Fintech: Menuju Era Financial Literacy

Dengan semakin banyaknya transaksi online, konsumen dan bisnis perlu memahami bagaimana mereka bisa mendapatkan bayaran, sekaligus bagaimana mereka bisa membayar sesuatu. Nantinya bukan lagi berbicara soal pertukaran mata uang, deposit langsung, dan PayPal, karena berbagai solusi bisa ditawarkan perusahaan fintech dalam melakukan pembayaran. Berbagai perusahaan perangkat lunak akunting yang bermarkas di Palo Alto sudah mulai menawarkan solusi yang mampu menyederhanakan sistem pembayaran, menghemat biaya transaksi, dan memberikan update jika ada info mengenai perubahan kode pajak atau regulasi.

Dalam hal pemberian kredit atau pinjaman, banyak konsumen dan bisnis-bisnis kecil yang menemui kesulitan karena tidak ada bank yang mau memberikan pinjaman dalam jumlah kecil. Ada juga konsumen yang ditolak karena mempunyai isu atau masalah dalam sejarah pinjamannya.

Masalah ini membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan fintech yang bisa memanfaatkan segmen pasar seperti ini. Contoh perusahaan seperti LendUp hadir untuk membantu memberi pinjaman kepada konsumen yang mengalami penolakan oleh pihak bank. LendUp memberikan akses pinjaman jangka pendek kepada konsumen tanpa biaya tersembunyi atau bunga tinggi.

Dalam hal investasi, banyak konsumen yang merasa tidak bisa mendapatkan kendaraan investasi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan karena tidak mendapat informasi yang cukup, menemui adanya biaya lebih, biaya tersembunyi, atau nasihat investasi yang buruk. Perusahaan seperti Acorns bisa membantu mendayagunakan investor-investor kecil supaya mereka nyaman dan percaya diri untuk terjun ke dalam berbagai instrumen investasi. Bahkan dari uang sisa tabungan pun, konsumen pemula bisa memulai portofolio investasinya supaya bisa mendapatkan return yang layak di masa depan.

Ekosistem Kolaborasi

Sebelum munculnya fintech, industri perbankan sudah sangat gencar saling berebut simpati pelanggan, tak hanya antara bank satu dan yang lain, melainkan juga dengan perusahaan/institusi nonbank. Dengan munculnya era fintech, berbagai perusahaan bahkan start-up bisa mengambil satu per satu peran bank dalam mengelola keuangan.

Tak hanya bank, perusahaan pemberi pinjaman, leasing, asuransi, serta perusahaan lain yang bergerak di bidang finansial pun semakin terpengaruh oleh sepak terjang perusahaan-perusahaan fintech saat ini. Perusahaan yang bergerak di bidang fintech semakin piawai dalam mengelola teknologi, menganut paham mobility sebagai strategi game changer-nya, plus mendapatkan kucuran modal yang deras.

Oleh karena itu, fondasi kuat harus dipersiapkan oleh semua pemain, mencakup kemampuan mengelola dan analisis data dalam era big data, pembenahan infrastruktur teknologi, menciptakan sistem transaksi yang sepraktis mungkin, serta pemasaran berbasis konten. Selain itu penting juga untuk menjaga sumber daya yang andal dalam hal digital marketing. Perusahaan harus menganut strategi yang lebih terbuka untuk menjalin kerja sama, berkolaborasi, dan berinvestasi secara lebih smart.

Di lain pihak, bank diharap jangan memandang perusahaan fintech sebagai gangguan, pesaing, atau bahkan ancaman. Bank justru harus bisa memanfaatkan momen perkembangan fintech ini untuk berkolaborasi dan bekerja sama untuk memperkuat infrastrukturnya, terutama yang menyangkut masa depan teknologi digital dan mobile.financial literacy

Bank bersama perusahaan nonbank lainnya terus berinvestasi pada teknologi-teknologi baru supaya bisa memenuhi tantangan global.

Bank-bank diharapkan mampu memonitor sekaligus menyerap inovasi dari model bisnis finansial yang baru, teknologi start-up di luar sektor finansial, serta memperbaiki seluruh platform/channel keuangannya.

Berbagai inovasi ini bisa jadi mengubah industri perbankan secara radikal dan bisa membuat operasional bank jadi semakin baik. Peluang yang terbuka memang masih sangat lebar. Lembaga survei Statista meramalkan para investor akan mengucurkan dana sebesar US$20 miliar untuk perusahaan fintech yang potensial di tahun 2017. Angka ini pun hanya untuk wilayah Amerika Utara saja, dan belum mencakup wilayah lainnya.

Fintech diharapkan bisa membantu mulai dari individu, pengusaha, bisnis kecil, dan berbagai kalangan investor agar bisa mencapai tujuannya masing-masing. Hal yang lebih penting lagi, fintech juga diharapkan bisa menjangkau kalangan konsumen yang tadinya belum tersentuh oleh fasilitas finansial dan pengelolaan keuangan. Sekali lagi, fintech diharapkan tak hanya menjadi cikal bakal, tapi juga jadi pendorong utama menuju masyarakat yang melek secara finansial.

Ivan Mulyadi

MM.1.2016/W 

Fintech harus menjadi cikal bakal sekaligus pendorong utama menuju masyarakat yang melek secara finansial.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.