Marketing.co.id – Berita Marketing | Tuntutan kebutuhan layanan kesehatan yang semakin personal, mendorong PT Prodia Widyahusada Tbk membuka “Prodia Clinical Multiomics Centre (PCMC) by Mass-Spectrometry Technology bertepatan dengan 14 tahun berdirinya laboratorium mass spectrometry.
Layanan PCMC diresmikan secara simbolis pada Sabtu (15/11) di Prodia Tower, Jakarta oleh Andi Widjaja selaku Founder Prodia dan Komisaris Utama, bersama Dewi Muliaty, Direktur Utama PT Prodia Widyahusada Tbk, disaksikan oleh jajaran Direksi dan Dewan Komisaris Prodia.

“Layanan multiomics ini merupakan inovasi yang mendukung deteksi dini penyakit. Kami berharap dapat membantu masyarakat memahami kondisi tubuh secara lebih tepat dan personal. Saya sendiri berharap layanan lengkap PCMC ini diakui di Asia, bahkan global.” ujar Andi Widjaja, Founder dan Komisaris Utama Prodia.
Pendekatan Baru dalam Diagnostik Klinis
Prodia melakukan pengembangan laboratorium mass spectrometry selama 14 tahun hingga akhirnya berhasil menghadirkan pendekatan teknologi yang lebih lengkap melalui fasilitas PCMC tersebut.
Andi menambahkan bahwa lebih dari 140 biomarker dapat diperiksa dengan teknologi mass spectrometry yang telah dikembangkan sejak lebih dari satu dekade.
Baca juga: Indonesia Siap Jadi Mercusuar Layanan Kesehatan Digital
Biomarker tersebut meliputi asam amino, vitamin, hormon, logam berat, hingga metabolit lain yang memberi gambaran kondisi tubuh secara komprehensif.
Penguatan Pengobatan Berbasis Data
Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty, menjelaskan bahwa teknologi ini telah menjadi fondasi inovasi riset maupun layanan Prodia.
“Mass spectrometry telah dipublikasikan dalam forum ilmiah nasional dan internasional selama bertahun-tahun. Teknologi ini juga mendukung program Newborn Screening dari CDD serta memenuhi standar global melalui akreditasi CAP. Kami ingin menjadi center of excellence diagnostik yang menunjang pengobatan generasi baru,” katanya.
PCMC dilengkapi teknologi kromatografi yang memungkinkan analisis metabolit secara mendetail dan akurat. Fasilitas ini menggambarkan respons biologis tubuh yang penting bagi perencanaan pengobatan individual.
Baca juga: Teknologi AI Bantu Kedokteran Diagnosis Kanker Payudara
Praktisi Mass Spectrometry, Prof. Dr. dr. Noroyono Wibowo, Sp.OG, Subsp.KFM, yang hadir saat peresmian, memaparkan bahwa teknologi ini mampu memetakan episode metabolisme secara rinci sehingga membantu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi hingga kondisi sel berdasarkan parameter metabolomik.
“Data tersebut penting dalam pengembangan pengobatan berbasis kondisi biologis tiap individu karena dilakukan dengan pendekatan cellular dissection yang memungkinkan analisis sampai organel sel untuk menilai wellness,” jelasnya.
Prodia saat ini tengah melakukan renovasi besar pada lantai 4,5,6 dan berpotensi meluas ke lantai 7. Area tersebut sepenuhnya didedikasikan untuk pengembangan laboratorium riset dan fasilitas PCMC.
“Kami berharap jumlah tes terus bertambah, saintis tetap bersemangat dan riset tidak berhenti meski biaya pengembangannya tinggi. Prodia menyediakan rentang harga pemeriksaan antara Rp500 ribu hingga Rp2 juta agar masyarakat tetap dapat mengakses tes yang relevan secara klinis. Ke depan PCMC menargetkan tidak hanya menjadi yang terbesar di Asia, tetapi juga mampu bersaing secara global.” tutup Dewi

