Marketing.co.id – Berita Marketing I Setelah 12 tahun berkiprah membangun sumber daya manusia di bidang hospitality, culinary, pastry – bakery, dan creative economy, pada 9 September 2021 lalu, PT IDeA Indonesia Akademi Tbk akhirnya tercatat di Bursa Efek Indonesia. Saham perdana ditawarkan dengan harga Rp140 per saham dengan total dana yang diraup sebesar Rp29,7 miliar.
Untuk mencapai ke titik ini, jelas bukan pekerjaan mudah. Jatuh bangun dan jalan berliku telah dialami Eko Desriyanto, Direktur Utama PT Idea Indonesia Akademi, Tbk. yang juga perintis perusahaan ini. Perusahaan ini dirintis dari sebuah Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) kecil pada 2009. IDeA Indonesia didirikan untuk mewujudkan gagasan pendidikan vokasi ideal bagi Indonesia, yang tidak hanya mendidik dan melatih, tapi juga membantu penyaluran kerja.
Peraih gelar S1 Hukum Perdata Islam UIN Yogyakarta ini mengatakan, bahwa waktu mendirikan perusahaan tidak memiliki modal. Bahkan, untuk gedung pun menempati bangunan tua bekas sekolah yang sudah tidak beroperasi. Modal pertama uang sebesar Rp30 juta didapatkan dari pinjaman seorang teman. Sedangkan untuk tenaga pendidik, dibantu beberapa teman dan praktisi industri yang mengajar secara paruh waktu di IDeA Indonesia.
Pria yang diangkat menjadi Presiden Direktur PT IDeA Indonesia Akademi Tbk pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Februari 2021 lalu ini, banyak menghadapi kendala saat merintis, mulai dari kondisi gedung yang kurang layak, hingga penolakan dari pihak sekolah untuk presentasi. Maklum saja, masyarakat masih menganggap karier di industri hospitality tidak memiliki masa depan yang jelas.
“Seiring dengan itu, kami mengedukasi masyarakat, calon siswa dan pihak sekolah tentang karir dan profesi yg dibutuhkan dalam operasional hotel, seperti receptionist, room attendant, chef, barista, waiter, sales marketing, IT, dan human resources. Selain itu, kami konsisten membantu seluruh alumni IDeA sampai penempatan kerja,” ungkap mantan Sekretaris Umum Pengurus Pusat Komunitas TDA ini.
Peluang karier di industri hospitality sangat terbuka luas, namun masih sedikit pendidikan vokasi yang menyediakan SDM ideal untuk industri ini. Inilah peluang yang ditangkap oleh Eko. Dimana, pendidikan vokasi yang menitikberatkan pada pendidikan karakter peserta didik, meningkatkan dan mensertifikasi kompetensi, hingga memfasilitasi penempatan kerja atau berwirausaha.
IDeA Indonesia yang dirintis Eko tak ubahnya sebagai gagasan baru tentang pendidikan vokasi ideal dan berkualitas yang menjawab persoalan SDM industri hospitality. Menurut Eko, kesuksesan IDeA Indonesia banyak dipengaruhi oleh sistem pendidikan yang mampu melahirkan SDM hospitality yang berkualitas tinggi. Selama memimpin IDeA, Eko merasakan kemajuan pada tiga aspek kehidupannya, yaitu aspek personal, profesional, dan finansial.
“Ini adalah tanggung jawab moral. Jika mereka mendapatkan role model yang baik, saya percaya mereka akan menjadi pribadi baik juga. Cita-cita turut melahirkan generasi sukses muda mulia ini, mendorong saya belajar lebih baik dan mempertahankan diri dalam kebaikan,” tutur kelahiran 5 Desember 1982.
Sebagai CEO, Eko terus belajar banyak tentang strategic business plan, business administration, people management, sales and marketing, finance and accounting, networking, dan hal strategis lain dalam bisnis untuk meningkatkan professionalism growth. Finansial Eko pun tumbuh secara exponensial, baik sebagai pribadi maupun sebagai founder perusahaan.
Dengan dukungan kepercayaan masyarakat yang semakin besar terhadap perusahaannya, IDeA Indonesia percaya diri mampu memenangkan kompetisi. “Kompetisi merupakan trigger positive untuk mendorong iklim innovasi yang lebih kreatif. Kami terbukti memiliki formula untuk konsisten tampil sebagai pemenang dalam berbagai persaingan,” paparnya.
Eko memberi contoh bagaimana IDeA Indonesia mendapat penghargaan dari Menteri Pendidikan RI sebagai Lembaga Pendidikan Vokasi Bidang Hospitality Terbaik di Indonesia sejak 2019. IDeA juga telah terintegrasi dengan unit bisnis komersial berupa hotel bintang 3 yang dibangun dan dijalankan sendiri oleh perusahaannya. Hotel ini berfungsi sebagai Teaching Factory Berstandard Industri.
Dalam mengembangkan bisnis ke depan Eko percaya, bahwa kolaborasi menjadi kata kunci untuk terus tumbuh pada era digital. Terbukti, kolaborasi yang dijalin dengan berbagai pihak menjadikan IDeA tidak hanya bertahan, justru memecahkan rekor pendaftar dan peserta terbanyak pada 2020, di mana banyak sekali bisnis tumbang karena pandemi.
Sejauh ini IDeA Indonesi merupakan Penyedia Jasa Pendidikan Vokasi Pertama di Indonesia yang berhasil IPO dan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun, yang lebih membanggakan Eko adalah fakta bahwa IDeA telah membantu lebih dari 4.500 alumni untuk bekerja pada sektor pariwisata, hotel, kapal pesiar, restoran, dan ekonomi kreatif. Artinya, ada lebih dari 4.500 keluarga yang merasakan manfaat keberadaan IDeA.
Eko memutuskan melakukan IPO dan melantai di BEI untuk mendorong IDEA berstandard perusahaan Go Public dan menjadi Good Governance Corporation. Eko menggunakan modal segar dari IPO untuk mengembangkan platform hybrid learning, mengembangkan cabang, penambahan kapasitas asrama, penyertaan modal pada entitas anak, dan sisanya sebagai dana operasional.
“Target bisnis tahun ini, kami akan menyelesaikan platform digital hybrid learning dan membuka cabang IDeA bekerja sama dengan hotel-hotel mitra sebagai Teaching Factory. Saat ini, MGM Horison Group telah menandatangani Non-Disclosure Agreement menuju kerja sama Teaching Factory pada hotel-hotel di bawah management Horison,” paparnya.
Kerja sama ini menargetkan 20 cabang IDEA yang akan dibuka bertahap dalam lima tahun ke depan. IDEA menargetkan minimal 1.000 peserta pelatihan offline pada setiap cabang. Sementara untuk platform hybrid learning, targetnya 10 -15 ribu peserta pelatihan setiap tahun.