Marketing.co.id – Artikel Financial Services | Chief Agency Officer di Generali Indonesia ini bicara panjang lebar tentang industri asuransi jiwa, mulai dari perjalanan karirnya, peran teknologi dan agen, serta tips memilih asuransi jiwa yang tepat.
Sempat berkair di industri non keuangan selama 5 tahun setelah lulus kuliah, pria ini akhirnya jatuh cinta pada dunia asuransi. Total sudah sudah 23 tahun Sastradinata berkecimpung di industri asuransi. Mengawali karir sejak tahun 1999 di kampung halamannya Medan sebagai Financial Consultant atau agen, kini Sastradinata menduduki posisi sebagai Chief Agency Officer di Generali Indonesia. Dia menaungi lebih dari 10.000 agen di lebih dari 40 kantor pemasaran seluruh Indonesia.
“Saya jatuh cinta dengan dunia asuransi karena saya yakin dengan apa yang saya jalani yaitu misi mulia dimana saya membantu orang dan keluarga untuk terhindar dari risiko finansial, dan juga mengembangkan potensi masyarakat yang untuk bisa menggeluti profesi sebagai profesional di bidang pemasaran asuransi,” tutur alumni jurusan Teknik Sipil salah satu universitas di Bandung ini.
Menurutnya bergabung ke Generali Indonesia merupakan keputusan yang tepat, karena perusahaan asuransi ini terbilang masih baru dibandingkan kompetitornya. Tahun ini Generali baru menginjak usia 14 tahun. “Generali bisa dikatakan masih ‘remaja’. Tapi dibalik remaja itu, Generali punya banyak inovasi, agile¸ dan sangat cepat beradaptasi dengan kondisi yang ada. Semangat remaja di Generali sangat terasa, kami tidak pernah diam, terus berinovasi, terus bergerak hingga secara bisnis Generali sudah hampir sejajar dengan para kompetitornya yang sudah jauh lebih lama beroperasi di Indonesia,” ungkapnya.
Baca juga: AAJI: Hanya 6,5 Persen Penduduk Indonesia Miliki Asuransi Jiwa
Banyak inovasi di Generali yang belum pernah ada di industri asuransi, seperti life benefit, Robo ARMS, layanan telemedicine hingga DNA Journal. Kesemuanya merupakan produk dan layanan inovatif yang ditujukan untuk para nasabah. “Disinilah saya terpikat kepada Generali. Dengan semua dinamika dan value-value-nya, saya tertantang dan ingin menjadi bagian dari kesuksesan Generali berikutnya,” imbuh Sastradinata.
Yang paling berkesan bekerja di industri asuransi saat terjadi moment of truth, ketika perusahaan membayar klaim kepada keluarga nabasah. Di sini Sastradinata bisa merasakan langsung, bahwa yang dilakukan perusahaan benar-benar membantu keluarga nasabah di saat paling dibutuhkan.
“Inilah hal yang paling yang menggugah dari pekerjaan saya dibidang asuransi, dan mungkin dirasakan oleh para agen juga. Misi mulia ini yang menjadi semangat untuk terus melindungi lebih banyak keluarga,” paparnya.
Dia menilai, saat ini banyak masyarakat yang belum memahami dengan baik industri asuransi, atau kalaupun sudah memahami namun belum sempurna. “Tugas seorang agen adalah mengedukasi dan membantu masyarakat sadar akan risiko. Secara konsep, asuransi itu mencegah “tangisan kedua” dan bukan “tangisan pertama.”
Yang dimaksud “tangisan pertama” ketika kita sakit, atau butuh dana pendidikan atau yang terburuk ketika kepala keluarga tutup usia, sedangkan keluarga harus tetap menjalani hidup dengan biaya yang tentunya tidak sedikit. “Sedangkan ‘tangisan kedua’ adalah bagaimana memastikan biaya pada saat sakit, biaya yang cukup untuk pendidikan anak dan juga finansial yang baik ketika kepala keluarga harus meninggalkan keluarga terlebih dahulu,” ucap Sastradinata.
