Geliat Industri Sepakbola di Jakarta

0
[Reading Time Estimation: 5 minutes]

zzzzzzzzzzzzzzzzzzzz186448_persija-vs-persisam_663_382

Saat ini sepakbola di Indonesia semakin semarak. Di Indonesia sepakbola mulai bergerak maju menjadi sebuah industri. Bahkan para pengusaha – pengusaha besar di Indonesia telah menyatakan tertarik unutk berinvestasi di industri sepakbola.

Jakarta sebagai kota yang besar mempunyai potensi yang besar pula untuk dijadikan tempat bertumbuhnya industri sepakbola. Misalnya klub Persija Jakarta, pertandingan Persija di Jakarta selalu dihadiri ribuan penonton. Persija juga telah mempersiapkan industri sepakbola yang menarik bagi masyarakat Jakarta. Persija sebagai salah satu klub sepakbola terbaik di Indonesia mempunyai nilai jual yang tinggi di mata masyarakat Indonesia.

Dengan 10 gelar juara Liga Indonesia yang telah dimilikinya, Persija merupakan klub sepakbola dengan jumlah gelar juara terbanyak di Indonesia. Seiring meningkatnya prestasi Persija di kancah persepakbolaan Indonesia, Persija tidak hanya memiliki pendukung yang berasal dari Jakarta saja. Namun juga dari kota – kota lain di seluruh Indonesia. Bahkan dari tahun ke tahun pendukung Persija selalu meningkat jumlahnya.

Penjualan tiket pertandingan dan merchandise resmi klub Persija Jakarta menjadi salah satu yang tertinggi di Indonesia. Dalam hal ini artinya manajemen Persija harus mempertahankan atau bahkan meningkatkan penjualannya. Cara yang dilakukan manajemen Persija dalam memperbaiki kualitas jasanya adalah dengan memperbaiki dari segi product, price, place, promotion, people dan phsycal evidence.

Segmentasi untuk konsumen jasa hiburan sepakbola yang diberikan Persija sudah sangat tertuju pada suatu pasar. Dari segi geografis tentunya hiburan ini ditujukan untuk masyarakat Jakarta. Dari segi demografis, ditujukan untuk masyarakat dengan tingkat pendapatan menengah ke bawah. Segmentasi dari segi psikografis dan fisiografis hiburan ini ditujukan untuk  laki – laki dan perempuan yang menyukai sepakbola dari segala usia.

 Persija telah melakukan kerja sama dengan salah satu apparel olahraga League untuk penyediaan pakaian tim dan pengadaan merchandise resmi. Kerja sama lainnya dalam sponsorship, Persija telah disponsori oleh perusahaan besar seperti Honda dan produk Kuku Bima. Manajemen Persija juga membuka kerja sama kepada perusahaan lainnya yang ingin mengiklankan produknya pada jersey klub dan papan iklan di stadion.

 Selain klub sepakbola, produk utama lainnya pada industri sepakbola adalah pemain sepakbola itu sendiri. Pemain sepakbola seolah menjadi magnet tersendiri yang menarik penonton untuk datang langsung ke stadion. Mendatangkan pemain bintang ke suatu klub sudah barang tentu akan menarik minat orang untuk menonton pemain tersebut.

 Strategi yang telah dilakukan manajemen Persija untuk memperbaiki dari segi product dan people adalah dengan mendatangkan pemain bintang ke Persija. Pemain – pemain Persija yang menjadi daya tarik penonton untuk datang langsung ke stadion adalah pemain macam Ismed Sofyan, Fabiano Beltrame dan Robertino Pugliara. Bukan tidak mungkin ke depannya Persija akan merekrut pemain bintang lainnya, sehingga makin menarik minat penonton untuk datang langsung ke stadion.

 Siaran langsung pertandingan Persija di televisi merupakan yang terbanyak di antara klub – klub lainnya di Indonesia. Pertandingan Persija bisa ditayangkan lebih dari 20 kali dalam semusim kompetisi Liga Super Indonesia. ANTV sebagai stasiun televisi penyiar Liga Super Indonesia beralasan karena rating penonton selalu tinggi bila yang disiarkan adalah pertandingan Persija.

 Keuntungan yang didapatkan oleh Persija dengan banyaknya pertandingan yang disiarkan di televisi adalah pemasukan dari hak siar. Pemasukan dari hak siar di televisi merupakan pemasukan yang ketiga terbesar setelah penjualan tiket pertandingan dan merchandise bagi Persija. Oleh karena itu, fans Persija yang tidak bisa menonton langsung ke stadion diharapkan bisa menonton langsung di televisi.

 Perbaikan dari segi place dan physical evidence yang sudah dilakukan manajemen Persija adalah menjadikan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) sebagai home base. Sebelumnya Persija memakai stadion Lebak Bulus sebagai home base. Lokasi SUGBK yang strategis menjadi salah satu alasan pemindahan home base Persija. Alasan lainnya adalah kapasitas SUGBK yang besar, sehingga dapat menampung banyak penonton.

