CFA Society Indonesia: Menyatukan Kekuatan Manusia dan Teknologi

[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Marketing | CFA Society Indonesia sukses menggelar konferensi tahunannya bertajuk 2nd Investment Conference dengan tema “The New Frontier: Winning in Finance & Investment in the Age of Artificial Intelligence”, Financial Hall, Graha CIMB Niaga, Jakarta, Selasa (29/4). Acara ini menjadi panggung diskusi strategis bagi pelaku industri keuangan dan investasi dalam menyikapi perkembangan pesat teknologi AI.

Sebagai organisasi yang fokus pada peningkatan profesionalisme dan integritas di bidang keuangan, CFA Society Indonesia menghadirkan dua panel diskusi utama yang membedah peran kecerdasan buatan dalam mengubah lanskap industri keuangan dari berbagai perspektif: mulai dari investasi berbasis AI hingga dampaknya terhadap profesi dan karier finansial di masa depan.

Pahala N, Mansury, President CFA Society Indonesia dalam sambutannya mengatakan bahwa di tengah kemajuan teknologi yang melesat — mulai dari kecerdasan buatan, big data, hingga tokenisasi aset — industri keuangan sedang mengalami transformasi mendasar. Namun di balik semua algoritma dan mesin pintar, satu hal tetap tak tergantikan yaitu kebijaksanaan manusia.

“Teknologi dalam segala kehebatannya hanyalah alat. Ia mempercepat analisis, memperkaya wawasan, dan membuka peluang baru yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Tetapi, keputusan besar yang melibatkan nilai, kepercayaan, dan masa depan banyak orang tetap memerlukan sentuhan manusia. Kita, para profesional di bidang keuangan dan investasi, berdiri di garis depan perubahan ini,” kata Pahala.

Menurut Pahala, era baru ini bukan tentang manusia melawan mesin. Ini adalah tentang kolaborasi manusia dengan mesin. Tentang bagaimana kita menggunakan kecerdasan buatan sebagai alat untuk memperkuat ketajaman analisis, memperdalam pemahaman tentang risiko, dan memperluas imajinasi dalam menciptakan solusi finansial yang lebih baik bagi masyarakat.

“Di masa lalu, kata Pahala, keunggulan datang dari akses informasi yang terbatas. Hari ini, informasi tersedia di mana-mana. Yang membedakan bukan lagi siapa yang tahu lebih cepat, melainkan siapa yang mampu menafsirkan lebih bijak. Kreativitas, etika, dan kemampuan membangun kepercayaan adalah investasi utama kita dalam menghadapi masa depan,” lanjutnya.

Pahala N Mansury President CFA Society Indonesia
Pahala N Mansury President CFA Society Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat transformasi ini bukan sebagai ancaman, melainkan sebagai peluang besar untuk membangun ekosistem keuangan yang lebih inklusif, transparan, dan berkelanjutan. Melalui regulasi yang adaptif dan pengawasan yang inovatif, OJK mendorong agar industri keuangan tumbuh dengan sehat dan bertanggung jawab.

Dalam dunia baru ini, belajar sepanjang hayat bukan lagi pilihan, tetapi sebuah keharusan. Setiap profesional keuangan harus bersedia untuk terus mengasah diri — memahami bahasa baru data dan AI, sekaligus memperdalam komitmen terhadap nilai-nilai yang mendefinisikan profesi kita.

Sebagaimana dinyatakan Mirza Adityaswara, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, “Teknologi akan mempercepat langkah kita. Tetapi, nilai-nilai manusiawi — integritas, etika, dan kebijaksanaan — tetap menjadi kompas utama dalam membangun masa depan keuangan yang berkelanjutan.”

“Hari ini, di konferensi ini, kita bukan hanya berbicara tentang teknologi. Kita berbicara tentang perjalanan baru, di mana profesionalisme, keberanian berinovasi, dan komitmen kepada masyarakat menjadi landasan utama. Mari kita sambut masa depan ini, bukan dengan rasa takut, tetapi dengan semangat untuk membangun dunia keuangan yang lebih cerdas, lebih adil, dan lebih berdaya bagi semua,” pungkas Pahala.