Memulai Karir dari Bawah
Sebelum menduduki posisi saat ini Sastradinata memulai karir dari bawah. Dia mengaku membangun karir di industri asuransi bukan hal yang mudah, melainkan butuh kerja keras dan kerja cerdas. “Belajar tanpa henti, inilah motto hidup saya,” tandasnya.
Kerja keras memang tidak pernah menghianati hasil. Ketika membangun karir sebagai Financial Consultant, setiap tahun dia bisa mendapatkan promosi dan naik level. Dan hanya dalam 3 tahun, dia bisa mendapatkan penghargaan “The Best” dengan posisi sebagai Senior Agency Manager.
Memimpin lebih dari 10.000 agen dalam kondisi penuh tantangan saat ini, diakuinya juga bukan perkara mudah. Di masa pandemi Generali melakukan 2 konsep penting, yakni vertikal dan horizontal. Secara vertikal dengan fokus meningkatkan kualitas para agen dengan meningkatkan skill mereka, khususnya digital skill. Secara horizontal dengan memperkuat rekrutmen, sehingga makin memperluas jangkuan target masyarakat yang dapat diproteksi.
“Sehingga meski pandemi, keagenan Generali tetap tumbuh kuat. Pencapaian ini tentu bukan karena saya sendiri, namun juga didukung oleh segenap tim dan kerja sama kami yang baik dengan para agen,” tuturnya.
Peran Agen di era Digital
Di Generali tegas Sastradinata, peran agen tidak akan tergantikan dengan teknologi. Peran penting agen dalam produk asuransi adalah sebagai advisor untuk bisa agile menyesuaikan kebutuhan nasabah. Apalagi untuk produk-produk asuransi yang lebih kompleks seperti unit link.
“Konsultasi dengan tenaga pemasar harus tetap dibutuhkan. Produk unit link sendiri memungkinkan nasabah bisa memilih proteksi yang sesuai dengan kebutuhan, dan tujuan finansial mereka, sehingga konsultasi, diskusi dan pemilihan produk yang tepat menjadi kunci,” katanya.
Terkait dengan digitalisasi, Generali menganut konsep high tech dan high touch. Pada konsep ini Generali berupaya memaksimalkan teknologi sebagai tools kerja agar prosesnya lebih mudah dan lebih cepat, namun disaat yang sama juga menekankan pada sentuhan empati atau human touch.
“Kami percaya bisnis ini adalah bisnis trust, sehingga relationship juga harus kuat dibangun. Tenaga pemasar atau agen tidak akan tergantikan dengan teknologi, karena seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, calon nasabah masih memerlukan konsultasi dan diskusi untuk menentukan produk yang cocok untuk mereka yang tentunya diperlukan human touch dan empati dari agen,” bebernya.
Baca juga: Yuda Wirawan: Industri Asuransi Harus Berubah
Tips Memilih Asuransi Jiwa
Saat ini, sudah banyak pilihan produk di pasar, dan pastikan calon nasabah benar-benar mempelajari terlebih dahulu setiap pilihan produk yang ada. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan agen, dan tanyakan sebanyak mungkin spesifikasi produk yang dituju.
Sastradinata menyarankan agar calon nasabah memilih perusahaan asuransi yang dalam kondisi sehat, antara lain dengan mempelajari kinerja keuangan perusahaan di website resmi perusahaan. “Setiap produk akan memiliki keunggulan dan risikonya masing-masing, dan penting bagi nasabah untuk benar-benar memahami cara kerja produk, dan setiap manfaat yang akan diterima,” katanya.
Selain itu, pilihlah produk yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk produk unit link, pilih yang bisa memberikan manfaat komprehensif dan bisa memberikan fleksibilitas dalam memilih produk asuransi kesehatan tambahan.
“Sebaiknya pilih produk yang unit link yang dilengkapi dengan fitur yang mampu mengoptimalkan nilai investasi di segala kondisi pasar, karena dengan nilai polis optimal, perlindungan kesehatan akan lebih maksimal. Tips terakhir, pilih produk yang SMART untuk perlindungan diri dan keluarga,” pungkasnya.
Dari Agen Asuransi Menjadi Chief Agency Officer
[Reading Time Estimation: 4 minutes]