Falla H.A Hadinoto atau sering dipanggil Falla Adinda adalah dokter umum yang jago ngocol di Twitter dan blog. Jumlah kicauannya yang mencapai 144 ribu berbanding lurus dengan pengikutnya sebanyak 106 ribu.
Ibu muda satu anak ini memang gemar menulis. Tahun 2008 dia sudah menjadi blogger. Tercatat 12 naskah ditulisnya dan terus bertambah seiring tahun. Pada 2009 ia membuat akun Twitter.
Ia mengenang, “Dulu sih hanya beberapa akun saja. Sekarang ketika media sosial populer, semakin banyak pengguna Twitter yang memiliki banyak pengikut dan menjadi influencer.”
Mengenai orang-orang yang diikuti banyak pengikut, ibu dari Bramastha ini mengatakan,”Itu sebenarnya berawal dari circle saja. Mereka saling kenal, saling follow, akhirnya mereka saling retweet dan pada akhirnya follower-nya menjadi banyak.”
Sedangkan untuk dirinya sendiri, Falla mengatakan, keunggulannya adalah memulai lebih dahulu.
“ Saya menang start dan berteman dengan mereka yang memiliki follower ribuan, lalu saya temenan, sering di-retweet sama mereka, yang begitulah cara saya mendapatkan follower,” jelasnya.
Twitter itu baginya penyaluran hobi bukan untuk mata pencaharian, “Buat melampiaskan lelah dan capek. Twitter ini media saya untuk menyalurkan hobi menulis. Bukan media untuk menyiarkan pengetahuan saya, itu ditempat lain.”
“Saya lebih suka media sosial ini sebagai ‘saya’ bukan sebagai dokter. Sesama infuencer itu kebanyakan berteman. Setelah personal branding terbentuk pada akhirnya akan terjadi pertemanan,” lanjutnya.
Setelah menjadi influencer, follower-nya terus bertambah. Orang-orang bisa melihatnya di akun Twitter @fala_adinda.
“Orang yang follow saya ingin tahu keseharian saya, karena yang saya tweet pun hal yang saya lakukan, akan lakukan, atau apa yang ada dalam pikiran saya,”katanya.
Mengenai personal branding, Falla membeberkan resepnya, “Bangun saja apa yang ingin orang kenal tentang kamu. Apakah tweet galau, lucu atau memberi informasi. Yang jelas personal branding itu penting. Jadi orang tahu mengapa mereka follow kita,” jelasnya.
“Saya tidak terganggu dengan profesi saya sebagai dokter. Saya nge-tweet di waktu senggang. Walaupun ini hobi, saya harus tetap profesional,” lanjutnya.
Ketika media sosial menjadi bagian penting dalam kehidupan saat ini. Orang-orang yang memiliki pengikut banyak ini digunakan oleh brand untuk menebar awareness produk.
“Mungkin kita menjadi siklus simbiosis mutualisme. Brand membutuhkan influencer karena kami cenderung lebih bisa mengarahkan pasar ketimbang iklan konvensional di tv dan majalah, dan yang jelas biayanya lebih murah,” terangnya.
“Dan pasarnya pun lebih jelas. Saya misalnya, follower saya adalah ratusan ribu, mereka lebih banyak ibu-ibu muda, remaja tanggung dan remaja menengah,” lanjutnya.
“Akhirnya brand yang ditawarkan ke saya pun jelas, yaitu untuk ibu-ibu muda dan remaja. Possitioning saya pun seperti itu, tapi saya tidak menempatkan diri untuk mencitrakan dekat dengan remaja. Tapi yang jelas saya telah mengunakan Twitter dari remaja, sampai akhirnya nge-tweet tentang ibu-ibu,” tambahnya.
Falla tidak menampik kegiatannya sebagai influencer sangat menguntungkan. Saat ini, brand membayarnya sebesar Rp 400-600 ribu per tweet.
“Harga yang diminta tidak ditentukan dari follower juga sih. Kadang-kadang brand melihat, influencer ini engagement-nya besar atau tidak. Tidak semua influencer dengan follower banyak engagement-nya bagus,” paparnya
“Jadi tidak bisa dilihat dari jumlah follower, tapi bagaimana dia bisa mengarahkan atau membuat segmen sendiri sampai brand yang kita tawarkan menarik untuk orang,” lanjutnya lagi.
Falla telah mencatat waktu terbaik untuk memperomosikan brand saat jam 7-9, ”Karena rame banget jam segitu.”
Dokter yang mengaku senang membaca ini tidak pernah melakukan promosi untuk memikat brand, “Saya tidak pernah mempromosikan diri. Intinya begini, saya pasang email dengan menyebut follower saya sekian,” katanya. “Biasanya agency akan menghubungi saya lewat email,” lanjutnya.
Dokter ini sangat aktif di Twitter, dalam satu hari bisa melempar 20 tweet. Untuk urusan marketing influencer ia mendapat guidance naskah, “tapi saya sesuaikan dengan kata-kata saya,” ucapnya. Lj/ccp