tahun ini. Salah satu inovasinya adalah melakukan kerja sama dengan perbankan, yaitu Bank BRI.
“Ini juga menjadi bukti bahwa fintech bisa menjadi mitra strategis perbankan. Mitra dan merchant kami yang belum memiliki akses bank bisa terbantu dengan adanya (kerja sama) ini. Di sisi lain, pengguna Go-Pay juga bisa semakin mudah melakukan pembayaran elektronik untuk tagihan Bank BRI,” kata Aldi Haryopratomo, CEO Go-Pay.
Langkah itu juga selaras dengan misi Go-Pay sebagai fintech yang ingin memperlebar sayap hingga ke berbagai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Untuk menunjang misi tersebut, Go-Pay sudah mempersiapkan strategi dalam wujud QR Code.
Quick response code atau kode respons cepat sebenarnya sudah dihadirkan pada November tahun lalu, namun inovasi ini sempat dibekukan oleh BI. Layanan QR Code kembali bisa digunakan setelah mendapat izin dari BI pada pertengahan April 2018.
Kembali aktifnya layanan ini direspons cepat oleh Go-Jek. Sebagai bentuk perayaan dan pengenalan kembali, Go-Jek mengadakan Hari Kuliner Nasional Go-Food yang terselenggara secara serentak di 11 kota pada 5–13 Mei 2018.
Selain itu Go-Jek juga menggandeng Baznas untuk mengadakan program sedekah nontunai. Dalam program ini, pengguna aplikasi Go-Jek bisa melakukan sedekah dengan cara memindai QR Code untuk mendebet saldo Go-Pay.
Secara total ada kurang lebih 3.000 merchant yang telah melayani pembayaran lewat QR Code. Beberapa di antaranya yakni Gramedia, Watsons, Starbucks, dan SPBU Pertamina. QR Code menjadi komponen penting karena bisa menarik pengguna yang lebih banyak lagi. Dan yang utama adalah untuk memuluskan ambisi Nadiem seperti di awal tadi; mengubah Go-Pay menjadi alat pembayaran yang bisa dipakai di mana saja dan untuk beragam keperluan.
Wicaksono, dari berbagai sumber
MM.11.2018/W
[…] (pertumbuhan 400% dari tahun sebelumnya). Sementara Go-pay mengungkapkan bahwa pada Oktober 2017 [tautan], pengguna aktif Go-pay memiliki 11 juta pengguna aktif dan aplikasi Go-jek sudah terunduh sebanyak […]