Dampak Ekonomi Penerapan Ganjil-Genap Taksi Online

[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing – Rencana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperluas wilayah penerapan ganjil-genap di Jakarta menuai berbagai reaksi. Pembatasan lalu-lintas yang diklaim berhasil pada saat Asian Games 2019 itu akan diperluas untuk memperlancar lalu lintas dan mengendalikan polusi udara.

Salah satu yang menjadi bahasan adalah bagaimana dengan moda transportasi daring yang selama ini telah menjadi bagian keseharian masyarakat Jakarta Raya. Anies menyampaikan, aplikasi taksi online akan diberi penanda khusus sehingga dapat memasuki kawasan ganjil-genap.

Hal senada pun diungkapkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, agar taksi online bisa beroperasi di kawasan terbatas itu seperti halnya taksi pada umumnya. Taksi merupakan transportasi umum yang dikecualikan dari aturan ganjil genap.

Sementara Pengamat ekonomi Center for International and Strategic Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mengatakan, bahwa pengaturan lalu lintas di Jakarta Raya harus memperhatikan dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat dan dunia usaha. “Di satu sisi, ingin mengurangi kemacetan dan mengendalikan pencemaran udara, tapi di sisi lain jangan sampai mobilitas masyarakat melambat. Ujung-ujungnya roda perekonomian akan terganggu. Jakarta adalah pusat pemerintahan dan perekonomian nasional,” ujar Yose.

Karena itu, Yose menilai pengecualian aturan bagi moda transportasi online merupakan titik temu dari berbagai kepentingan yang harus diselaraskan di Ibukota. Sebagai salah satu moda transportasi umum yang sudah diakui dan diregulasi oleh pemerintah, sebaiknya taksi online juga diperbolehkan beroperasi di wilayah ganjil genap seperti sarana transportasi umum lainnya. Pengecualian ini mempertimbangkan berbagai faktor, terutama kehadiran taksi daring yang telah menjadi kebiasaan baru masyarakat.

Menurut Yose, sebenarnya masyarakat Jakarta dan sekitarnya memiliki berbagai opsi untuk memenuhi kebutuhan transportasinya. Dengan tersedianya transportasi publik seperti bus TransJakarta, MRT, KRL, taksi konvensional dan taksi online, masyarakat punya pilihan untuk beradaptasi dengan perluasan wilayah ganjil genap tersebut.

“Pengaturan ganjil genap sebenarnya membatasi pilihan masyarakat dalam menggunakan transportasi umum. Ini tentunya akan meningkatkan biaya untuk melakukan mobilitas. Dengan memberikan pengecualian kepada taksi online pilihan akan menjadi lebih banyak, biaya akan menjadi lebih murah, sehingga manfaat bagi konsumen akan semakin besar,” papar Yose.