David Lee Thompson Berikan Tips untuk Konsumen di Tengah Maraknya Overclaim Manfaat Produk Kecantikan

[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Lifestyle | David Lee Thompson, akrab disapa DLT, sosok di balik salah satu klinik kecantikan terbesar di Indonesia, kini berfokus pada misi yang lebih besar, yakni mendidik masyarakat tentang dunia skincare. Tergerak oleh maraknya kasus overclaim produk dan praktik pemasaran yang tidak etis, DLT memutuskan untuk membangun pabrik kosmetiknya sendiri, dengan tujuan memberikan akses kepada konsumen terhadap produk berkualitas dengan harga transparan.

Pada tahun 2024, tren overclaim semakin mengkhawatirkan. Akun-akun review seperti @dokterdetektif di TikTok aktif melindungi konsumen, termasuk DLT. Sebagai seorang ‘Beauty Enthusiast’, DLT merasa prihatin melihat konsumen di Indonesia tertipu oleh produk-produk yang menjanjikan lebih dari yang dapat mereka penuhi.

“Saya tidak tahan melihat konsumen tertipu oleh produk-produk yang overclaim dan overprice. Banyak dari mereka yang tidak sadar mengeluarkan uang besar untuk produk yang tidak memberikan manfaat sesuai yang dijanjikan,” terang DLT.

DLT menyoroti bahwa tren overclaim seringkali disertai dengan teknik pemasaran yang tidak etis. Praktik tersebut meliputi pemberian hadiah fantastis untuk pembelian produk, penggunaan fake order agar produk terlihat laris, dan pemasangan buzzer untuk menciptakan kesan positif yang menyesatkan. Konsumen kesulitan mengidentifikasi mana ulasan asli dan mana yang hasil rekayasa.

Dengan pengalaman lebih dari enam tahun di industri kecantikan dan tiga tahun sebagai Presiden Direktur Athena Group, DLT mendirikan pabrik dengan nama PT Athena Group Industri di Cikarang. Pabrik ini tidak hanya memproduksi kosmetik tetapi juga berfungsi sebagai importir alat kesehatan, dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa produk skincare dan kosmetik berkualitas tidak harus mahal.

“Biaya produksi bahan berkualitas tidak semahal harga jual beberapa produk di pasaran. Yang terpenting adalah pemilihan kandungan yang sesuai dengan kebutuhan kulit konsumen Indonesia dan dilakukan sesuai prosedur dan regulasi yang berlaku,” jelas DLT.

DLT juga mengungkapkan, ketakutannya terhadap kondisi industri kecantikan saat ini. “Saya khawatir jika kasus overclaim dinormalisasi, konsumen akan kehilangan kepercayaan terhadap produk kecantikan. Jika ini berlangsung lama, mereka bisa kapok dan enggan menggunakan produk kecantikan, yang dapat berujung pada penurunan minat terhadap industri yang berkembang ini,” ujarnya.

Untuk mencegah situasi tersebut, DLT dan timnya berkomitmen untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, baik melalui media sosial maupun media. “Kami siap membantu para ‘beautymania’ dengan informasi yang dapat memberikan dampak positif,” tambahnya.

DLT juga membagikan tips kepada konsumen agar terhindar dari brand-brand kecantikan yang melakukan overclaim dan praktik pemasaran tidak sehat:

1. Pastikan Klaim Teruji Secara Klinis
Banyak brand melakukan overclaim untuk menarik minat pasar tanpa melalui prosedur yang tepat. Konsumen harus memastikan bahwa klaim dan manfaat produk teruji secara klinis untuk menghindari kekecewaan.

2. Hindari Produk dengan Potongan Harga Berlebihan
Waspadai produk yang memberikan potongan harga di atas 40% secara rutin atau gimmick hadiah premium. Ini bisa menjadi indikasi bahwa harga tinggi bukan mencerminkan biaya produksi yang sesungguhnya.

3. Teliti Ulasan Influencer dan Rekomendasi Brand Ambassador
Banyak influencer yang hanya mementingkan keuntungan komersial, sehingga konsumen harus memeriksa berbagai ulasan dan tidak bergantung pada satu sumber saja.

DLT terus mengingatkan konsumen untuk teliti sebelum membeli. Ia percaya bahwa produk skincare, body care, atau kosmetik yang bagus tidak harus mahal. Konsumen berhak mendapatkan produk berkualitas.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here