CEO/CMO Muda, Generasi Pertama Era Teknologi Informasi

Banyak orang muda yang sukses meraih karier hingga posisi puncak. Tak sedikit pula yang mampu menjadi pengusaha  sukses di usia kepala tiga.

Sekitar satu dasawarsa terakhir ini, dunia bisnis diwarnai dengan munculnya pemimpin-pemimpin muda. Mereka menjadi orang nomor satu di berbagai perusahaan dari beragam industri. Sebagian merupakan pewaris perusahaan yang dirintis oleh orangtua. Banyak juga yang merintis dari awal bisnis mereka sendiri dan bisnis itu mencapai kesuksesan dalam kurun waktu yang relatif cepat. Ada pula yang merintis karier sebagai profesional dan berhasil dinobatkan sebagai pemimpin perusahaan.

Meski ada beragam latar belakang meraih posisi paling top tersebut, ada kesamaan di antara mereka. Rata-rata para CEO/CMO muda ini mengenyam pendidikan di luar negeri. Dengan begitu, mereka pun memimpin dengan gaya lebih modern. Kepemimpinan yang modern dalam artian mampu menciptakan gaya perusahaan yang lebih egaliter, tidak birokratis, dan struktur organisasi yang merit.

Kemudian, di tangan mereka, bisa dibilang perusahaan lebih bersinar dan bertumbuh dalam keuntungan. Sebab, di tangan para CEO/CMO muda ini, ide-ide baru di setiap lini dan strategi perusahaan muncul dan diaplikasikan secara tepat.  Tidak hanya dalam strategi marketing, namun juga dibarengi dengan pembaruan di bidang lain, seperti pengembangan produk, sumber daya manusia, dan lainnya. Bisa dikatakan kreativitas mereka begitu luar biasa dan mungkin tidak terpikirkan oleh generasi pendahulunya.

Menurut Rhenald Kasali, sekarang ini setiap orang punya kesempatan untuk memimpin. Di luar syarat-syarat kecakapan pada umumnya, yang dibutuhkan untuk meraih posisi tersebut adalah harus menjadi seorang cracker. Dalam bahasanya, Rhenald menyebutkan bahwa cracker adalah orang yang tidak saja mengubah haluan perusahaan. Namun, ia juga merombak industri yang ditekuninya. Ia tidak saja berpikir bagaimana perusahaan atau produknya laku di pasaran, namun bertindak,  sehingga memaksa pemain lain harus mengikuti iramanya.

Para CEO/CMO muda ini bisa dibilang termasuk dalam kategori cracker tersebut. Setidaknya secara individu. Sebab, mereka mampu menembus persaingan yang begitu ketat dan padat hingga mampu berada di posisi puncak. Termasuk juga mereka yang meneruskan perusahaan keluarga atau bahkan yang sukses merintis usaha sendiri. Mereka mampu menjadikan perusahaannya patokan bagi yang lain.

Sebagai contoh sebuah website yang dikelola oleh anak-anak muda yang sukses dengan ratusan ribu member. Padahal, awalnya website ini “hanya untuk kasak-kusuk saja”. Akhirnya, sekarang kaskus.com menjadi website lokal yang memiliki member terbanyak, sekitar 3 juta orang dengan lebih dari 18 juta pengakses tiap bulannya.

 

Serba Canggih

Ada beberapa hal yang bisa dijadikan alasan para CEO/CMO muda ini bisa tampil gemilang dalam memimpin perusahaan. Tidak disangkal bahwa orang muda identik dengan ambisi, menggebu-gebu, dan minim pertimbangan. Ada yang bilang, “hantam dulu urusan belakangan”. Namun, yang membedakan para CEO/CMO muda saat ini adalah  mereka  tumbuh di era globalisasi yang menuntut untuk selalu update dengan berbagai perkembangan, baik di dunia marketing, bisnis, moneter, politik, dan lainnya. Berbagai  informasi ini dapat mereka peroleh dalam sekejap. Kekayaan informasi ini menjadi salah satu modal utama dalam mengambil kebijakan dan mencipta suatu kreativitas. Sehingga, meski agresif atau ekspansif, pertimbangan para CEO/CMO muda bisa dibilang sudah matang.

