Marketing.co.id – Berita Digital | Di kuartal kedua 2021, semakin banyak kantor yang menyesuaikan sistem keamanan layanan cloud dengan pola kerja fleksibel para karyawannya. Hal ini membuka celah baru bagi para penjahat siber.
Managing Director Asia at McAfee Enterprise Jonathan Tan mengatakan, para pelaku bisnis harus mulai mengadopsi sistem keamanan baru yang bisa mengimbangi pola kerja fleksibel dan terpencar-pencar, seperti contohnya menggunakan pendekatan zero-trust, atau mulai dari langkah mudah misalnya memberikan pemahaman akan ancaman keamanan siber kepada para karyawannya yang sehari-hari menggunakan layanan cloud untuk bekerja.
Menurut data McAfee Enterprise Research, di kuartal lalu, bidang ini adalah yang paling terdampak di 10 negara (AS, India, Australia, Kanada, Brasil, Jepang, Meksiko, Inggris, Singapura dan Jerman) yang diamati.
Layanan jasa keuangan/finansial, merupakan sektor yang paling sering mengalami serangan cloud, diikuti sektor kesehatan, manufaktur, ritel dan jasa profesional. Layanan jasa keuangan ini menjadi sasaran lebih dari 50% serangan cloud yang terjadi, terutama di negara AS, Singapura, Tiongkok, Perancis, Kanada dan Australia,
Di AS, serangan cloud terhadap berbagai sektor vital mencapai 34% dari keseluruhan serangan keamanan siber, sedangkan di Inggris menurun 19%. Serangan siber terbanyak dilaporkan di AS, mencapai 52% dari seluruh serangan di dunia, diikuti negara lainnya yaitu India, Australia, Kanada dan Brasil.
Dunia teknologi kesehatan juga terdampak, ketika McAfee Enterprise berhasil mengungkap adanya celah keamanan di perangkat medis jenis pompa infus Infusomat Space Large Pump dan SpaceStation merek B.Braun.
Berikut adalah jenis industri pengguna layanan cloud yang disasar penjahat siber berdasarkan prioritasnya: Layanan keuangan/finansial, kesehatan/medis, manufaktur, ritel, layanan/jasa profesional, travel dan pariwisata, software dan internet, teknologi, komputer dan elektronik, dan organisasi nonprofit.