Garap Pasar Penyuka Musik Rock Tahun 90-an

wwww.marketing.co.id – Kis FM memiliki segmen pendengar bergender perempuan sebanyak 60%. Padahal, musik yang disiarkan umumnya adalah musik bergenre rock tahun 1990-an. Apa strategi yang dilakukan Kis FM dalam menggarap pasar?

Berbicara pangsa pasar di industri radio di Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek), ceruknya relatif masih luas dan potensial untuk digarap. Bila berpikir lebih smart dan kreatif lagi, masih banyak ceruk yang bisa diolah untuk digarap. Seperti yang dilakukan oleh Kis FM yang mengeksploitasi segmen pendengar yang memiliki memori dengan lagu-lagu di era tahun 1990-an, khususnya yang bergenre rock.

Pada dasarnya Kis FM sama dengan radio-radio berkonsep entertainment lainnya di Jakarta. Kis FM membidik segmen market dengan target usia 25–35 tahun (yang utama). Namun demikian, kalau dilihat dari spread-nya, bisa juga menyasar pendengar di usia 20–40 tahun. Tingkat pendidikan targetnya mulai dari diploma (30%) hingga universitas (70%). Sementara bila dilihat dari gender, jumlah pendengar laki-laki sebesar 40% dan perempuan 60%.

“Kami fokus ke segmen perempuan karena menurut tim dan survei yang kami lakukan, tingkat daya beli perempuan lebih banyak. Mereka juga lebih aware dengan produk-produk,” kata Andriansyah, Manager Public Relation & Promotion Kis FM dalam sebuah kesempatan wawancara baru-baru ini, di Jakarta.

Soal positioning, Kis FM merupakan radio entertainment dengan konsep musik yang easy listening, menyiarkan lagu-lagu lawas di tahun 1990-an hingga 2000-an. Tak heran, tagline Kis FM adalah “Jakarta’s Best 90’s and Today Hit’s”.

Nah, apa yang membedakannya dengan radio lain di Jakarta? Kis FM terkenal karena bahasa Inggris sangat kental dituturkan penyiar dalam siaran. Tapi belakangan, porsi bahasa Indonesia sudah ditambah, perbandingannya menjadi 50% bahasa Indonesia:50% bahasa Inggris. Maklum saja, rata-rata penyiar di Kis FM adalah lulusan luar negeri—dari Australia dan lain-lain. “Kami dikenal karena bahasa Inggrisnya cukup kental. Tapi, sejak tahun 2012, bahasa Inggris-Indonesia yang disuarakan penyiar sudah fifty-fifty, mengikuti perkembangan pasar,” katanya.

Mengenai hal tersebut, Andriansyah mengungkapkan bahwa pasar saat ini menginginkan produk massal yang bisa diterima semua segmen. Selain itu, dalam pergaulan saat ini masyarakat juga menggunakan bahasa Inggris yang gaul, separuh bahasa Inggris, separuh bahasa Indonesia. Tidak kaku atau sesuai perkembangan di pasar.

Mengenai program siaran untuk tahun 2012, menurutnya Kis FM akan lebih konsentrasi di program musik. Semisal, di hari Rabu, khusus untuk pendengar perempuan disiarkan musik slow yang hit di tahun 1990-an selama seharian. Pada hari Sabtu, khusus untuk pendengar laki-laki, satu hari penuh disajikan musik slow rock. Sementara hari Minggu dikhususkan bagi segmen keluarga. Namun demikian, tetap disiarkan seharian lagu-lagu hits tahun 1990-an.

“Semuanya sama, cuma ada jeda lima menit saja. Untuk komersial dan talk show. Sementara pada Jumat malam ada program ‘Rock Weekend’. Sampai sekarang, banyak orang yang kenal Kis FM karena Rock Weekend-nya,” ujar dia berpromosi.

Sementara itu, selain program yang disiarkan dari balik studio, menurut Andriansyah, Kis FM juga kerap menggelar event di luar studio yang disiarkan secara langsung. Misalnya, “Genesis Night”, “Bon Jovi Night”, dan lain-lain. “Biasanya kami road show di beberapa kafe, seperti Pisa Café atau Hard Rock Café,” sahutnya lagi.

Kis FM juga memiliki kiat-kiat tertentu dalam upaya meningkatkan loyalitas pendengar. Strategi yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan perkembangan teknologi di ranah media sosial seperti sekarang ini, mulai dari Twitter maupun Facebook. Selain itu, Kis FM acap kali bekerja sama dengan media lain semisal media cetak dan televisi manakala berlangsung sebuah event. “Itu semua harus bersinergi. Market kita buka seluas-luasnya dengan memanfaatkan semua media yang ada,” ungkapnya.

Andriansyah sendiri mengakui, melakukan komunikasi/promosi dalam sebuah program siaran lewat Twitter dan Facebook lumayan ampuh. Seperti melalui program “Sehari Bersama Ungu” yang beberapa waktu lalu dilakukan. Ada game-game seru seperti kuis dengan reward berupa “makan siang bareng Ungu” untuk menarik minat pendengar.

Diakuinya, program ini mampu menyedot puluhan ribu pendengar untuk berinteraksi secara langsung lewat Twitter dan Facebook. Selain itu, Kis FM juga bekerja sama dengan produk lain, seperti yang dilakukan dengan ACE Hardware dalam sebuah program racing di outlet ACE Hardware. “Tergantung kreativitas kita dalam mengolah sebuah program acara. Kita harus berpikir bagaimana supaya pendengar loyal. Kita harus tahu karakteristik market. Musik sendiri sangat universal,” pungkasnya. (Harry Tanoso)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.