Gandeng WIKA Gedung, APL Kembangkan Apartemen Terjangkau

Berbagai kebijakan ekonomi pemerintah, mulai berdampak terhadap menggeliatnya bisnis properti. Kebijakan tax amnesty, stabilnya rupiah dan dikeluarkannya berbagai kebijakan  pemerintah terkait properti membuat dunia properti kembali bergairah.

Optimisme kondisi makro ini berimbas kepada proyek-proyek PT Agung Podomoro Land Tbk (“APLN”) salah satunya Podomoro Golf View (PGV).

Gandeng WIKA Gedung, APL Kembangkan Apartemen Terjangkau1PGV mengembangkan kawasan hunian terpadu seluas 60 hektar di Cimanggis Depok. Istimewanya, PGV menggandeng salah satu anak perusahaan BUMN terbaik, PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk., yaitu: PT Wijaya Karya Bangunan Gedung (WIKA Gedung).

“Kami mempunyai visi yang hampir sama dalam mewujudkan perumahan yang berkualitas dan terjangkau. Kami sangat mendukung program pemerintah dalam membangun Satu Juta Rumah. Sedangkan WIKA adalah BUMN terbesar dan pertama di bidang kontraktor,” ujar Indra W. Antono, Wakil Direktur Utama PT Agung Podomoro Land Tbk saat Signing Ceremony Kontrak Kerja sama APLN dan WIKA Gedung, Rabu (31/8).

Proyek PGV yang dikembangkan anak perusahaan APL, PT Graha Tunas Selaras (GTS), rencananya akan membangun 24 tower dengan total 37.000 unit.

Proyek ini diharapkan dapat membantu mengurangi backlog atau angka kekurangan rumah yang diperkirakan sekitar 11 – 14 juta unit.

Paul Christian, Direktur PT Agung Podomoro Land menjelaskan, progres pembangunan PGV sampai akhir Agustus ini sudah banyak kemajuan.

“Progres pemancangan sudah mencapai angka 76% yang meliputi Tower Balsa, Tower Cordia dan Tower Bahama. Target kami berdasarkan MoU dengan WIKA Gedung, tiga tower tersebut akan selesai akhir tahun 2016,” ujar Paul pada acara penandatangan MoU antara PT Graha Tunas Selaras dan PT Wijaya Karya Bangunan Gedung.

Gandeng WIKA Gedung, APL Kembangkan Apartemen TerjangkauAVP Marketing Strategic Residential APL Agung Wirajaya menambahkan, masalah backlog properti adalah masalah berkepanjangan yang perlu dicarikan solusinya tidak hanya oleh pemerintah tetapi juga pemangku kepentingan khususnya pengembang dan masyarakat sendiri.

“Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang penting. Bagi PGV tantangannya selain menyediakan tempat yang berkualitas dan terintegrasi dengan transportasi modern, juga bagaimana mengedukasi keluarga muda agar mengutamakan masalah papan ini sebagai basic needs. Jangan tergoda oleh kebutuhan lainnya yang bersifat konsumtif seperti gadget atau kendaraan,” tambah Agung Wirajaya.

Menurut data BPS tentang presentasi rumah tangga menurut provinsi dan status kepemilikan rumah-kontrak sewa 2012-2015, DKI Jakarta persentasinya paling tinggi  untuk status kepemilikan rumah-kontrak sewa yaitu 34,13% tahun 2015.

Angka ini tentunya akan semakin meningkat jika tanpa solusi dari stakeholders, karena harga lahan di Jakarta semakin mahal dan harga rumah yang semakin sulit dijangkau. Bagi APL, proyek PGV Cimanggis ini merupakan satu solusi pemenuhan kebutuhan dasar papan.

Tidaklah mengherankan jika dalam waktu 6 bulan ini, PGV menyedot perhatian masyarakat, khususnya keluarga muda Jabodetabek yang mengidamkan perumahan yang letaknya strategis, udara segar, fasilitas lengkap dengan sarana transportasi yang mudah menjangkau Jakarta atau dikenal dengan Transit Oriented Development (TOD).

Pola TOD ini yang populer di Hongkong sejalan dengan PGV yang lokasinya 19 km dari Cawang terintegrasi dengan stasiun Light Rapid Transit (LRT), serta pintu tol Jagorawi – Cimanggis Exit.

Lingkungan PGV juga berudara segar dan dikelilingi 3 (tiga) lapangan golf yaitu Emeralda Golf, Jagorawi Golf dan Riverside Golf. Selain lokasi prestis tersebut, PGV kaya akan fasilitas internal maupun eksternal, selain harganya terjangkau sekitar 4 juta-an cicilan perbulannya.

“Kami membangun PGV dengan sungguh-sungguh melalui riset tentang hunian yang berkualitas, lengkap dengan fasilitas namun harga terjangkau mengikuti kebijakan pemerintah. Konsep kami, PGV akan menjadi hunian seperti San Antonio, Amerika Serikat, dan Clarke Quay, Singapura. Kami yakin 5000 unit pertama akan habis tahun ini,” tambah Agung optimis.

Keuntungan proyek PGV nantinya tidak hanya akan dirasakan oleh penghuni maupun pengembang, tetapi juga oleh masyarakat. “Proyek PGV seperti proyek properti lainnya akan berdampak multiflier effect, yang menggerakkan perekonomian karena melibatkan tenaga kerja, suplier bangunan, semen, dst. Bagi pemerintah sendiri ada potensi pemasukan pajak,” tutup Agung Wirajaya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.