 Lokasi SUGBK yang berada di pusat kota Jakarta juga dapat memudahkan fans Persija dari seluruh penjuru Jakarta untuk menjangkaunya. Kemudahan akses transportasi  menuju SUGBK juga mendorong orang untuk menonton langsung di stadion. Dengan digunakannya SUGBK sebagai home base, diharapkan makin meyakinkan konsumen mengenai kenyamanan dan keamanan saat menyaksikan Persija berlaga.

 Jika sebelumnya Persija memakai stadion Lebak Bulus yang berkapasitas kecil, kini Persija telah memakai SUGBK yang dapat menampung lebih dari 80.000 penonton. Saat Persija bermain di stadion Lebak Bulus banyak fans Persija yang tidak dapat masuk ke dalam stadion karena kehabisan tiket. Pemakaian SUGBK sebagai home base adalah solusi untuk menanggulangi fans Persija yang tidak bisa masuk karena kehabisan tiket.

 Artinya Persija telah menganggap fans Persija sebagai aset yang harus di akomodir untuk tetap bisa menyaksikan klub kebanggaannya berlaga dan berusaha tidak mengecewakannya. Dalam hal ini manajemen Persija juga sudah melakukan pemaksimalan pendapatan dari penjualan tiket.

 Sementara itu untuk pricing strategy, Persija memberikan harga tiket yang kompetitif dibanding para pesaingnya.  Sebelumnya harga tiket termurah pertandingan Persija hanya berkisar antara Rp 20.000 sampai Rp 25.000 saja. Namun saat ini naik menjadi Rp 40.000 untuk harga tiket termurahnya. Kenaikan harga tiket juga bukan tanpa alasan, hal ini didasarkan pada meningkatnya biaya operasional penyelenggaraan pertandingan. Biaya operasional tersebut meliputi biaya sewa stadion, izin keramaian oleh kepolisian,  sewa match steward dan lain – lain.

 Masih berkaitan dengan pricing strategy, manajemen Persija membagi harga tiket kedalam  beberapa kelas. Ada kelas VVIP dengan harga Rp 200.000, VIP dengan harga Rp 150.000, kelas 1 dengan harga Rp 60.000 dan kelas 2 dengan harga Rp 40.000. Harga – harga tersebut dirasa masih bisa di jangkau oleh masyarakat Jakarta. Perbedaan harga tersebut sebenarnya adalah implicit promise dari manajemen Persija untuk kualitas jasa yang diberikan, terutama perbedaan tempat duduk saat menonton.

 Penjualan merchandise resmi klub juga ditingkatkan dengan menambah varian produk baru. Tadinya League selaku apparel Persija hanya menjual jersey dan sepatu saja, namun saat ini bertambah dengan adanya t-shirt, celana, jaket, kaos kaki dan lain lain. Jersey Persija merupakan produk yang penjualannya paling tinggi diantara produk –  produk lainnya yang dikeluarkan League.  Jersey Persija yang paling murah di banderol dengan harga Rp 199.000.

Promotion strategy terbaru yang dilakukan oleh manajemen Persija adalah dengan membuat situs dan akun twitter resmi. Ini dilakukan untuk memudahkan para fans Persija dalam mencari informasi terbaru mengenai klub kebanggaannya. Situs resmi tersebut beralamat pada www.persija.co.id dan akun twitternya adalah @Persija_Jkt.

Manajemen Persija begitu optimistis dengan potensi pasar penonton sepakbola di Indonesia, khususnya di Jakarta. Faktor pendukungnya, kini masyarakat sudah mulai sadar pentingnya mendukung sepakbola daerah demi majunya sepakbola nasional. Pada musim – musim sebelumnya Persija dapat menyedot 10.000 – 20.000 orang penonton per pertandingan. Maka untuk musim kompetisi 2012 – 2013 ini Persija optimis akan meningkatkan penonton menjadi 25.000 per pertandingan. Bahkan diharapkan untuk pertandingan berlabel big match, stadion bisa terisi penuh.

 Selain fokus pada industri sepakbola, Persija juga tidak lupa melakukan kegiatan corporate social responsibility. Persija menggelar acara bertajuk ”Persija for Charity” yaitu dengan mengunjungi panti asuhan Putra Nusa sebagai bentuk rasa kepedulian terhadap sesama. Acara ini agendanya menggelar doa bersama dan menyumbang bahan makanan pokok serta memberikan merchandise Persija kepada anak – anak panti asuhan tersebut. (Abdillah Afiif/Univesitas Trisakti Jakarta).

Abdillah

Abdillah Afiif, dilahirkan pada tanggal 30 Juli 1992 di kota Bekasi. Ia telah menempuh pendidikan sekolah dasar di SDN Kota Baru IX, sekolah menengah pertama di SMP Islam Bani Saleh 1 dan sekolah menengah atas di SMAN 1 Bekasi. Saat ini ia adalah mahasiswa di Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen Univesitas Trisakti Jakarta. Ia dapat dihubungi melalui dejavu_gazara@yahoo.co.id