Marketing.co.id – Berita Digital | Dunia manufaktur tengah mengalami revolusi besar dengan hadirnya Generative Artificial Intelligence (GenAI). Teknologi ini dinilai mampu mengubah sistem produksi konvensional menjadi pabrik pintar yang lebih efisien, adaptif, dan berdaya saing tinggi.
Namun, menurut laporan NTT DATA, transformasi digital manufaktur juga diwarnai sejumlah tantangan krusial, mulai dari kesiapan infrastruktur hingga kurangnya kebijakan etika AI.
GenAI Dorong Transformasi Digital Manufaktur
Dalam laporan bertajuk “Feet on the Floor, Eyes on AI: Do you have a plan or a problem?”, lebih dari 500 pemimpin industri manufaktur dari 34 negara menyatakan bahwa GenAI telah memberikan dampak nyata terhadap efisiensi operasional dan daya saing bisnis mereka.
Temuan utamanya meliputi 95% perusahaan manufaktur telah merasakan peningkatan efisiensi berkat penerapan GenAI, 94% berharap integrasi data IoT ke dalam model GenAI akan meningkatkan akurasi dan relebansi hasil dari AI, 91% optimis digital twin dan GenAI akan meningkatkan ketahanan rantai pasok dan pengelolaan aset. Responden juga mengatakan bahwa GenAI paling banyak digunakan untuk rantai pasok dan inventaris, pengelolaan pengetahuan, pengendalian kualitas, riset dan pengembangan, serta otomatisasi proses.
Prasoon Saxena, Co-Lead, Products Industries, NTT DATA, Inc mengatakan bahwa AI kini mempermudah banyak proses dan mengubah batasan yang sebelumnya ada di seluruh rantai nilai industri manufaktur, dari prediksi rantai pasok hingga kendali mutu.
“Gen AI bisa membantu organisasi menjadi lebih fleksibel di tengah perubahan bisnis yang cepat, terutama saat menghadapi ketidakpastian kebijakan tarif secara global,” ujarnya.
Tantangan Utama Implementasi GenAI di Industri Manufaktur
Meski manfaatnya besar, masih banyak pelaku industri yang belum siap menjalankan transformasi ini secara menyeluruh, seperti:
- Infrastruktur: 92% menyatakan teknologi lama jadi penghambat, tapi hanya sebagian yang sudah mengevaluasi kesiapan mereka.
- Kesiapan tenaga kerja: Dua dari tiga perusahaan mengaku karyawan belum memiliki keterampilan GenAI yang cukup.
- Manajemen data: Hanya 41% yakin memiliki kapasitas data yang mendukung operasional AI.
- Kerangka Tanggung Jawab: Meski etika AI mulai jadi perhatian, hanya 47% yang yakin perusahaanya memiliki kerangka kerja yang kuat untuk menyeimbangkan risiko dan penciptaan nilai.
Strategi dan Solusi Menuju Pabrik Pintar
Agar sukses mengadopsi GenAI, perusahaan manufaktur perlu membangun infrastruktur digital yang kuat, melatih dan meningkatkan kapasitas SDM, menerapkan kebijakan etika dan tata kelola AI. Menurut Saxena, perusahaan manufaktur yang paling sukses adalah yang sudah mengintegrasikan GenAI ke dalam operasional utama mereka. “Kalau tidak direncanakan, dijalankan, dan dikelola dengan strategi yang tepat, GenAI bukan hanya jadi masalah, tapi bisa membuat perusahaan gagal dari awal,” pungkas Saxena mengingatkan.
Transformasi digital manufaktur tidak bisa dihindari. GenAI akan menjadi tulang punggung industri 4.0 dan pembentuk pabrik masa depan. Namun, kesuksesan hanya akan diraih oleh perusahaan yang mampu beradaptasi, membangun fondasi teknologi yang kokoh, dan memperkuat kapasitas manusia serta etika dalam pemanfaatan AI.