Pertumbuhan belanja iklan Indonesia akan berkontribusi pada kepemimpinan Asia Tenggara dalam belanja iklan di kawasan APAC, dengan iklan digital meningkat dua kali lipat sebesar 6,8%.
Marketing.co.id – Berita Marketing | Laporan Belanja Iklan terbaru dentsu memproyeksikan bahwa pasar periklanan Indonesia akan tumbuh sebesar 5,1% pada 2025, mencapai USD 4,0 juta, dan 5,4% pada 2027, mencapai USD 4,45 juta. Indonesia akan menjadi salah satu dari dua pasar teratas yang mendorong belanja iklan di Asia Tenggara, hanya di bawah Filipina.
Belanja iklan digital diperkirakan akan meningkat 10-12%, didorong oleh eCommerce, media sosial, dan kampanye programmatic. Sementara itu, iklan OOH, termasuk Digital Out-of-Home (DOOH), diproyeksikan meningkat 7%, dipacu oleh proyek infrastruktur baru, inisiatif kota pintar, dan kemajuan dalam penargetan programmatic yang memungkinkan segmentasi dan pengukuran audiens yang lebih presisi.
Sedangkan iklan TV diperkirakan tumbuh moderat antara 3-5%, dengan sektor FMCG dan otomotif tetap menjadi kontributor utama belanja iklan TV karena jangkauannya yang luas. Sektor Ritel serta Media & Hiburan diprediksi akan memimpin pertumbuhan periklanan di Indonesia pada 2025, dengan peningkatan masing-masing sebesar 54,8% dan 25,6% YoY.
CEO dentsu Indonesia Elvira Jakub menjelaskan bahwa lanskap periklanan di Indonesia sedang mengalami transformasi pesat yang didorong oleh inovasi digital. Hal ini memberikan peluang bagi pengiklan untuk memanfaatkan AI guna menghasilkan dampak nyata dengan mengidentifikasi dan mengintegrasikan alat AI yang tepat sesuai dengan kebutuhan brand dan tujuan bisnis mereka.
Selain itu, brands dapat menyesuaikan diri dengan preferensi konsumen yang terus berkembang, terutama pola pikir ‘affordable luxury,’ dengan merancang strategi pemasaran yang meningkatkan persepsi brand di kalangan konsumen yang mempertimbangkan nilai serta memenuhi kebutuhan interaksi brand yang semakin personal.
Asia Tenggara akan menjadi pusat kekuatan iklan digital
Belanja iklan di kawasan Asia Pasifik diperkirakan tumbuh 5,8% pada 2025, melampaui proyeksi pertumbuhan PDB global dan belanja iklan. Ini menandai percepatan dari tingkat pertumbuhan 5,4% yang terlihat pada 2024, memperkuat posisi APAC sebagai pemimpin global dalam investasi iklan, didukung oleh transformasi pesat lanskap periklanannya dan perubahan dalam platform yang dipilih pengiklan untuk berinvestasi.
Sementara beberapa brand global besar menunjukkan kehati-hatian akibat ketidakpastian sosial-politik, Jakub mengatakan, pengiklan lokal dan Asia justru meningkatkan investasi mereka. Di dunia yang semakin terhubung dengan batasan budaya yang semakin kabur, brand dapat menaklukkan budaya tanpa batas dengan memanfaatkan lisensi IP yang sudah ada atau membangun IP brand mereka sendiri.
“Keberhasilan di 2025 bergantung pada kemampuan menciptakan pengalaman yang mulus dan terintegrasi di semua saluran media, mendefinisikan ulang peran ritel online dan offline untuk membangun narasi brand yang imersif, serta menjalin hubungan dengan konsumen melalui storytelling berbasis tujuan yang memberikan resonansi lebih dalam dan bermakna,” tambah Jakub.
Dalam konteks ini, Asia Tenggara diproyeksikan tumbuh lebih cepat dibandingkan wilayah lain di APAC, dengan belanja iklan di pasar-pasarnya diperkirakan meningkat dua kali lipat sebesar 6,8% pada 2025. Indonesia memimpin dengan pertumbuhan 5,1%, bersama Filipina dengan 15,4%. Di luar Asia Tenggara, India, China, dan Australia diperkirakan mengalami pertumbuhan yang lebih lambat pada 2025, masing-masing sebesar 6,5%, 4,5%, dan 3,8%.
Tren APAC
GenAI, eCommerce, dan privasi data akan menjadi fokus utama di APAC seiring kawasan ini terus memimpin pertumbuhan iklan global:
- Peran GenAI dalam ritel online dan offline akan berkembang dalam rekomendasi belanja berbasis AI, ruang virtual, influencer AI, serta pengembangan perangkat lunak, yang pada akhirnya akan membentuk desain produk dan pengalaman pengguna di masa depan.
- Xiaohongshu akan menjadi platform “IT” berikutnya di China yang membentuk perilaku konsumen di kawasan APAC, terutama di kalangan demografi muda. Aplikasi ini diprediksi melampaui platform lain dalam pertumbuhan penjualan e-commerce, dengan penjualan ritel e-commerce di China diperkirakan meningkat 50% YoY menjadi USD 31,41 miliar.
- APAC akan memimpin e-commerce global, dengan Asia Tenggara menjadi pasar e-commerce dengan pertumbuhan tercepat. Filipina, Malaysia, India, Thailand, dan Vietnam termasuk di antara 10 pasar e-commerce dengan pertumbuhan tercepat secara global.
- Regulasi privasi data yang lebih ketat di seluruh APAC akan mendorong brand untuk mengadopsi platform manajemen persetujuan dan program loyalitas guna memperkuat kepercayaan konsumen. Seiring dengan berakhirnya penggunaan cookie pihak ketiga, penargetan kontekstual menjadi krusial, sementara keterlibatan audiens berbasis AI akan meningkatkan tantangan keamanan data.
- Inflasi media diperkirakan meningkat pada 2025 di APAC, didorong oleh meningkatnya permintaan akan media digital dan ritel, dengan India dan China mengalami kenaikan biaya tertinggi.