Dicoding Ajak Kolaborasi Pemangku Kepentingan untuk Penuhi Kebutuhan Talenta Informatika Berkualitas

0
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Digital | Dicoding, platform edukasi teknologi di Indonesia, menggelar acara Dicoding Connect 2025: Indonesia’s Tech Education Outlook untuk memperluas dampak positif dari pendidikan teknologi di Indonesia dan memperkuat kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan dalam pengembangan talenta informatika. Pada acara tersebut, Dicoding mempresentasikan riset bertajuk Peta Jalan Talenta Informatika: Menuju Indonesia Emas 2045, yang memaparkan langkah-langkah untuk membangun talenta informatika berkualitas.

Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Kementerian Ekonomi Kreatif / Badan Ekonomi Kreatif, Irene Umar, Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Yudi Darma, Kepala Pusat Pengembangan Talenta Digital Kementerian Komunikasi dan Digital, Said Mirza Pahlevi, Direktur Strategi dan Sistem Pembelajaran Transformatif Direktorat Jenderal Sains dan Teknologi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Ardi Findyartini, dan Country Marketing Manager Google Indonesia, Muriel.

Peta Jalan Talenta Informatika untuk Indonesia Emas 2045

Pemerintah menargetkan Indonesia menjadi negara maju pada 2045, dengan GDP sebesar $9.8 triliun, meningkat tujuh kali lipat dibandingkan 2024. Sektor IT diperkirakan akan memberikan kontribusi 10% terhadap GDP, meningkat signifikan dari 4% pada 2024. Untuk mencapai visi ini, Dicoding mengungkapkan bahwa Indonesia memerlukan 23 juta talenta informatika berkualitas pada 2045.

CEO Dicoding, Narenda Wicaksono, menyampaikan, bahwa untuk mencapai tujuan tersebut, akses pendidikan yang lebih luas dan masif serta kapasitas pendidikan informatika yang memadai dan scalable sangat diperlukan. Hampir separuh talenta informatika saat ini menyadari bahwa kesuksesan mereka tidak hanya bergantung pada pendidikan formal, tetapi juga pelatihan informal dan pengalaman praktik.

“Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, industri, universitas, sekolah, dan lembaga pengembangan talenta informatika seperti Dicoding menjadi kunci untuk mencetak 23 juta talenta informatika yang berkualitas,” katanya.

Pentingnya Kolaborasi untuk Mewujudkan Indonesia Emas

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, mengungkapkan, bahwa semua pihak memiliki peran penting dalam mencapai Indonesia Emas 2045. “Untuk maju, kita harus relevan di mata dunia, bukan hanya sebagai pasar, tetapi sebagai produsen. Transformasi digital akan terus berkembang, dan kita memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan generasi berikutnya. Kolaborasi adalah kunci untuk membina talenta Indonesia,” ujar Irene.

Selain itu, Dicoding juga memberikan rekomendasi kebijakan bagi pemerintah, seperti memperluas kebijakan yang mendukung pengembangan talenta informatika, termasuk program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), dan memberikan pengakuan akademis pada program pelatihan industri. Di sisi lain, industri diharapkan berinvestasi dalam pelatihan keterampilan dan mengakui sertifikasi non-formal, serta mendukung skema pembiayaan yang inklusif.

Muriel, Country Marketing Manager Google Indonesia, menegaskan komitmen mereka dalam mendukung pengembangan talenta informatika. “Melalui kolaborasi tahunan seperti Bangkit, kami telah mencetak lebih dari 20,000 talenta informatika. Kami percaya bahwa akses pendidikan yang inklusif dan berkualitas dapat membuka peluang bagi talenta muda Indonesia untuk memberikan dampak besar pada ekosistem teknologi nasional,” katanya.

Acara ini juga menampilkan kisah sukses dari Andi Wijaya, seorang pemuda asal Serang yang memulai perjalanan kariernya melalui program Indonesia Android Kejar dari Google dan Dicoding. Kini, Andi bekerja di Accenture sebagai Business Architecture Specialist, dan berbagi pengalamannya mengenai bagaimana pendidikan di Dicoding membuka banyak peluang baginya, baik dalam bidang IT maupun pengembangan keterampilan kepemimpinan.