Kondisi di atas terjadi karena keuntungan mereka yang kariernya tumbuh atau muncul bersamaan dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat  sekarang ini. Wajib hukumnya bagi para CEO/CMO muda tersebut untuk menguasi dan mengikuti perkembangan di bidang ini. Walaupun, mungkin saat mereka masih di bangku sekolah dulu, internet masih belum terbayang di angan-angan.

Adanya kemajuan teknologi komunikasi juga membuat para CEO/CMO muda mudah melebarkan dan membentuk network di antara mereka. Menjalin relasi bisnis dengan para pebisnis di belahan dunia lain terjadi dalam hitungan jam saja. Dengan begitu, bisa dikatakan bahwa para CEO/CMO di kisaran umur 35–42 tahun adalah generasi pertama para CEO/CMO yang dikandung oleh teknologi informasi dan komunikasi. Ada beberapa yang bahkan usianya lebih muda.

Menurut Alino Sugianto, Presiden Director PT Sony Ericsson Mobile Communications Indonesia, teknologi memang membawa pengaruh pada perkembangan karier mereka sekarang ini. Adanya teknologi komunikasi membuat semua informasi cepat didapat dan menjalin relasi juga semakin mudah.

Namun di sisi lain, ia juga menyatakan bahwa di era globalisasi dan liberalisasi ini, kesempatan orang untuk meraih posisi puncak itu sama. Senioritas sudah bukan zamannya lagi, yang dilihat adalah kemampuan dan prestasi kerja. “Saya pikir teknologi memiliki peran penting dalam berkarier, namun di sisi lain angkatan-angkatan yang lulus di era saya memang sudah sewajarnya saat ini memimpin di perusahaan-perusahaan swasta, saya tidak tahu dengan yang di BUMN,” jelasnya.

Pada kondisi lain, pembaruan dengan penerapan teknologi di suatu perusahaan disuarakan oleh orang muda. Biasanya terjadi di perusahaan keluarga. Para penerus yang rata-rata masih muda dan melek teknologi ini melakukan terobosan di bidang teknologi yang digunakan perusahaannya.

Seperti yang dilakukan oleh Noni Sri Ayati Purnomo, Vice President Business Development Blue Bird Group. Perempuan ini mengusung ide tentang penerapan teknologi guna mengintegrasikan semua data perusahaan dari finansial, bengkel, administrasi dan lainnya. “Saya menghubungkan semua teknologi yang ada untuk mendapatkan data-data yang akurat. Jadi, mulai dari administrasi, bengkel, hingga finance menggunakan SAP yang terhubung ke pusat,” jelasnya.

Tidak saja berkaitan dengan teknologi, Noni juga melakukan terobosan di bidang PR dalam perusahaan.  Program ini justru yang menjadi gebrakan pertamanya saat bergabung di Blue Bird. Menurutnya, divisi public relations sangatlah penting untuk menjembatani komunikasi internal dan eksternal. Selain itu, divisi ini pun berperan untuk mengomunikasikan informasi dan layanan yang ada di Blue Bird kepada konsumen.

Banyak aktivitas lain yang dilakukan para CEO/CMO dalam memberikan sentuhan baru di perusahaannya masing-masing. Baik dalam dunia teknologi, marketing, inovasi produk, komunikasi, dan lainnya. Sejauh ini, kebanyakan mampu menunjukkan bahwa keputusan yang mereka ambil tidak melulu karena menuruti jiwa muda saja. (w)

 

Ign. Eko Adiwaluyo

Liputan: Fisamawati, Andri Darmawan, Harry Tanoso, Merliyani Pertiwi

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.