SCG secara proaktif memasuki tiga bisnis baru meliputi energi terbarukan, logistic dan smart living.
Marketing.co.id – Berita Marketing | Meskipun terjadi penurunan penjualan dan laba yang disebabkan melonjaknya harga energi dan perlambatan ekonomi global, hasil operasi SCG di periode Q3 2022 tetap menunjukkan kinerja yang solid berkat manajemen likuiditas yang ketat dan investasi pada bisnis yang berpotensi tinggi dan berkelanjutan.
Presiden dan CEO SCG Roongrote Rangsiyopash mengungkapkan bahwa hasil operasi SCG pada Q3/2022 dipengaruhi secara signifikan oleh kenaikan harga energi yang mencapai level tertinggi dalam satu dekade terakhir. Konflik Rusia-Ukraina mengakibatkan peningkatan biaya energi pada industri petrokimia SCG secara signifikan dalam 20 tahun. Perlambatan ekonomi global juga terjadi akibat kenaikan suku bunga global dan semakin diperparah dengan pelemahan ekonomi Tiongkok akibat Kebijakan Zero-Covid-nya.
Sepanjang Januari hingga September 2022, SCG mencatatkan pendapatan penjualan sebesar Rp188,64 triliun (US$ 12,92 miliar), meningkat 15% y-o-y. Peningkatan tersebut ditunjang oleh peningkatan penjualan di seluruh unit bisnis, terutama dari peningkatan harga produk yang sejalan dengan pasar.
Tiga Megatren Global: Energi Terbarukan, ASEAN Logistics, dan Smart Living
SCG secara proaktif memasuki tiga bisnis baru yakni Energi Terbarukan, ASEAN Logistics, dan Smart Living. Ketiga strategi tersebut ditujukan untuk meningkatkan kualitas layanan pelanggan dan masyarakat dengan kenyamanan, keterjangkauan, keamanan, dan tanggung jawab lingkungan.
SCG berupaya menurunkan biaya dan mempercepat pengembangan energi terbarukan dengan memanfaatkan biomassa dari produk sampingan pertanian dan limbah rumah tangga perkotaan yang disebut Refused-Derived Fuel (RDF) sebagai pengganti bahan bakar fosil.
Pada Q3/2022, operasi semen di Thailand telah menggunakan bahan bakar terbarukan sebesar 40% dari total bahan bakar yang digunakan. Akibatnya, sepanjang tahun 2022, proporsi penggunaan bahan bakar terbarukan meningkat dari 18% menjadi 34% y-o-y.
SCG juga berekspansi ke bisnis energi surya untuk sektor perumahan dan kawasan industri, yaitu SCG Solar Roof Solutions dan SCG Cleanergy Company Limited dengan kapasitas output 29 mega watt. Per September 2022 telah menyumbang 195 mega watt.
Di bisnis logistik, SCG melakukan merger bisnis logistiknya menjadi Top Integrated Logistics and Supply Chain Business di ASEAN. Kini, SCG menawarkan berbagai layanan mulai dari pergudangan, sistem cold storage, layanan kargo, layanan docking, serta layanan impor dan ekspor.
Sedangkan dari bisnis smart living, SCG berusaha meningkatkan kualitas hidup pelanggan dan masyarakat dengan kenyamanan, keterjangkauan, keamanan dan tanggung jawab sosial. Salah satunya dengan menghadirkan smart innovation untuk kualitas udara dan penghematan energi seperti SCG Active AIR Quality, SCG Bi-ion, dan SCG HVAC Air Scrubber, Trinity IOT Ecosystem dan Wellness Home Hub.
SCG Active AIR Quality, SCG Bi-ion, dan SCG HVAC Air Scrubber merupakan solusi manajemen kualitas udara yang membantu menghilangkan virus dan bakteri serta mengurangi konsumsi energi di gedung perkantoran. Sementara Trinity IOT Ecosystem adalah platform teknologi smart home inovatif yang mampu mengoperasikan peralatan rumah dari jarak jauh. Sedangkan, wellness home hub adalah teknologi pemantauan kondisi kesehatan penghuni rumah. Sistem akan segera memberitahu rumah sakit jika terjadi keadaan darurat.
“Krisis ini sangat menantang, tetapi kami yakin bahwa SCG mampu mengatasinya dan menjadi lebih kuat berkat strategi perusahaan, yang mencakup penyesuaian ketepatan waktu pada rencana bisnis, mengurangi biaya, menunda proyek investasi yang tidak mendesak, dan menyesuaikan rencana produksi untuk memenuhi permintaan pasar. Kami juga berinvestasi lebih banyak di bisnis baru yang lebih potensial (New S-Curve). Untuk SCGP, portofolio investasi perusahaan terus berkembang secara sehat,” pungkas Roongrote.